MAK MIRAH, SOSOK IBU TANGGUH! RAWAT 4 ANAKNYA YANG DISABILITAS DAN SUAMI EPILEPSI
terkumpul dari target Rp 40.000.000
Mak Mirah, adalah sosok seorang ibu tangguh tulang punggung keluarga. Di usianya yang semakin tua, Mak Mirah berjuang tanpa lelah untuk menghidupi suaminya yang memiliki penyakit epilepsi sejak 14 tahun lalu, ditambah 4 dari 6 anaknya menyandang disabilitas sejak lahir.
Di usianya yang kini hampir menginjak kepala 6, Mak Mirah bekerja keras setiap hari dari pagi hingga sore sebagai seorang buruh tani. Dengan penghasilan kurang lebih 50 ribu per hari atau dibayar dengan gabahnya saja, Mak Mirah masih harus banting tulang dengan lebih keras lagi karena pekerjaan sebagai buruh tani tidak didapatnya setiap hari.
“Kerja jadi buruh tani ga setiap hari. Kalau ada yang nyuruh aja. Terutama kalau musim panen atau musim tanam. Kalau ga ada kerjaan ya paling di rumah aja ngurus anak-anak. Bingung mau cari kerjaan lain udah tua Cep..”, ujar Mak Mirah.
Mak Mirah sangat paham jika dirinya tak lagi dapat mengandalkan suaminya yang sakit-sakitan. Bahkan, saat ini hampir 4 kali dalam sehari, Abah Nunuy, suami Mak Mirah mengalami kejang-kejang karena penyakit epilepsinya.
“Pernah sekitar 3 minggu yang lalu, malam hari suami sama dua anak saya tiba-tiba kejang, ditambah lagi hujan deras. Mak benar-benar bingung karena gak ada yang bisa bantu untuk ngurusin yang kejang-kejang, mana 3 orang lagi. Di rumah cuma ada saya sama cucu. Sangking bingungnya, Mak dan cucu cuma bisa nangis sambil duduk aja liatin mereka kejang-kejang, Mak bingung….”, ucap Mak Mirah.
Anak Mak Mirah yang pertama, Cecep (40 tahun), tidak dapat berbicara. Hampir setiap hari tubuh Cecep kejang-kejang, dan untuk berjalan dua tiga langkah pun terkadang Cecep terjatuh. Meski demikian, Cecep tidak mau berdiam diri, Cecep tetap ingin membantu Mak Mirah dengan kemampuannya yang terbatas. Terkadang Cecep membantu Mak Mirah untuk menjemur padi di depan rumahnya.
Anak kedua Mak Mirah, yang juga disabilitas, Dede (36 tahun), dapat berbicara normal, hanya saja kakinya lumpuh dan sering sakit-sakitan, sehingga membuat Dede hanya bisa berdiam diri di rumah dengan kaki yang terlihat bengkok. Untuk sekedar berpindah tempat, dengan susah payah Dede harus mengesot.
Anak ketiga Mak Mirah, Susi (25 tahun), tidak dapat berbicara dan mengalami kelumpuhan. Hamoir setiap hari, Susi juga sering kejang-kejang terutama saat malam hari. Meski demikian, terkadang Susi ikut membantu Mak Mirah untuk mengurusi adiknya yang lain yang juga mengalami disabilitas, seperti menyuapi makan atau memberi minum.
Dengan kemampuan yang sangat terbatas, Susi bertugas untuk mengurusi Aam (22 tahun), yang memiliki kondisi paling parah karena seluruh tubuhnya mengalami kelumpuhan. Aam juga tidak bisa berbicara normal, hanya penglihatannya saja yang normal, sehingga sehari-hari, Aam hanya bisa tiduran atau duduk saja. Menurut petugas kesehatan yang pernah berkunjung ke rumahnya, Aam terindikasi mengidap cerebral palsy.
Sementara, suami Mak Mirah, Abah Nunuy menuturkan jika dirinya sedikit kelelahan, maka epilepsinya kambuh. Alhasil, tak banyak pekerjaan yang dapat Ia lakukan. Bahkan, berjalan kaki dari masjid ke rumahnya yang jaraknya kurang dari 30 meter saja sudah membuat napas Abah Nunuy terengah-engah.
"Abah kalau sedikit kecapean ya langsung jatuh kejang-kejang, kambuh penyakitnya terutama pada malam hari. Belum lagi asam urat Abah kambuh, makanya ini bengkak (sambil menunjukan ke kakinya). Jadi sekarang mah jalan sedikit juga suka langsung tumbang, sakit pisan Cep Ini juga kalau lagi ga ngapa-ngapain tangan suka tremor.", Ujar Abah Nunuy menceritakan kondisinya.
“Waktu masih sehat, Abah kerja montir mobil atau suka nyambil jadi supir truck. Dulu Abah ga pernah ngeluh cape karena harus banting tulang buat ngobatin 4 anak Abah yang sakit. Apapun Abah kerjain. Sedih liat kondisi gini Cep,,Abah ga bisa apa-apa, kasian istri yang jadi tulang punggung sekarang”, keluh Abah.
Saat ini, Mak Mirah sudah tak memiliki apa-apa untuk biaya berobat suami dan anak-anaknya. Padahal, Mak Mirah butuh sekali membelikan obat untuk Abah Nunuy, Cecep, dan Susi yang hingga kini masih membutuhkan bantuan obat-obatan. 1 botol obat yang mereka butuhkan harganya cukup mahal, sekitar 300 ribu rupiah per botol, sedangkan 1 botolnya hanya cukup untuk beberapa minggu, itupun jika dikomsumsi oleh 1 orang. Sekarang, jika 3 orang yang harus mengkonsumsi obat tersebut, bisa jadi 1 botol hanya cukup untuk 1 minggu saja.
Mak Mirah punya mimpi ingin sekali membelikan anak-anaknya kursi roda. Terutama untuk Aam, anak bungsunya yang lumpuh total ditambah tidak bisa bicara. Otot-otot Aam kurang bergerak yang membuat motorik tubuhnya semakin hilang dan lebih lanjut dapat mengakibat saraf motoriknya rusak.
“Mak pernah cari tau harga kursi roda. Ternyata mahal pisan, sekitar 1,5 juta paling murah. Apalagi harga kursi roda yang kursinya bisa ditidurin, yang khusus untuk pengidap cerebral palsy itu lebih mahal lagi, paling murah 3 jutaan. Mak punya uang darimana Cep untuk beli 4 kursi Roda. Tapi mak juga gak tega kalau liat Anak-anak kemana-mana ngesot bahkan harus terjatuh terus…”, keluh Mak Mirah.
Untuk makan sehari-hari, keluarga yang tinggal di sebuah rumah sederhana di ujung kampung pelosok Kabupaten Garut ini terkadang hanya mengandalkan iba dari tetangga sekitarnya.
"Saya mah gak tau lagi harus dari mana. Tapi ya terus aja berdoa ke gusti Allah, cuma itu tempat saya berharap mah.", ujar Mak Mirah dengan suara lirihnya.
SahabatKU, Mak Mirah, sosok ibu luar biasa, sosok perempuan tangguh. Di usianya yang semakin senja, Allah terus angkat derajatnya dengan berbagai ujian. Mari kita bersamai Mak Mirah dengan bantu ringankan sedikit beban hidup Mak Mirah dan keluarganya.
Yuk kita wujudkan impian keempat anaknya untuk memiliki kursi roda dan berikan modal usaha untuk Mak Mirah agar dapat menghidupi keluarganya, dengan berdonasi melalui laman galang dana ini.
Disclaimer : Dana yang terkumpul, akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-harinya, mewujudkan Impian ke 4 anak-anaknya untuk memiliki Kursi roda dan memberikan modal usaha untuk Mak Mirah, serta jika terdapat kelebihan dana, akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan para Dhuafa dan Program lainnya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
MAK MIRAH, SOSOK IBU TANGGUH! RAWAT 4 ANAKNYA YANG DISABILITAS DAN SUAMI EPILEPSI
terkumpul dari target Rp 40.000.000