TOLONG! Lansia sebatangkara lumpuh tak berdaya akibat Stroke
terkumpul dari target Rp 45.000.000
Tangis Emak Isah (58 tahun) tak terbendung disaat kami sedang membicarakan tentang ke 2 Anaknya yang begitu kurang peduli padanya semenjak beliau terkena Storke sehingga mengakibatkan lumpuh selama kurang lebih 1 tahun lamanya.
“uuuuuuaaaa….eeuuuuwwww….uuuuuu….” tutur suara Emak Isah tidak jelas saat sedang menangis, entah apa yang ingin Ia sampaikan kepada Kami.
Di ruangan berukuran 5x4 meter inilah, Mak Isah hanya terbaring tak berdaya 1 tahun sudah tubuhnya mengalami kelumpuhan terkulai kaku tanpa bisa bangun ataupun tanpa bisa banyak bergerak. Tak ada pula keluarga terutama anak-anaknya yang mengurus, karena Mak Isah hanya tinggal sendiri saat ini semenjak Ia bercerai dengan suaminya 6 tahun yang lalu dan semenjak kedua Anak-anaknya menikah dan memilih tinggal masing-masing padahal jarak rumah mereka ke tempat tinggal Mak Isah hanya 3km namun tidak mau mengurusinya padahal sudah didatangi oleh pengurus RW (Rukun Warga), mungkin karena perekonomian mereka juga sama serba sulit sehingga mereka tidak menyanggupinya dan hanya ada 1 anaknya yang datang hampir setiap hari itupun hanya mengambil baju kotor Mak Isah untuk dicucinya itupun datang, ngambil baju kotor kemudian langsung pergi lagi.
Sering sekali Mak menangis baik karena kesepian, karena merasa lapar atau karena merasakan tidak nyaman yang disebabkan Popoknya sudah penuh dengan kotorannya, tertuma pada saat tengah malam, jika terdengar oleh tetangga atau warga sekitar terkadang suka ada yang datang buat bantuin menggantikan popok atau memberi makan atau jika tidak ada, tangisan tersebut bisa terus menerus sampai ada orang yang datang untuk membantunya.
Kondisi Kulit tubuhnyanya mengering bahkan seperti bersisik dan kurus sekali padahal sebelum sakit tubuh Mak Isah sangat berisi, hal ini karena Emak sudah tak bisa lagi mengurus dirinya sendiri akibat sakit Storke yang tidak pernah Ia perikasakan ke Dokter secara medis, selain karena ketiadaan Biaya juga karena tidak ada keluarga yang membawanya, saat ini Mak Isah hanya berobat secara tradisional saja yakni oleh para warga sekitar yang peduli untuk didatangkan tukang urut ke rumahnya setiap satu minggu sekali dengan biaya 100 ribu untuk sekali therapy, uang tersebut merupakan hasil dari urunan para tetangga dan warga sekitar, namun jika hasil dari urunan tersebut tidak mencapai 100 ribu tak jarang Mak Isah tidak melakukan pengobatan therapynya.
Mak Isah saat ini sangat membutuhkan pengobatan secara medis dan membutuhkan therapy yang rutin secara medis seperti fisiotheraphy, theraphy kejut atau listri dan theraphy sinar atau laser namun semua itu memerlukan biaya yang tidak sedikit karena Mak Isah tidak memiliki BPJS, belum lagi biaya akomodasinya untuk pergi berobat sedangkan jarak dari rumahnya ke Rumah Sakit terdekat kurang lebih 5km jauhnya, sedangkan hidup Mak Isah sendiri sangat mengandalkan dari belas kasihan para warga sekitar dan para warga pun kebingungan harus bagaimana untuk mengobati Mak Isah sebelum terlambat sebab dikhawatirkan dampak dari penyakit Strokenya jika didiamkan terlalu lama akan mengakibatkan tubuhnya menjadi lumpuh seumurhidup, pecah pembuluh darah dan yang paling parah bisa menimbulkan komplikasi penyakit yang mebahayakan nyawa Mak Isah.
Sakit stroke yang Beliau derita membuatnya tak bisa lagi bangun dan beraktivitas seperti sedia kala ia hanya bisa terbaring tak berdaya diatas kasurnya yang lepek dan bau, sehingga untuk mengurus rumah yang merupakan warisan dari orang tuanya tidak terurus, akibatnya kondisi rumahnya sangat berbau tidak enak dari mulai bau air kencing, bau kotorannya sampai dengan bau kotoran tikus yang berserakan dimana-mana, diperparah dengan berserakan barang yang menambah semerawut kondisi rumahnya tersebut, padahal setiap 3x sehari rumah tersebut suka ada yang membersihkan oleh para tetangga dan warga yang berada disekitar rumahnya, salah satunya Bu Nur (44 tahun).
“ Ya Pak padahal seminggu 2 kali suka ada yang beresin, kalau gak ma Saya atau sama warga yang lain, tapi tetep aja berbau, kalau untuk ngebersihin kotoranya kadang ada yang datang setiap hari kakaknya dan kalau untuk ngasih makannya ada juga para tetangga suka bergantian ngasih makannya karena kan pihak Anak-anaknya tidak ada yang menyanggupi buat ngurusin Mak Isah “ ungkap Bu Nur.
Bu Nur tidaklah memiliki hubungan darah dengan Mak Isah namun kepedulian Dia dan warga lain terhadap Mak Isah begitu besar, sampai-sampai jika tidak ada Bu Nur dan Warga sekitar tidak terbayangkan hidup Mak Isah akan seperti apa, padahal penyakit Strokenya membuat Ia kesulitan untuk bangun, bergerak, bahkan untuk mandi dan buang air. Emak hanya tinggal sebatang kara tanpa satupun keluarga, sehingga tak ada yang membantu Emak untuk mengurus dirinya baik secara ekonomi ataupun kesehatanya.
Emak sering manggil orang yang lewat dengan berteriak bahkan jika kelamaan tidak ada yang menanggapi Mak Isah sampai Nangis histeris terutama malam hari, hal itu Ia lakukan agar ada tetangga atau warga lainya yang menghampiri, sehingga berharap bisa diberi sedikit makanan untuk mengganjal perutnya yang sedang lapar.
Sahabat, cukuplah 1 tahun saja Mak Isah menderita seorang diri, dengan penyakit Stroke yang Ia derita, padahal ia hanya perlu uluran tangan dari banyak orang yang peduli sesama. Maukah kamu ikut membantu memberi pengoobatan yang layak, sebungkus nasi yang bergizi dan bervitamin, atau sehelai selimut dan kasur yang lebih empuk untuk Mak Isah?.
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk biaya pengobatan Mak Isah, pemenuhan kebutuhan bulanan, pemenuhan penunjang kesehatan, pemenuhan Vitamin serta Gizinya dan jika terdapat kelebihan dana akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan para Dhuafa dan Program-program lainya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
TOLONG! Lansia sebatangkara lumpuh tak berdaya akibat Stroke
terkumpul dari target Rp 45.000.000