YUK BERI SEJUTA HARAPAN UNTUK PENGIDAP CEREBRALPALSY
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Cerebral Palsy merupakan kelainan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bergerak dan menjaga keseimbangan dan postur tubuh, kelainan ini bawaan dari lahir yang bersifat seumur hidup bahkan tidak sedikit yang berujung pada Kematian. Orang yang mengidap Cerebral Palsy ini akan mengalami kelumpuhan disekujur tubuhnya baik tangan, kaki, leher dan dibagian tubuh lainnya menjadi Kaku (susah digerakan) akibatnya seumur hidupnya hanya bisa berbaring dan akan tergantung pada orang lain terutama pada keluarganya seperti Orang tuanya ataupun pada Saudara-saudaranya.
Makanya tak jarang untuk yang mengidap Cerebral Palsy diharuskan menjalani pengobatan atau therapy seumur hidup, hal ini bertujuan agar otot dan syaraf motoric yang ada di tubuhnya tetap lentur sehingga tubuhnya bisa digerakan (tidak kaku). Namun tak sedikit yang mengidap Cerebral Palsy harus terhenti pengobatan atau therapy nya bahkan tidak mendapatkan pengobatan atau therapy sama sekali karena ketiadaan Biaya, seperti hal nya Cucu Imail yang saat ini sudah berusia 21 tahun akan tetapi kondisinya Ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Cucu Ismail mengidap Cerbral palsy berawal saat usia 2 bulan sakit panas tinggi sampai kejang dan koma selama beberapa minggu. Hingga Dokter mendiagnosa kalau menderita 4 penyakit sekaligus, Suspect Sequelae Meningitis, TB, Bone TB, dan Cerebral Palsy, namun sampai usia nya yang sudah mengijak 22 tahun Ia belum pernah lagi melakukan pengobatan ataupun therapy karena ketiadaan biaya, akibatnya penyakit tersebut membuat tubuh dan otaknya mengalami kelumpuhan. Kaki dan tangannya bengkok hingga sulit digerakkan. Iapun tidak bisa bicara, tapi Ia hanya bisa melihat dan mendengar saja. Makanya Terkadang, jika Cucu mendengar ibunya sedang menangis saat sholat malam, rasanya Ia ingin sekali memeluk dan mengusap air mata Mak Yayat.
Ayah cucu sendiri sudah meninggal, jadi saat ini Cucu ismail hanya tinggal tinggal bersama ibu dan 3 saudaranya di rumah panggung. Dindingnya terbuat dari anyaman bambu, lantainya dari belahan bambu yang sudah rapuh, serta atap dan langit-langit yang sudah banyak yang jebol dan bocor.
Mak Yayat, adalah ibu yang sabar dan tangguh. Setiap pagi, setelah memandikan, memakaikan baju, mengganti popok dan menyuapi Cucu, barulah Beliau pergi untuk bekerja. Mak Yayat adalah seorang buruh tani yang hari-harinya mencangkul lahan, mengangkat pupuk kendang, mencari rumput untuk dijual, dan pekerjaan lainnya hingga sore hari. Penghasilannya tidak lebih dari 30 ribu sehari. Dengan pengahsilan yang sedikit ini tentunya tidak mencukupi untuk membiayai pengobatan Cerebral palsy Cucu.
Selain Cucu ismail yang diusianya sudah menginjak dewasa namun mengidap Cerbral Palsy dan tidak bisa berobat karena tidak memiliki Biaya, ada juga Engkus (36 tahun) seorang pengajar Bahasa Inggris yang sudah memiliki belasan murid anak-anak secara offline dan puluhan ribu murid secara online setiap hari, dengan penghasilan tergantung dari ada tidaknya yang memeberi uang sebagai tanda terimakasih kepadanya. Selain itu,
melalui jari kakinya Engkus pun sudah berhasil menulis 2 buah buku dengan judul “A Life On Toes" buku yang menceritakan Biografi Engkus sendiri serta buku "Modul Bahasa Inggris Kelas VII” yang merupakan buku materi dasar Bahasa Inggris. Karena Dedikasi, Karya dan inspirasinya terhadap dunia pendidikan serta dalam memperjuangkan mimpinya ditengah keterbatasan, Engkus sering mendapatkan berbagai penghargaan baik daerah maupun nasional.
Saat ini, Engkus hanya tinggal berdua bersama Ayahnya yang sudah sepuh. Sudah hampir 4 tahun Abah Dudun merawat Engkus seorang diri semenjak Istrinya meninggal karena sakit. Dari mulai menyuapi makan, membersihkan engkus setelah beres buang air besar, memandikannya bahkan sampai dengan menggendong engkus ketika Ia ingin ke toilet. Padahal kondisi tubuh Abah Dudun begitu renta termakan usia.
Dihari tuanya, Abah Dudun masih bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan tidak lebih dari 50 ribu/hari. Itupun jika ada yang menyuruhnya, namun ketika tidak ada pekerjaan, beliau hanya berdiam diri dirumah sambil merawat Engkus. Makanya kenapa sampai saat ini Engkus belum pernah berobat lagi karena ketiadaan biaya.
Dan ada juga Ahmad (19 tahun) sudah mengalami kelumpuhan sejak usianya 2 tahun. Kedua kaki dan tangan Ahmad bengkok dan kaku, serta tidak bisa bicara sampai sekarang. Saat itu Pak Abdul Rosid (50) merasa aneh melihat kondisi kaki anaknya yang tidak normal tersebut.
“Saya tidak punya uang buat bawa Ahmad ke dokter. Jadi waktu itu saya bawa aja ke tukang ahli tulang. Udah setaun dari sana, eh bukannya sembuh malah makin parah. Saya sangat menyesal… andai waktu bisa diulang,” ujar Pak Rosid dengan penuh penyesalan.
Sehari-hari Pak Rosid jualan es limun keliling milik temannya dari jam 9 pagi sampai 3 sore, tak jarang sampai menjelang malam jika dagangannya hanya sedikit yang terjual terutama jika saat musim hujan. Setiap satu es Pak Rosid dapat upah Rp1.000 dan biasanya menjual tidak lebih dari 40 es limun atau dapat sekitar 40 ribu sehari. Tentunya dengan pengahasilan segitu tidak mencukupi untuk membawa berobat Ahmad. Sedangkan Ibunya sudah meninggal 3 tahun yang lalu karena Covid 19.
Mereka bertiga baik Cucu Ismail, Engkus dan juga Ahmad tidak pernah membayangkan jika harus hidup tergantung kepada Orang lain, meski Orang lain itu merupakan Keluarga sendiri, apalagi Orang lain tersebut adalah Orang tua Mereka. Disaat usia Mereka sudah menginjak Dewasa yang seharusnya sudah dapat membahagiakan, membanggakan bahkan meringankan beban Orangtua Mereka sendiri, namun karena mengalami ,kelumpuhan di sekujur tubuh akibat penyakit Cerebral Palsy tapi justru malah sebaliknya. Dan keluarga Merekapun tidak pernah menginginkan Mereka harus terlahir dengan kondisi seperti ini.
SahabatKu mari Kita bersamai para perjuangan Keluarga pengidap Cerebral Palsy dengan ikut berdonasi dalam penggalangan dana ini, sekecil apapun donasi dari sahabatKu semua tentunya akan sangat bermanfaat bagi para pengidap Cerebral Palsy dalam Ikhtiar untuk mendapatkan kesembuhan ataupun dalam memenuhi segala kebutuhan Mereka.
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk pemenuhan penunjang kesehatan, pemenuhan kebutuhan bulanan bagi para pengidap Cerebral Palsy dan Jika terdapat kelebihan dana, akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan para Dhuafa serta Program-program lainnya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
YUK BERI SEJUTA HARAPAN UNTUK PENGIDAP CEREBRALPALSY
terkumpul dari target Rp 100.000.000