ANAK NGIDAP TUMOR RUMAH HAMPIR AMBRUK BANTU PAK OMON
terkumpul dari target Rp 70.000.000
Namanya Ineu, saat ini Ia berusia 8 tahun dan duduk dibangku kelas 2 Sekolah Dasar, namun kondisi tubuhnya amat sangat memprihatinkan dengan perut yang begitu besar, dengan seiring berjalanya waktu perut Ineu pun kian terus bertambah besar, tentunya jika ini dibiarkan terus menerus tanpa melakukan pengobatan kemungkinan Organ-organ dalam yang ada diperutnya akan rusak, sehingga hal ini akan mengancam nyawa Ineu sendiri.
Tak jarang pula akibat kondisi perutnya ini, Ineu sering mendapatkan ejekan dari teman sebayanya dengan sebutan si kentung, atau si reuneuh (si Hamil)… dan hal inilah yang membuat Ineu merasa minder.
“Saya sering sakit hati Pak, kalau liat kondisi Ineu, apalagi kalau sudah denger orang yang bilang Na’udzubillah... ketika meilihat perut Anak saya, dengan panggilan si reuneuh (si Hamil)” ungkap Bu Juju.
Menurut hasil pemerikasaan Dokter pada bulan September 2018 atau hasil pemerikasaan 5 tahun yang lalu Anneu kemungkinan mengidap penyakit Tumor Wilms atau nephroblastoma merupakan kanker ginjal yang langka terjadi, gangguan ini rentan terjadi pada anak-anak yang menyasar usia 3-4 tahun. Penyakit ini sendiri Ineu idap sejak usia baru 3 bulan, itu artinya sudah hampir 8 tahun Ineu harus hidup dengan perut yang besar seperti ini bahkan dengan seiring berjalannya waktu perutnya akan semakin membesar.
URGENITAS: Makanya Ineu harus segera mendapatkan tindakan Operasi pengangkatan Tumor, sebab kalau tidak Tumor diperutnya akan semakin membasar sehingga merusak organ-organ yang berada dalam tubuhnya seperti Jantung, Liver serta Ginjal yang jika dibiarkan akan mengakibatkan kematian, makanya tak jarang akibat dari penyakit ini perutnya Ineu sering merasakan sakit, mual, muntah, demam dan bahkan susah bernafas (sesak nafas). Ineu memang harus segera di operasi, namun apalah adaya sudah 5 tahun belakangan ini pengobatannya harus terhenti karena ketiadaan biaya, Ayahnya yakni Pak Omon hanya seorang buruh tani dengan penghasilan tidak lebih dari 40 ribu/hari itupun jika ada yang menyuruh, sedangkan Ibunya bernama Bu Juju yang hanya seorang Ibu Rumah tangga biasa dengan setiap harinya mengasuh ke 6 anaknya termasuk Aneu dan adiknya yang mengidap gizi buruk.
Pak Omon dan Bu Juju saat ini memiliki 6 Anak, 2 diantaranya sudah menikah sedangkan anak ke tiga bernama Sigit, saat ini baru kelas 6 SD, sedangkan Anak ke 4 bernama Marsel baru kelas 4 SD, kemudian Ineu sendiri kelas 2 SD namun memiliki penyakit Tumor di perutnya dan Anak yang terakhir bernama Arif saat ini mengidap Gizi buruk.
Anak ke 3 yang bernama Sigit sudah jarang masuk sekolah karena tidak memiliki biaya dan bekal buat sekolah, sedangkan jarak dari rumah ke Sekolah cukup jauh sekitar 4km, sehingga Ia pun suka ikut Bapaknya bekerja di sawah (ngageubug padi) atau menjadi tukang pembelah kelapa dengan sehari di kasih upah 20-35 ribu tergantung orang yang ngasih kerjaan,
“ Bukannya gak mau, tapi gak punya uang buat bekal ma bayar sekolahnya, kasihan Bapak kalau Saya maksain sekolah, Saya ingin bantu Bapak kerja aja buat bayar sekolah adik ma buat nyembuhin Ineu..” ujar Sigit dengan nadah lirih.
Hampir setiap hari Sigit bekerja di sawah membantu Pak Omo bekerja, dengan tubuh sekecil itu Ia menghiraukan rasa cape ditengah teriknya panas matahari demi untuk membantu Orang tua dan adiknya Ineu, namun terkadang adiknya yang bernama marsel juga ikut bekerja sebagai pemotong kayu bakar meski dengan upah Cuma 10 ribu untuk sekali suruh dan uang tersebut Ia gunakan untuk bekal sekolah serta sebagian dibagikan kepada kedua adiknya.
UREGENITAS: Saat ini Pak Omon tinggal beserta keluarganya disebuah rumah panggung yang merupakan warisan dari keluarganya, kondisi rumah tersebut begitu sangat memprihatinkan, dengan dinding terbuat dari anyaman bambu yang sudah bolong-bolong dibeberapa tampat, lantainya yang terbuat dari kayu bambu sudah rapuh serta bolong sehingga kalau diinjak harus hati-hati sekali makanya hampir seluruh lantainya ditutupi bongkahan kayu agar kuat untuk diinjak, sedangkan untuk toiletnya berada diluar belakang rumahnya itupun dengan bangunan alakadarnya yang hanya ditutup sisi-sisi pinggirnya tanpa memiliki atap, tiang-tiang kayu rumahnya pun sudah rapuh serta sudah miring, begitupun dengan atapnya jika hujan dipastikan bocor dimana-mana, ditambah untuk bagian dapurnya sudah tidak dipergunakan lagi karena sudah rapuh sekali apalagi jika sedang hujan yang dibarengi dengan angin besar dikhawatrikan Pak Omon rumahnya ambruk, tentunya jika hal itu terjadi akan membahayakan nyawa Pak Omon beserta keluarganya.
Dan untuk menghindari ketakutan Pak Omon tersebut Beliau berharap bisa memperbaiki rumahnya, makanya saat ini Beliau menyicil bahan buat membangunnya dengan mngumpulkan kayu dari hutan, sedangkan Istrinya mengumpulkan bebatuan dari sungai, hampir setiap hari Bu Juju membawa 3 sampai dengan 5 batu dari sungai padahal jarak dari rumah ke sungai lumayan cukup jauh sekitar 2km, namun meski demikian itupun masih belum cukup karena masih banyak bahan bangunan yang Ia perlukan seperti pasir, semen, batu bata, paku-paku dan lainya, belum lagi untuk bayar tukang bangunannya.
Dengan penghasilan yang hanya 70 ribu perhari, meski sudah ditambahkan dengan penghasilan anaknya Sigit dan itupun jika keduanya ada yang menyuruh untuk bekerja tetap saja tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari keluargnya, hal ini bisa terlihat dari anak Pak Omon yang terkhir mengidap Gizi buruk, makanya kenapa pengobatan Ineu sudah tidak pernah dilakukan lagi, padahal saat ini perutnya sudah semakin membesar dan semakin terasa sakit, sedangkan hampir setiap hari Ineu hanya bisa memakan Mie Instan yang dilarang oleh Dokter karena panyakit tumornya yang sudah sangat membesar, sungguh hal ini membahayakan Ineu sehingga Ia harus lebih lama berjuang untuk sembuh dari penyakitnya.
SahabatKu, mari Kita bersamai perjuangan Pak Omon dalam berikhtiar menyembuhkan Ineu dari penyakit Tumor ganas yang bersarang didalam perutnya, sehingga dapat mengembalikan senyum keceriaan Ineu dalam menjalani hidupnya yang masih Panjang, serta mari Kita bantu keluarganya Pak Omon untuk memiliki tempat hunian yang lebih layak dan nyaman.
Dan jika SahabatKu memiliki informasi tentang orang yang perlu kami bantu dalam pembuatan galang dana seperti Ineu bisa menghubungi Kami Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat melalui Nomor Whatsapps berikut ini:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia”_ (HR. Ahmad).
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk biaya pengobatan atau Operasi Ineu, renovasi rumah, modal usaha Pak Omon, Dana pendidikan Anak-anaknya, pemenuhan penunjang kesehatan Ineu dan jika terdapat kelebihan dana akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan para Dhuafa serta Program-program lainnya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
ANAK NGIDAP TUMOR RUMAH HAMPIR AMBRUK BANTU PAK OMON
terkumpul dari target Rp 70.000.000