BANTU! KELUARGA TUKANG SAMPAH TERJANGKIT THALASEMIA
terkumpul dari target Rp 45.000.000
Tragis! Istri dan Anak pertamanya meninggal karena penyakit yang sama, Pak Yana (52 tahun) tukang sampah sedang berjuang untuk menyelamatkan Anak ke 2 nya dari penyakit yang sama.
“Jika Allah Subhanahu Wata’ala memberi kondisi Anak Saya seperti ini, Saya terima! tapi ketika anak Saya sakit, ya Saya juga sakit…” ungkap Pak Yana.
Penyakit ini sudah 6 tahun Parah nya dan selama itu pula Yadi tidak mendapatkan pengobatan dengan seharusnya karena ketiadaan biaya terutama dalam hal melakukan transfusi darah dalam 2 minggu sekali ke Rumah sakit rujukan yang berada di Bandung , meski sudah Ia derita dari sejak usia 4 tahunan namun transfusi tersebut tak pernah Yadi lakukan, akibatnya dari dulu Kang Yadi gampang sekali sakit sampai mengganggu terhadap sekolahnya, hingga Pak Yana memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah Yadi yang hanya sampai kelas 5 SD saja.
Bahkan saat ini kondisi kang Mulyadi atau yang sering dipanggil Yadi semakin parah, bayangkan bagaimana untuk bernafas saja ia terengah-engah tidak ada oksigen sebagai alat bantu pernafasan karena harganya yang mahal, lalu untuk bicara saja Ia begitu kesulitan, sedangkan paru-parunya susah dalam mendapatkan udara segar! Mirisnya karena sudah lama tak ditangani medis, semakin hari kondisi badannya menyusut karena Thalasemia mayor atau thalassemia berat (kelainan sel darah merah) akibatnya tubuh Mulyadi kecil seperti usia baru 14 tahun padahal saat ini usianya akan menginjak 25 tahun dengan kulit disekujur tubuhnya berwarna kuning, kondisi kedua mata yang sayup, Pipi jatuh kebawah, kedua tangan kurus, perut membuncit sebesar baskom, kedua kaki besar membengkak, sehingga ketika duduk terus ingin berdiri, Ia harus dibantu terlebih dahulu baru bisa berdiri dan jalan pun pelan-pelan sekali dengan tertatih-tatih karena Ia mudah kecapean hingga kehabisan nafas (nafasnya berat), makanya kang Yadi lebih banyak tiduran dalam keseharian nya.
Kondisi inipun berlanjut pada Anak keduanya yang bernama Yuni saat ini usianya sudah 19 tahun, Ia memiliki perawakan yang sama kurus dengan perut buncit meski tidak separah kakaknya Yadi dan sampai saat ini Yuni juga belum pernah mendapatkan pengobatan yang seharusnya karena ketiadan biaya,
tentunya hal ini menjadi kekhawatiran besar Bagi Pak Yana terutama setelah Kepergian Kang Yadi yang selang 2 hari setelah dikunjungi oleh Team Kebaikan Ummat Beliau meninggal di Rumahnya karena penyakit Thalasemia yang dideritanya.
Sudah jatuh ditimpa tangga, itulah pepatah yang tepat bagi Pak Yana yang sekarang alami. Namun apalah daya, Beliau hanyalah seorang buruh bangunan yang beralih Profesi menjadi Tukang sampah (petugas kebersihan) dilingkungan tempat tinggalnya dengan upah hanya 500 ribu perbulan, dari jam 6 pagi sampai dengan 5 sore Pak Yana harus berkeliling dari rumah ke rumah sebanyak 45 Kk, dengan menyusuri jalan raya serta gang sempit sambil mendorong beratnya gerobak yang dipenui sampah, baik dengan kondisi cuaca yang begitu panas ataupun dingin, tak pernah Ia rasakan demi menafkahi anak-anaknya dan agar bisa menabung untuk biaya pengobatan Yuni.
“Sudah cukup Pak Saya kehilangan Istri saya dan Anak Saya karena penyakit yang sama, Saya mungkin kemarin lalai dalam memperjuangkan kesembuhan Istri Saya dan Yadi karena ketiadaan biaya, tapi kalau sekarang Saya ingin memperjuangkan kesembuhan untuk Yuni anak kedua Saya yang memiliki gejala yang sama penyakitnya..”, ucap Pak Yana.
Makanya Pak Yana sangat ingin sekali membawa berobat Yuni anak ke duanya, Ia tidak mau lagi harus kehilangan orang yang disayangnya seperti Istri dan Anak pertamanya yang meninggal disebabkan penyakit Thalasemia tersebut,
Penyakit ke 2 Anaknya ini disebabkan karena Penyakit turunan dari Istri nya yakni Bu Nunung yang baru 8 bulan meninggal akibat penyakit Thalasemia mayor dan penyakit Jantung di usaia 45 tahun. Penyakit turunan dari Bu Nunung ini dapat menjalar ke Yadi dan Yuni melalui susu ASI (Air Susu Ibu), makanya saat kelahiran Anak ketiganya yakni Siti (8 tahun) tidak diberi ASI (Air Susu Ibu) karena sudah dilarang oleh Dokter yang berkata “jika nanti punya Anak jangan diberi ASI (Air Susu Ibu),” makanya Siti hanya diberi Susu formula saja, sehingga Alhamdulillah Ia sehat dan sekarang masih bersekolah kelas 3 MI (Madrasah Ibtidaiyah).
Kini Pak Yana dan Anak-anaknya tinggal dirumah yang sempit dengan ukuran sekitar 3 meter ke 6 meter dan bangunan semi permanen yang cukup kumuh, bangunan tersebut terbuat dari campuran bata yang sudah berlumut dan asbes dengan dibeberapa bagian bolong-bolong sebagai dindingnya, sebagian lantai pluran semen dan sebagian lagi tanah, tidak ada kamar dan tidak ada toilet, yang ada ruang tamu yang dijadikan sebagai tempat tidur juga dan sepetak dapur.
“jadi kalau mau Buang air besar, mandi atau nyuci numpang ke rumah tetangganya yang kebetulan WC nya berada tepat dibelakang rumah,” ungkap Yuni.
Yuni saat ini kesehariannya mengurus pekerjaan rumah, seperti mencuci baju, cuci piring, masak, beres-beres rumah dan lainnya, sebab selain karena kondisi Yuni sendiri yang sedang sakit, Ia juga sulit mendapatkan pekerjaan karena hanya lulusan SD saja akibat tidak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolahnya. Sehingga Kini harapan Yuni untuk berobat dan adik nya Siti untuk sekolah berada pada ayahnya Pak Yana yang bekerja menjadi tukang sampah meski dengan penghasilan yang kecil.
SahabatKu, melalui penggalangan dana ini mari kita bantu Pak Yana, jangan biarkan Beliau berjuang sorang diri untuk mengobati Yuni dan menyekolahkan Siti, dan jangan biarkan juga Pak Yana kehilangan anak kedua nya tersebut sebagaimana Ia sudah kehilang Istri beserta Anak pertama nya yang disebabkan karena penyakit yang sama.
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk Pemenuhan penunjang kesehatan Yuni, Pemenuhan kebutuhan bulanannya, pemenuhan pendidikan Siti, Modal usaha Pak Yana, Renovasi rumahnya dan jika terdapat kelebihan dana akan digunakan untuk membantu para penerima manfaat lain nya melalui Program-program yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
BANTU! KELUARGA TUKANG SAMPAH TERJANGKIT THALASEMIA
terkumpul dari target Rp 45.000.000