SEDEKAH SHUBUH! BERSAMAI PERJUANGAN LANSIA PENJUAL GORENGAN KELILING
terkumpul dari target Rp 40.000.000
Siapa yang tidak menyangka jika dibalik semangatnya berjualan gorengan keliling, Mak Enok (61 tahun) menyimpan banyak cerita duka terutama setelah 2 bulan yang lalu Suaminya meninggal karena penyakit Asma akut.
Sejak tahun 80an (sudah puluhan tahun) Mak Enok bekerja sebagai tukang Gorengan keliling milik orang lain. Selepas shalat subuh, dimulai setiap jam 5 Shubuh Mak Enok sudah harus mengambil gorengan tersebut dari rumah pemiliknya. Setelah itu barulah Ia berkeliling sejauh belasan kilometer untuk menjajakan gorengannya dengan keuntungan yang Mak dapat dari setiap satu gorengan Cuma 200 perak. Dalam sehari, Mak bisa mendapatkan penghasilan tidak lebih dari 25 ribu saja!
“ Ya kalau buat makan sendiri mah dicukup-cukupin Pak, tapi kalau untuk kebutuhan yang lain ga bisa! kan gorengannya juga punya orang lain, jadi keuntungannya juga dibagi dua sama yang punya modal. Beda kalau gorengannya punya sendiri pasti semua keuntungannya juga buat sendiri,, lagian kan Mak gak punya modal, makanya Emak jualin gorengan punya orang lain..” ungkap Mak Enok.
Miris bagi Mak Enok, kerena kondisi tubuhnya yang semakin tua, setiap hari Mak harus memikul beban berat dari dagangannya. Kondisi diperparah Jika penyakit Asam uratnya kambuh. Mak Enok dengan tertatih-tatih tetap harus menjajakan dagangannya keliling kampung meski dengan sakit yang dirasa.
“kalau lagi sakit asam urat, sakitnya minta ampun. Butuh seharian buat Emak untuk menjual habis gorengan dengan berjalan kaki,,ya gimana lagi..dalam kondisi apapun Mak harus tetap berjualan”, ujar Mak Enok.
Saat ini, Mak Enok tinggal hanya berdua bersama Cucunya di sebuah petak rumah yang kondisinya sangat kumuh. Kondisi dinding rumah terbuat dari setengah triplek dan setengah anyaman bambu yang kotor. Atapnya kusam dengan beberapa bagian sudah berlubang. Lantai dapurnya pun masih beralaskan tanah.
Mak Enok sebetulnya memliki 4 orang Anak namun Anak-anaknya tersebut semua sudah menikah dengan tempat tinggal yang berbeda-beda, meski jarak tempat tinggalnya masih berdekatan dengan tempat tinggal Mak Enok, namun kondisi perekonomian anak-anaknya tersebut tidak jauh berbeda dengan dirinya. Mak Enok mengaku tidak mau menjadi beban bagi anak-anaknya dan Ia merasa masih mampu untuk mandiri meski diusianya yang lanjut serta ditengah kondisi yang sangat memprihatinkan.
Emak ingin sekali bisa merenovasi rumahnya tersebut, namun apalah daya untuk makan saja begitu sangat pas-pasan. “kalau ada rejeki pengen benerin rumah peninggalan suami. Bocor mah udah biasa, cuma khawatir kalau hujan besar takut roboh”, ujar Mak.
Suami Mak Enok baru meninggal 2 bulan yang lalu karena penyakit Asma akut. Pada saat itu suaminya meninggal tepat dipangkuan Mak Enok sendiri ketika Asma akutnya kambuh namun tidak tertolong hingga akhirnya meninggal.
“ Waktu itu tengah malam saat Asmanya Abah kambuh, Mak hanya bisa memangku kepala Abah karena terlihat begitu sulit bernafas. Sampai-sampai mulutnya terengah-engah. Dadanya pun seperti yang sesak banget, Emak bingung, panik gak tau harus gimana.. sampai selang tak berapa lama Abah pun meninggal di pangkuan Emak..”, kenang Mak Enok sambil terisak.
Karena kerinduan Mak Enok terhadap Abah yang begitu besar, hampir setiap hari Mak mengunjungi makam Suaminya tersebut. Setiap kali selesai berjualan, Emak selalu menyempatkan untuk menziarahi kuburannya untuk sekedar melepaskan kerinduan terhadap Suaminya.
“Saat ini, Mak cuma bisa doain Abah kalau lagi kangen. Pengen ketemu juga kan udah gak bisa… ya sambil nyapuin sama ngebersihin kuburannya…”, ujar Emak.
Mak Enok merupakan pejuang lansia yang tidak pernah pantang menyerah meski ditengah segala keterbatasanya. Saat ini, beliau sedang berjuang untuk mendapatkan kehidupan yang layak dimasa tuanya. Mak berharap bisa memperbaiki rumah satu-satunya peninggalan mendiang suaminya. Mak juga ingin sekali memiliki modal usaha agar penghasilannya bisa lebih mencukupi kebutuhan hidupnya ditengah kondisi tubuhnya yang sering sakit-sakitan karena Asam urat yang Ia derita.
SahabatKU melalui penggalangan dana ini, Yuk Kita temani perjuangan Mak Enok agar bisa mewujudkan harapan dimasa tuanya untuk memiliki tempat tinggal yang layak dan modal sehingga dapat lebih berdaya.
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk memperbaiki rumah Mak Enok, Modal usaha pemberdayaan, pemenuhan kebutuhan hidup, pemenuhan penunjang kesahatana Mak Enok serta apabila terdapat kelebihan dana akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan para Dhuafa dan Program-program lainnya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
SEDEKAH SHUBUH! BERSAMAI PERJUANGAN LANSIA PENJUAL GORENGAN KELILING
terkumpul dari target Rp 40.000.000