Pilu! Anak Buruh Tani Mengidap Kanker Dan Rumah Roboh Tertimpa Pohon
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Pagi itu semua terasa norma-normal saja, Pak Juhana (51 tahun) bersiap pergi berangkat bekerja kesawah, namun baru saja Ia melangkah kan kakinya tiba-tiba saja Anak sulungnya Gozali (29 tahun) berteriak kesakitan tanpa sebab saat sedang masih tertidur, sontak hal itu membuat Ia beserta Istrinya Bu Acah (47 tahun) menjadi panik,
“Adduhhhh…Sakit pak,,,,saaakiiit!!! “ teriak Gozali sambil memegang kepalanya.
Ia pikir sakit dikepalanya hanya migran biasa yang hanya cukup diobati dengan mengkomsumsi obat warung saja, namun sudah 2 mingguan sakit di kepala Gozali tak kunjung reda, hingga akhirnya Bu Acah membawa Gozali ke Puskemas terdekat karena tidak tega melihat Anaknya tersebut teriak-teriak kesakitan hampir setiap hari, padahal waktu itu Bu Acah hanya memiliki uang sebesar 20 ribu saja, itupun hanya cukup untuk sekedar biaya transportasi aja, sebab untuk biaya berobatnya Gozali memiliki kartu BPJS yang bisa Ia gunakan dalam mengobati kepala anaknya tersebut.
Setelah dibawa ke Puskemas pun penyakit Gozali belum bisa langsung diketahui karena besoknya Ia harus dirujuk ke Rumah sakit terdekat yang berjarak sekitar 12 km, padahal Bu Acah tidak memiliki uang lagi untuk biaya transportasinya. Karena waktu itu kondisi kepala Gozali semakin parah rasa sakitnya, akhirnya Pak Juhana ayah dari Gozali mencari pinjaman uang ke saudara dan tetangganya hingga terkumpullah uang sebesar 700 ribu, kemudian uang tersebut Ia gunakan untuk membawa Gozali ke Rumah sakit rujukan.
Singkat cerita, setelah dilakukan pemeriksaan pathologi akhirnya Gozali di vonis mengidap penyakit kanker Nashofaring atau kanker pembuluh darah pernapasan yang terletak disebelah kiri, meski kanker ganas Gaozali belum bisa ditentukan stadiumnya namun perkembangannya begitu sangat cepat hal ini bisa terlihat dari Kanker tersebut yang sudah mendorong mata sebelah kiri Gozali keluar, bahkan sudah membuat mata sebelah kirinya juga menjadi buta tidak bisa melihat sama sekali, begitupun dengan syaraf motoric matanya yang sudah rusak sehingga Ia tidak bisa berkedip sendiri dan tidak bisa mengontrol ketika menutup mata kirinya padahal Kanker ini baru Gozali derita selama 8 bulan.
Dengan alasan inilah Dokter langsung menyarankan Gozali untuk melakukan Operasi pengangkatan Kanker ganasnya ini, sedangkan biaya operasi yang bisa mencapai puluhan juta ini tidak dicover seluruhnya oleh BPJS, ini yang membuat Pak Juhana harus berpikir lebih keras lagi untuk mengumpulkan uang sebanyak itu dari mana?. Pak Juhana sendiri hanya seorang buruh tani yang setiap hari bekerja dari jam 6 pagi sampai jam 3 sore dengan upah hanya 50 ribu/ perhari dan uang itupun kadang tidak cukup untuk biaya makan serta biaya kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Karena operasi pengangkatan kankernya belum bisa dilakukan karena ketiadaan biaya, maka Dokter menyarankan Gozali untuk melakukan terlebih dahulu Kemotherapi, dan itupun harus dilakukan di rumah sakit rujukan lanjutan yang berada di Jakarta yang sangat jauh jaraknya sehingga akan membutuhkan biaya akomodasi yang lebih besar lagi, Perkiraan untuk biaya akomodasi Gozali dari karawang menuju Jakarta bisa mengahbiskan uang sekitar 1,5 jutaan itu sudah termasuk untuk biaya makan, biaya sewa mobil dan kebutuhan lainya selama melakukan kemotherapi di Jakarta.
Kemotherapi ini harus dilakukan Gozali bertujuan untuk mengantisipasi kankernya agar tidak semakin menjalar lebih luas, apa lagi letak kanker ganasnya ini berada dibagian kepala, yang bisa saja menjalar kebagian otak Gozali, dan jika kankernya tersebut sudah menjalar ke otak tentu akan merusak jaringan otaknya sehingga dapat dipastikan dampaknya, kalau tidak mengalami kelumpuhan permanen seluruh tubuh Gozali, juga paling parah bisa mengakibatkan kematian.
Dan akibat terburuk inilah yang saat ini menjadi beban pikiran bagi orangtuanya terutama bagi Bu Acah yang Hampir setiap hari ibunya nangis karena takut jika harus kehilangan anak sulungnya tersebut, bahkan setiap kali Gozali teriak-teriak kesakitan tak jarang Bu Acah menangis.
Saat ini matanya diobati hanya menggunakan obat oles, setiap 3x sehari Ia oleskan matanya agar tidak iritasi, obat tersebut hanya cukup untuk 2 minggu kedepan, jika obat tersebut habis Gozali harus membelinya ke apotek seharga 60 ribu, namun jika sedang tidak memiliki uang untuk membeli obat olesnya Bu Acah selalu menggunakan obat tradisonal untuk mengobati mata anaknya tersebut dengan cara mengkompres menggunakan daun sirih,
“ Meski Saya gak punya uang yang penting ikhtiar saya buat ngobatin Gozali gak berhenti Pak, sebab Saya gak tega liatnya Pak, dulu dia yang selalu nguatin adik-adiknya jika terkena masalah, namun justru sekarang malah dia yang memiliki masalah kesehatan yang sangat berat…” ucap Bu Acah sambil menangis.
Pak Juhana dan Bu Acah memiliki 6 orang Anak, Gozali ini anak yang pertama untuk anak ke 2 dan ke 3 sudah menikah serta pisah rumah sedangkan anak ke 4 dan 5 bekerja diluar kota dan anak yang terakhir Bagas (9 tahun) saat ini masih sekolah SD kelas 4. Saat ini Pak Juhana beserta keluarga tinggal disebuah bedeng atau tenda yang terbuat dari terpal dan sepanduk bekas yang hanya berukuran 5 meter ke 3 meter saja, sehingga kalau hujan dipastikan bocor. Bedeng tersebut dibuat oleh swadaya para tetangganya itupun diatas lahan tanah orang lain.
Karena rumah yang sebelumnya roboh tertimpa pohon yang tumbang oleh pohon akasia saat bencana angin beliung disertai hujan lebat melanda 2 bulan yang lalu, hingga saat ini rumahnya masih rusak karena ketiadaan biaya untuk membangunnya kembali.
Meski demikian, hal itu tidak menjadi alasan untuk Bagas tetap belajar meski tinggal dirumah bedengnya, Ia rajin belajar dengan ditemani oleh kaka sulungnya Gozali meski sambil menaha rasa sakit akibat penyakit Kankernya, Gozali begitu sabar menemani adiknya mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah) atau kadang juga meraka saling bercanda sambil memainkan anak kucing perliharaan mereke, hal ini Gozali lakukan karena Ia tidak ingin memperlihatkan rasa sakitnya itu kepada sang adik Bagas.
“Saya gak mau keluarga sedih karena penyakit Saya ini, cukup Saya aja yang merasakan sakit ini tanpa harus membuat keluarga Saya sedih..” ujar Gozali.
SahabatKu perjuangan Pak Juhana sebagai kepala rumah tangga begitu sangat berat, selain harus membayai Anak sulungnya Operasi Kanker, Ia juga harus mencari biaya untuk membangun rumahnya kembali yang rubuh akibat terjangan angin puting beliung disertai hujan lebat, belum lagi untuk membiayai anak bungsunya sekolah sedangkan penghasilan Ia sebagai buruh tani tak seberapa, makanya selain Pak Juhana berharap ingin sekali Gozali sembuh, bisa membangung rumahnya agar kehidupan keluarganya bisa lebih nyaman, juga Ia ingin sekali memiliki pengahasilan yang lebih baik dengan memiliki usaha sendiri sehingga dapat memenuhi segala kebutuhan hidup keluargnya.
#SahabatKu, besar sekali harapan Pak Juhan untuk keluarganya tertutam untuk kesembuhan Gozali. Mungkin, melalui kamu dengan berdonasi dipenggalangan dana ini semua bisa terwujud! Ayo bantu perjuanganya untuk menyelamatkan Gozali.
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk Modal Usaha Pak Juhana, membangun kembali rumah Pak Juhana yang roboh, membiayai pengobatan Gozali dan jika terdapat kelebihan dana akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan para Dhuafa serta Program-program lainnya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
Pilu! Anak Buruh Tani Mengidap Kanker Dan Rumah Roboh Tertimpa Pohon
terkumpul dari target Rp 50.000.000