ISTRI NGIDAP KANKER PAYUDARA, BANTU TUKANG OJEK PENGKOLAN UNTUK MENYEMBUHKANNYA
terkumpul dari target Rp 65.000.000
“ Setiap kali berangkat ngojek saya selalu khawatir Pak, karena gak ada yang jagain Istri yang sakit kanker, meski di rumah ada ibu mertua tapi kan ibu juga gak bisa jalan karena sakit diabetes… kalau Saya gak berangkat ngojek saya gak punya penghasilan buat makan keluarga, buat beli obat istri saya juga dan buat kebutuhan hidup yang lainya..” ungkap Pak Riki (28 tahun).
Setiap hari Pak Riki bekerja sebagai Ojek pengkolan, biasanya dari jam 6 pagi sampai dengan jam 5 sore bahkan tak jarang sampai malam juga jika belum mencapai target untuk membeli obat pereda nyeri dan obat setelah kemotherapi kanker payudara Istrinya (Bu Eva 27 tahun) yang tidak tercover BPJS seharga 1,2 juta itupun hanya cukup selama 3 minggu saja, jika habis Pak Riki harus membelinya lagi namun karena harganya yang mahal Ia belum pernah membeli lagi obat-obat tersebut.
Untuk Kemotherapi saja Bu Eva hanya baru melakukan sebanyak 2x dari 8x yang harus dilakukan menurut saran Dokter,
“Terakhir Kemo tu 10 bulan yang lalu Pak di Rumah sakit hermina Bekasi, sebab Saya gak punya uang untuk biaya akomodasinya pak, untuk sekali berangkat harus megang 1,5 juta untuk sewa mobil, bayar supir, isi bensin, makan selama kemo dan kebutuhan lainnya,,, makanya Saya juga bingung harus gimana lagi buat ngobatin Istri Saya sedangkan penghasilan dari ngojek sehari paling dapat 30 ribu Pak….” ujar Pak Riki dengan wajah kebingungan.
Pengahsil 30 ribu/hari dari ngojek jelas tidaklah cukup selain uang tersebut Ia gunakan untuk makan sehari-hari, terkadang uang tersebut digunakan untuk memperbaiki motornya jika mogok saat sedang dipakai ngojek, sebab hanya motor inilah satu-satunya kendaraan yang Ia miliki untuk mencari nafkah sebagai tukang Ojek pengkolan, kalau motor tersebut rusak Ia harus kerja apa?.
Sebelum ngojek dulu Pak Riki bekerja di perusahaan ekspedisi, namun karena sering banyak ijin tidak masuk kerja dan sering masuk kerja kesiangan karena harus mengantar Istrinya berobat dan mengurus istrinya terlebih dahulu, akhirnya Ia pun diberhentikan oleh perusahaannya, akibatnya sudah 1 tahun ini Pak Riki beralih profesi menjadi tukang ojek pengkolan yang pengahasilannya tidak tetap.
“Suami saya diberhentiin kerja gara-gara Saya Pak, padahal itu penghasilan satu-satunya, kasian suami Saya harus nanggung kondisi Saya yang seperti ini…” ucap Bu Eva dengan penuh rasa bersalah.
Pak Riki dan Bu Eva baru 3 tahun menikah, namun di awal usia pernikahannya yang baru seumur jagung mereka harus menerima cobaan berat seperti saat ini, sudah 2 tahun Bu eva di Vonis Kanker ganas Payudara sebelah kiri, Berawal dari hanya benjolan kecil sebesar biji jagung, karena Ia kira benjolan tersebut tidak terasa sakit sehingga Bu Eva menganggap benjolan tersebut tidak berbahaya, sampai 4 bulan kemudian Payudara sebelah kirinya terasa begitu sangat sakit, bahkan sangking sakitnya Ia sampai pingsan, kemudian oleh suaminya beserta keluaraga, Bu Eva dibawa ke Puskesmas namun karena harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut akhirnya Ia di rujuk ke rumah sakit.
Setelah 2minggu dari pemeriksaan mendalam terhadap benjolan tersebut dilakukan, akhirnya diketahui kalau Bu Eva mengidap Kanker Payudara, sehingga tak berapa lama Ia dirawat dilakukanlah operasi Biopsi untuk pengambilan sample jaringan, kemudian setelah sudah dipastikan kalau itu benar-benar kanker barulah dilaksanakan Operasi kedua untuk pengangakatan kanker payudaranya.
Meski sudah dilakukan 2x operasi kanker bukan berarti kondisi Bu Eva membaik malah justru lebih parah lagi, sebab kanker tersebut sudah stadium 3 akibatnya kanker itu sudah menjalar ke tulang, akibatnya Bu Eva saat ini mengalami kelumpuhan dan mati rasa dari pinggang sampai kaki yang membuat tubuh bagian bawahnya tidak bisa di gerakan bahkan dengan posisi kedua kakinya yang mengangkang ( tidak bisa diluruskan atau tidak bisa merubah posisi). Tentu hal ini menambah sulit Bu Eva dalam melakukan semua hal, Ia hanya bisa tiduran tanpa banyak bergerak dan tanpa banyak melakukan banyak hal, belum lagi jika rasa sakit dari kankernya itu kambuh, sungguh membuat dirinya begitu tersiksa.
Bahkan karena kondisinya yang saat ini tidak bisa melakukan apapun, masih ada aja orang yang tega mencibirnya sampai membuat Ia beserta suaminya begitu merasa sakit hati,
“ahhh kamu mah dari pada idup nyusahin gitu, mending mati aja….” Ucap Bu Eva menirukan orang yang mencibirnya.
Beruntung bagi Bu Eva yang memiliki suami sesabar dan sesayang Pak Riki terhadap dirinya, padahal mereka merupakan pengantin muda yang memiliki impian untuk memiliki Anak dan membangun rumah tangga yang bahagia, namun kenyataan berkata lain, impian tersebut harus mereka tunda karena penyakit kanker ini.
Sebelum berangkat ngojek Pak Riki setiap hari merawat Bu Eva dengan telaten, tanpa mengeluh dan penuh kesabaran dari mulai menyuapi, menyeka tubuhnya, memberi Obat bahkan memebersihkan kanker dipayudara Istrinya setiap malam,
“Saya sangat sayang sekali ma Istri saya, kalau bukan Saya yang melakukan semua itu.. lalu siapa?... karena kan awal Saya menikah dengannya harus siap dan menerima dalam kondisi apapun, termasuk kondisi ini.. mungkin saat ini kondisi istri Saya yang sedang diuji sakit, kalau sakitnya itu menimpa Saya sendiri gimana… Saya yakin Istri saya pun akan melakukan hal yang sama terhadap apa yang Saya lakukan saat ini terhadapnya.” Ungkap Pak Riki.
Besar sekali harapan dan impian pasangan muda ini, terutama Pak Riki Ia ingin sekali bisa melihat istrinya tersebut sembuh seperti dahulu kala yang ceria dan periang, Ia juga ingin memiliki usaha sendiri sehingga memiliki pengahasilan pasti dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya terutama dalam membiayai pengobatan Istrinya tersebut, sedangkan Impian Bu Eva sendiri selain ingin cepat sembuh, Ia juga ingin sekali memiliki Anak dan membangun keluarga yang bahagia bersama suami tercintanya.
SahabatKu, disaat beban berat yang saat ini Pak Riki jalani namun Ia selalu menguatkan Istrinya Bu Eva untuk selalu kuat dan sabar dalam menghadapi penyakit Kankernya, Pak Riki tidak pernah mengeluh atau bahkan tidak pernah kasar dalam merawat Istrinya tersebut, Ia lebih banyak menghibur dan menggoda Istrinya dengan sebutan “ Cantik ku, Istriku sayang” atau pujian lainnya yang bisa membuat Istrinya tersebut bahagia. Maka dari itu, Yuk SahabatKu! kita temani perjuang Pak Riki dalam merawat dan menyembuhkan Istri tercintanya itu dengan berdonasi melalui penggalangan dana ini.
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk modal usaha Pak Riki, pemenuhan dana kesehatan Bu Eva, Pemenuhan kebutuhan bulanan keluarga Bu Eva dan jika terdapat kelebihan dana akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan para Dhuafa serta Program-program lainnya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
ISTRI NGIDAP KANKER PAYUDARA, BANTU TUKANG OJEK PENGKOLAN UNTUK MENYEMBUHKANNYA
terkumpul dari target Rp 65.000.000