MIRIS TUKANG SOL SEPATU, HILANG KAKI DAN DITINGGAL ISTRI
terkumpul dari target Rp 35.000.000
“Ga berapa lama setelah kaki diamputasi, istri pergi ninggalin saya. Hilang kaki dan ditinggal istri”, lirih Pak Hendar (51 tahun) meratapi nasibnya.
Kisah tersebut terjadi sekitar 16 tahun lalu. Saat itu, Pak Hendar yang sedang bekerja mengalami kecelakaan kerja yang membuat kakinya terluka cukup parah. Setelah kejadian tersebut, Pak Hendar tak langsung memeriksakan kondisi kakinya tersebut ke dokter karena alasan tidak adanya biaya.
Pada awalnya, saya biarkan saja karena biaya berobat juga ga ada, tapi semakin lama ternyata semakin bengkak dan terasa nyeri di kakinya. Kemudian, saya paksakan ke dokter, ternyata kata dokter kaki saya sudah terkena tetanus, sudah infeksi, ga bisa diselamatkan.", kenang Pak Hendar menceritakan kembali awal mula ia kehilangan kakinya tersebut.
Setelah pemeriksaan tersebut, akhirnya Pak Hendar atas saran dokter diharuskan melakukan amputasi di kakinya. Jika tidak segera diamputasi, tetanusnya akan menyebar ke bagian tubuh lainnya, sehingga terjadi pembusukan.
“Akhirnya saya pasrah. Saya takut karena makin sakit. Sekarang, Alhamdulillah udah ga ada keluhan. Hanya, dengan kondisi sekarang, saya mesti ekstra dalam bekerja. Sempat bingung mau kerja apa. Sempat stress juga karena ga lama setelah amputasi, istri pergi ninggalin, padahal baru nikah 1 tahun, belum punya anak. Apalagi pas tau kabar istri nikah lagi. Sakit sesakit-sakitnya Pak”, ujar Pak Hendar.
Setelah berangsur sembuh dan mentalnya mulai bangkit, Pak Hendar mulai melakukan berbagai macam usaha agar dapat tetap bertahan hidup. Dari mulai membuka warung jajanan anak di rumahnya sampai menjadi pencari tukang rumput ternak meski dengan kondisi cacat.
“Akhirnya saya sadar harus bangkit. Ga boleh terpuruk kaya gini. Saya mulai usaha meski sempat kepayahan karena keterbatasan fisik. Akhirnya, karena coba-coba saya benerin sepatu keponakan yang rusak dengan alat seadanya, sampe akhirnya ternyata banyak tetangga yang minta sepatunya dibenerin”, ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, Pak Hendar akhirnya memutuskan untuk fokus bekerja sebagai tukang sol sepatu, meskipun pada awal, konsumennya hanya tetangga sekitar. Pak Hendar tidak pernah mematok harga sepasang sepatu yang Ia perbaiki, karena sama dengan dirinya, tetangga sekitar juga berasal dari ekonomi yang pas-pasan.
“Ga pernah dipatok Pak, seikhlasnya aja. Dulu paling cuma muter-muter sekitaran rumah. Sekarang sehari sekitar 12 km saya jalan keliling kampung. Alhamdulillah kadang suka dapet 40 ribu, kadang ga dapet apa-apa. kalau tiba-tiba kaki lagi sakit, paling dirumah aja, karena kan jalur disini turun naik terus banyak jalan tanah Pak.”, ujar Pak Hendar.
Saat ini, Pak Hendar tinggal sebatangkara di rumah milik saudaranya yang sudah meninggal yang ketika saudaranya sakit Pak Hendar rawat. Rumah tersebut hanya berukuran 3m x 4m persegi dengan lantai tanah, dindingnya terbuat dari GRC yang sudah usang sedangkan atapnya sendiri jika hujan dipastikan bocor sebab terdapat lubang dari genteng yang sudah retak.
Disaat kondisinya sekarang, Pak Hendar selalu berusaha bertahan dengan menjalani hidupnya secara mandiri tanpa mau menjadi beban bagi orang-orang di sekitarnya. Padahal sudah beberapa kali ada orang yang datang ke rumahnya untuk mengajaknya mengemis, namun oleh Beliau ditolak mentah-mentah.
Ditengah keterbatasannya, Pak Hendar adalah pribadi yang taat beribadah. Beliau begitu rajin shalat berjamaah di masjid. Beliau berharap, jika nanti memiliki rezeki, Pak Hendar ingin membuka usaha kecil-kecilan seperti membuka warung kelontong atau memiliki hewan terna. Sehingga, beliau bisa menabung untuk merenovasi rumah petaknya yang saat ini sudah sangat mengkhawatirkan sekali.
SahabatKU! Ayo kita bersamai Pak Hendar dengan cara berdonasi di laman ini, agar Beliau dapat tetap tegar menjalani kesehariannya setelah ditinggalkan Istrinya ditengah keterbatasan yang ia miliki. Wujudkan keinginannya untuk memiliki usaha sendiri dan merenovasi tempat tinggalnya sehingga kehidupannya menjadi lebih layak.
Disclaimer: Dana yang terkumpul jika terpenuhi akan digunakan untuk modal usaha Pak hendar, pemenuhan kebutuhan bulanannya, pemenuhan tunjangan kesehatannya, renovasi rumahnya dan apabila ada kelebihan Dana, akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan para Dhuafa dan Program-program lainnya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
MIRIS TUKANG SOL SEPATU, HILANG KAKI DAN DITINGGAL ISTRI
terkumpul dari target Rp 35.000.000