LANSIA PENJUAL SUUK JALAN 15 KM DEMI BERTAHAN HIDUP
terkumpul dari target Rp 45.000.000
“Pernah emak ditipu ceunah rek diborong, bahkan entos diPelastikan sadayana Su’ukna terus emak antosan sampe 30 menit padahal waktu eta cuaca na keur hujan, tapi malah teu jadi, indit gitu hungkul bari nyarios teu aya artosna mak, mana su’uk (kacang tanah) na masih seu’eur, da teu payu! ” cerita Emak Caswi (70 tahun) sambil kedua matanya berkaca-kaca ketika Kami sedang mengantarkanya pulang, karena merasa tak percaya saat Team Kebaikan Ummat akan memborong jualan Su’uk nya agar Emak bisa pulang lebih cepat untuk beristirahat lebih lama.
Sudah puluhan tahun Mak Caswi jualan Su’uk atau kacang tanah, ada yang di rebus ada juga yang digoreng,
“Kalau Su’uk rebus terserah mau berapa aja belinya, kadang ada yang 2 ribueun paling banyak beli 5 ribueun tapi kalau Su’uk yang sudah digoreng sabungkusna 10 ribuan..” ujar Mak Caswi.
Setiap hari dari jam 7 pagi sampai dengan jam 2 Sore atau terkadang Sampe jam 4 sore jika Su’uk jualan nya masih banyak, Mak Caswi berkeliling menyusuri hiruk pikuk jalan raya yang panas karena teriknya matahari dengan berjalan kaki kurang lebih 15 km dari rumahnya yang berada didaerah santoaan, ditengah kondisi tubuhnya yang sudah lanjut usia dengan jalan tertatih sambil menggendong beban berat sebakul penuh berisi Su’uk, ditambah suara yang lirih serta dengan raut wajah kecapean Ia menawarkan Su’uk jualannya kepada setiap orang yang Ia lalui, hal ini Ia lakukan karena jika tidak seperti ini gimana bisa makan,
“Cape sich cape, tapi da kumaha deui… mun teu kieu teu emam... pan ari kieu mah mun ngutang aya nu masihan, mun ngutang jajan incu aya nu masihan…” ungkap Mak Caswi.
Ditengah usiah nya yang sudah tua, tentunya kondisi tubuh Mak Caswi pun sudah tidak kuat lagi termasuk kondisi kedua matanya sudah rabun (tidak jelas melihat) sehingga pernah satu waktu beliau menyebrang jalan karena matanya yang kurang awas kemudian ada motor yang ngebut akhirnya Beliau tertabrak oleh motor tersebut akibatnya badan Mak caswi baret-baret dan bengkak, belum lagi Su’uk jualan nya yang masih banyak berserakan ditengah jalan sedangkan waktu itu kondisi jalan sepi hanya sedikit Orang yang menolong sedangkan pengandara yang nabrak malah Kabur tidak bertanggung jawab, mau tidak mau Mak Caswi terpaksa melanjutkan berjualan meski dengan tubuh yang penuh baret dan sambil jalan tertatih-tatih karena kakinya bengkak,
“mun teu lanjut jualan, ngke Emak kumaha setor sedangkeun artos nembe kengeng 10 rebu sangkeun dinu sabaskom kieu paling 250 rebu, 200 rebu kanggo setor sedangkeun 50 ribu na kanggo Emak sadidinteun.” Ucap Mak Caswi.
Emak saat ini tinggal di Rumah peninggalan almarhum Sauminya yang sudah puluhan tahun meninggal karena penyakit tipes yang tak kunjung diobati karena tidak memiliki biaya, di Rumah tersebut Mak Caswi tinggal dengan salah satu Anak nya yang sudah berkeluarga, sedangkan 4 anak lain nya tinggal terpisah karena sudah berkeluarga semua.
Salah satu Anak yang tinggal bersama Emak Caswi bernama Ujang (26 tahun) Ia keseharian nya bekerja sebagai buruh bangunan, namun jika sedang tidak ada pekerjaan seperti saat ini Ia mebantu Ibunya Mak Caswi untuk mengolah Su’uk yang akan dijual seperti mengambil sekarung Su’uk dari yang punyanya untuk dijual oleh Mak Caswi, memilah milih Su’uk yang kondisinya bagus untuk dijual atau terkadang mencari kayu bakar dan membelah kayu bakar untuk bahan bakar perapian dalam merebus Su’uk nya, sedangkan Mak Caswi selain bertugas menjual Su’uk juga mengolah Su’uk nya seperti mencuci Su’uk tersebut, memilah milih Su’uknya dan kemudian merebeus Su’uknya yang membutuhkan waktu yang cukup lama yakni sekitar 2 jam lebih.
Berjualan Su’uk ini adalah satu-satunya tumpuan Mak Caswi di hari tua karena ia harus berjuang seorang diri setelah Suaminya meninggal disaat ke 4 anaknya masih kecil-kecil dari 5 anak yang Ia miliki hingga kini sudah menikah seluruhnya. Meski sekarang kondisi tubuhnya mulai sakit-sakitan, matanya sudah rabun serta meski sering dagangannya nggak laku dan sisa banyak, namun tetap harus Ia jalani agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sebab Beliau tidak mau merepotkan apalagi menjadi beban Anak-anaknya yang kondisi ekonominya sama sulit seperti dirinya.
Di hari tuanya ini Mak Caswi berharap sekali bisa punya usaha sendiri berupa warung kelontong, agar tidak perlu harus cape-cape berkeliling lagi untuk berjualan Su’uk yang pengahasilanya pun tak seberapa, Sebab saat ini kondisi tenaganya sudah tidak sekuat dulu lagi, kedua matanya rabun dan badannya sering sakit-sakitan karena factor usia yang sudah lanjut.
SahabatKu, tau tidak impian Mak Caswi tersebut nggak akan bisa terwujud atas kehendak Allah Subhanahu wata’ala tanpa bantuan Sedakah dari SahabatKu semua. Maukah kalian patungan bersama untuk mewujudakan Impian Mak Caswi tersebut?.
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk Modal usaha Mak Caswi, Pemenuhan penunjang kesehatan nya, pemenuhan kebutuhan bulanan nya dan jika terdapat kelebihan dana akan digunakan untuk membantu para peneriama manfaat lainnya serta digunakan untuk mensupport Program-program Kebaikan yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
LANSIA PENJUAL SUUK JALAN 15 KM DEMI BERTAHAN HIDUP
terkumpul dari target Rp 45.000.000