SATU KELUARGA MULUNG DEMI BERTAHAN HIDUP DI GUBUK
terkumpul dari target Rp 45.000.000
“Setiap hari dapat 15 kilo hasil mulung Saya, suami ma kedua Anak saya, kalau di uangkan sekitar 20 ribu paling, itupun dipakai beli beras sekilo 10 ribu, 10 ribu lagi kadang beli krupuk ma tahu, agar semua kebagian buat makan” ucap Bu nur (38 tahun).
Bu Nur beserta Anak-anaknya mau tidak mau menjadi pemulung demi bertahan hidup, apa lagi ketika Suaminya Pak Yayat (46 tahun) tak bisa kemana-mana karena sakit TB paru, Beliau lah yang menjadi tulang punggung keluarga.
Saat ini Pak Yayat sudah mulai membaik, meski belum sembuh 100% namun Ia harus memaksakan bekerja demi memenuhi kewajiban nya sebagai tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah,
“Kasian Pak ma Istri Saya harus mulung sendirian, kadang Anak-anak juga harus bantu mulung.. Saya liat nya merasa menjadi Suami yang gak bertangung jawab…” ujar Pak Yayat.
Pernah Beliau sampai muntah darah akibat terlalu memaksakan diri untuk mulung dengan berjalan sampai 15 kilometeran, akibatnya Ia muntah darah dan hampir pingsan tak ada orang yang menolong hingga membuat kebingungan Bu Nur, namun Ia tetap berusaha tenang sambil memijit punggung serta pundak Suaminya tersebut sambil beristirahat sejenak sampai kondisi Suaminya itu membaik dan setelah membaik barulah Ia membawa Pulang Pak Yayat beserta Anak-anaknya meski dengan berjalan kaki secara perlahan dari jam 3 sore sampai rumah sekitar jam 7 malam.
Setiap hari 2 kali Pak Yayat beserta Bu Nur dan kedua Anak-anaknya mulung dimulai dari jam 7 pagi sampai dengan jam 11 siang, kemudian dilanjut dari jam 2 sampai jam 6 sore. Terkadang dalam mulung keluarga ini dibagi menjadi 2 team, team pertama Pak Yayat beserta Anak bungsunya Ojak yang baru berusia 5 tahun sedangkan team ke 2 Bu Nur beserta Anak ke 5 nya Ridho yang berusia 7 tahun, hal ini Mereka lakukan agar bisa memaksimalkan pendapatan dalam memulung.
“Sebenarnya Ridho harus nya Sekolah, namun kadang Ia bolos katanya ridho pengen bantuin Emak aja mulung biar bisa punya uang, Saya juga sebenarnya gak mau ngajak Anak-anak terutama yang bungsu tapi gimana lagi, kalau ditinggal di Rumah khawatir gak ada yang jaga, apa lagi rumahnya dekat ma Waduk, takut gak ada yang merhatiin terus mereka tenggelam di Waduk…” ucap Bu Nur.
Pak Yayat, Bu Nur beserta Anak-anak nya saat ini tinggal di Rumah bedeng terbuat dari barang-barang bekas yang mereka pungut dari apa yang mereka temukan selama mulung dari mulai terpal bekas, spanduk bekas, kayu bekas, genteng bekas, sarung bekas, Grc bekas dan triplek bekas, bahkan pada bagian dinding yang dibangun dari bahan-bekas tersebut sudah terdapat lubang yang cukup besar, sedangkan tanah yang mereka gunakan sebagai tempat membangun rumah bukan di tanah milik mereka, melainkan di bantaran tanah Waduk Saguling yang sudah mengering.
Pak Yayat dan Bu Nur merupakan sosok Orangtua yang bertanggung jawab dan tidak pernah mengeluh dalam memperjuangkan kehidupan Anak-anaknya walaupun dengan pekerjaan yang cukup berat sebagai pemulung namun penghasilan yang didapat sangatlah kecil, begitupun dengan Anak-anaknya terutama Ridho yang saat ini baru naik kelas ke Kelas 2 MI (Madrasah Ibtidaiyah) tidak pernah malu ataupun gengsi terahadap teman-teman nya meski memiliki Orangtua sebagai Pemulung bahkan dia begitu rajin membantu Orangtuanya ikut mulung meski harus bolos sekolah jika ikut mulung.
Makanya besar sekali keinginan Pak Yayat untuk memiliki usaha berupa warung kelontong atau warungt jajanan anak, agar Beliau memiliki penghasilan yang cukup dan menentu setiap harinya sehingga tak harus melibatkan Anak-anak dalam memenuhi kewajiban nya dalam mencari nafkah, tertuma agar tidak menganggu sekolah Rojak yang sering bolos karena ikut mulung. Namun apalah daya keingingan Pak Yayat itu hingga kini belum bisa terwujud karena tidak memiliki Modal untuk membuka usaha yang diinginkan nya.
SahabatKu, bagaimana perjuangan Pak Yayat sebagai tulang punggung Keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup Anak beserta Istrinya meski ditengah keterbatasan kesehatan nya, patut kita Apresiasi. Yuk berikan Apresiasi kalian kepada Beliau melalui galang dana ini, berapapun donasi yang kamu berikan, itu akan sangat berarti untuk mewujudakan keinginan Pak Yayat.
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk memberikan Modal usaha Pak Yayat, pemenuhan penunjang kesehatan nya, Pemenuhan kebutuhan Pendidikan bagi Anak-anaknya, Pemenuhan kebutuhan bulanan nya, Perbaikan tempat tinggalnya dan jika terdapat kelebihan dana, akan digunakan untuk membantu Para penerima manfaat lainnya dalam bentuk Program-program Kebaikan yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
SATU KELUARGA MULUNG DEMI BERTAHAN HIDUP DI GUBUK
terkumpul dari target Rp 45.000.000