USIA 82, PENJUAL PEYEK BERJUANG HIDUPI ISTRINYA YANG PIKUN
terkumpul dari target Rp 35.000.000
Di suatu pagi saat jalanan ramai orang berlalu lalang sambil mengendarai kendaraannya. Mata kami tertuju pada sosok laki-laki tua renta yang sedang duduk termenung.
Tatapannya seakan berharap ada orang yang menghampiri untuk membeli dagangannya yang belum laku satupun. Sekejap, kami pun bergegas menghampiri sosok tua itu dan sedikit berbincang dengan bapak tua itu.
Dia adalah Pak Hamim (82 tahun), seorang penjual peyek. Di usia yang sudah renta dan kondisi kesehatan yang semakin menurun, Pak Hamim tidak menyerah dan terus berjuang menafkahi istrinya.
Beberapa minggu setelah pertemuan dengan Pak Hamim di lapak dagangnya, kami pun berniat untuk bertemu dengan beliau kembali, namun sayang saat kami sampai disana, ternyata pak Hamim tidak berjualan.
Berbekal alamat yang pernah beliau berikan, kami pun bergegas menuju alamat rumahnya, dengan kondisi jalan yang menanjak, berbatu dan turunan yang curam, akhirnya kami tiba di rumah beliau.
Dugaan kami benar, saat sampai di tempat tinggalnya, Pak Hamim tidak berjualan dan sedang berbaring di atas kursi bambu yang sudah reyot. Kondisi rumah yang gelap dan atapnya banyak yang bocor.
“Sudah seminggu Cep, bapak nggak jualan. Bukan karena tak mau, tapi modalnya tidak ada, soalnya gorengannya ambil dari orang dan itu harus dibayar kontan dulu baru Bapak bisa jualan. Kalau nggak ada uang, Bapak ngga bisa jualan”- keluh Pak Hamim.
Kondisi fisik Pak Hamim pun membuat kami terenyuh akan perjuangannya, ia memiliki kondisi fisik yang kurang sempurna. Ia menuturkan kaki kirinya tidak bisa ditekuk dan tangan kirinya juga selalu gemetar (tremor). Ia mengaku belum pernah memeriksakan kondisi kesehatannya.
“Sudah tua dan sakit-sakitan begini mah Cep, siapa yang mau bawa saya kerja? mau buburuh juga ga ada yang mau. Ya… Sudah bapak mah seadanya dan semampunya aja, Alhamdulillah masih diberi kesanggupan jualan juga”- ujar Pak Hamim.
Sebelum jualan peyek, pekerjaan Pah Hamim adalah seorang kernet mobil truk bermuatan batu. Sejak pandemi ia tidak memiliki pekerjaan dan bergantung pada pemberian tetangga. Ditambah di usianya saat ini, pekerjaan kernet truck batu sangat berat dan menguras tenaga.
Namun, ia tidak ingin terus menerus merepotkan orang lain bahkan anak-anaknya, maka ia berinisiatif untuk berjualan peyek keliling.
“Bapak mah ngga mau bikin repot orang lain Cep, dikasih terus dari tetangga juga ngga enak. Lumayan dari satu bungkus peyek dapet untung seribu. kalau lagi beruntung, Bapak bisa dapet 25 ribu sehari” - ucap Pak Hamim.
Meski begitu, ia tetap bersyukur dengan segala keterbatasannya. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi fisik yang istimewa, berjalan sejauh kurang lebih 7 Km dengan jalan yang curam sambil membawa beban dagangan yang berat ?
Pak Hamim, saat ini tinggal dengan istrinya, Ibu Yoyoh (64 tahun). Tidak banyak yang bisa kami ceritakan tentang Ibu Yoyoh karena keterbatasannya. Ia pikun, sering kali meracau tak karuan. Di awal kami berkenalan, ia tersenyum dan beberapa saat kembali meracau lagi.
Menurut Pak Hamim, istrinya memang sering begitu, “Ya saya harus sehat. Buat rawat istri saya, semoga masih ada umur dan kesehatan”- ujar Pak Hamim.
Pak Hamim, memiliki harapan yang sangat sederhana, saat kami tanya tentang harapan. Ia hanya ingin punya modal usaha untuk melanjutkan jualan peyeknya. Hal itu semata agar ia tidak terus bergantung dari pemberian orang lain.
SahabatKU, maukah kalian mengulurkan tangan kalian untuk membantu harapannya terwujud? Yuk, mari kita bantu Pak Hamim untuk memiliki jongko dan modal untuk Pak Hamim berjualan kembali.
Semoga dengan membatu Pak Hamim, kita dapat memberikan kebahagian pada pasangan lansia ini di masa senjanya.
Disclaimer : Dana yang terkumpul akan di gunakan untuk renovasi rumah Pak Hamim, Modal usaha Pak Hamim, pemenuhan kebutuhan sehari-hari Pak Hamim dan jika terdapat kelebihan dana, akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan Dhuafa dan Program-program kebaikan yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
USIA 82, PENJUAL PEYEK BERJUANG HIDUPI ISTRINYA YANG PIKUN
terkumpul dari target Rp 35.000.000