URGENT! TULANG PUNGGUNG KELUARGA HANGUS TERSENGAT LISTRIK
terkumpul dari target Rp 45.000.000
“Saya masih ingat Pak, waktu dikasih tau sama adik majikan saya, kalau Bapak tersengat listrik, saat memperbaiki atap rumah Kakanya. Saya langsung nangis seketika, bahkan untuk memberitahu anak saya Nazla, yang saat itu sedang sekolah saya gemetaran Pak gak sanggup liat reaksinya. Nazla dekat sekali dengan Bapaknya” - Ucap Bu Karminah (40).
Dunia rasanya runtuh, bu Karimah tak kuasa menahan rasa sakitnya setelah mendengar kabar jika suaminya tersengat listrik, terutama Nazla yang saat itu sedang sekolah, bahkan Nazla harus di tenangkan oleh guru dan teman-teman kelasnya.
Dihari nahas itu, Pak Didin (50) sedang bekerja dirumah majikannya di daerah Panjalu setelah melaksanakan Ibadah Shalat Jum’at. kemudian ia disuruh majikannya untuk membetulkan atap genteng yang bocor, secara tidak diketahui ia menyentuh kabel listrik dengan tegangan tinggi, ia tersengat sampai tubuhnya terlempar.
Karena kecelakaan itu, sudah 10 bulan ia terbaring tak berdaya dengan sebagian tubuhnya mengalami luka bakar yang sangat parah. Seperti di bagian wajahnya, terutama bibir bagian atas gosong. Sehingga bibir bagian atasnya sudah tidak ada, sedangkan bagian lubang hidung sebelah kiri sudah tidak ada.
Bahkan lubang hidung bagian kirinya mengecil dan hanya terlihat satu lubang dihidungnya, sehingga menyulitkan Pak Dindin untuk bernafas. Pipi bagian kiri terbakar dan mata sebelah kiri mengalami kebutaan.
Bahkan waktu awal-awal setelah kecelakaan, kedua mata Pak Dindin mengalami kebutaan, beruntung mata sebelah kanannya masih bisa diselamatkan oleh Dokter. Sebagian kaki kiri dan kanan bagian bawahnya juga ikut terbakar.
Saat kejadian ia tidak sadarkan diri dan setibanya di Rumah Sakit di daerah Tasik, menurut rekan kerja yang menyaksikan kecelakaan itu, tubuh Pak Dindin terlempar sejauh kurang lebih 4meter meski masih tersangkut digenteng. Untungnya tubuhnya tidak terlempar ke tanah, kalau tidak nayawanya tidak terselamatkan.
Bahkan untuk mengevakuasi tubuhnya saja memerlukan waktu yang cukup lama, sekitar 2 jam melihat kondisi tubuh Pak Dindin yang begitu parah. Dari kejadian itu Pak Dindin sudah mengalami 6x Operasi pencakokan di Rumah Sakit Al-Ihsan Bandung.
Operasi pencangkokan ini dilakukan guna menambal bagian tubuhnya yang hilang karena gosong terbakar, seperti bagian bibir atas, bagian kaki kanan serta kaki kirinya.
Meski sudah mengalami 6x operasi, tapi Pak Dindin masih harus menjalani beberapa kali lagi. Operasi pencangkokan dan operasi mata sebelah kirinya yang belum bisa melihat dan itu memerlukan banyak biaya. Sedangkan saat ini ia sudah tidak bisa bekerja.
Kemudian istrinya, Bu Karminah hanya jual jajanan anak-anak di rumah kontrakannya yang ia sulap menjadi warung. Dari penghasilan warungnya, Bu Karminah hanya mendapatkan paling besar 80 ribu rupiah/harinya, itupun belum dipotong untuk modal warungnya.
Sedangkan mereka juga harus membayar kontrakan sebesear 800rb/perbulan, biaya anak sekolah, kontrol ke Rumah Sakit 350 ribu. Serta untuk makan sehari-hari mereka, sedangkan untuk biaya pengobatan suaminya hanya mengandalkan BPJS yang setiap bulannya harus bayar 145 ribu/bulan.
Itupun untuk membeli obat-obatan dan biaya akomodasi ke Rumah sakit tidak dicover. Tidak pusing bagaimana Bu karminah sekarang, begitu banyak beban yang harus ia tanggung setiap bulannya. Hal ini yang memunculkan rasa bersalah Pak Dindin terhadap keluarga nya.
“Saya tidak mau menjadi beban buat Istri Anak saya Pak, saya ini kepala keluarga yang harusnya beban mereka Saya tanggung. Saya ingin sekali cepat sembuh biar Saya bisa bekerja kembali untuk memenuhi kebutuhan Anak Istri Saya” Ungkap Pak Dindin dengan penuh harap.
Pak Dindin harus segera melakukan Operasi sebab ia merupakan tulang punggung keluarga, kalau ia masih sakit seperti ini, dan hanya mengandalkan dari hasil usaha warung kecil istrinya, itu tidak akan cukup memenuhi kebutuhan keluarga.
Sedangkan harapan untuk sembuh sangat besar bagi keluarganya terutama Nazla yang sering menangis melihat kondisi Ayahnya, bahkan saat ditanya bagaimana melihat kondisi Ayahnya saat ini?, Nazla hanya bisa menangis tanpa berkata-kata.
SahabatKu Impian Nazla begitu besar ingin meliahat Ayahnya sembuh seperti sediakala, begitupun dengan harapan Pak Dindin yang berharap bisa sembuh untuk bekerja mencari nafkah untuk kehidupan Istri beserta Anaknya. Yuk, Kita wujudkan impian dan harapan Mereka dengan berdonasi dalam penggalangan Dana untuk biaya pengobatan Pak Dindin.
Disclaimer : Dana yang terkumpul akan digunakan untuk biaya pengobatan Pak Dindin, Pemenuhan kesehatan Pak Dindin, Modal usaha Bu Karminah dan jika terdapat kelebihan dana, akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan para pejuang Nafkah Dhuafa melalui Warung Nasi Kebaikan GRATIS.
URGENT! TULANG PUNGGUNG KELUARGA HANGUS TERSENGAT LISTRIK
terkumpul dari target Rp 45.000.000