SEPASANG LANSIA, BANTING TULANG HIDUPI CUCUNYA YANG LUMPUH OTAK
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Tidaklah mudah untuk Abah Memen (76 tahun), mencari nafkah di tengah keterbatasan fisik yang dimilikinya akibat dari usianya yang sudah lanjut. Setiap saat, kaki dan tangannya pun terus menerus bergetar ditambah penglihatannya yang sudah mulai kabur.
Setiap hari, Abah Memen bekerja menjadi buruh tani dan menjadi pengumpul kayu bakar yang kemudian Ia jual seharga 10 ribu saja. Selain mengumpulkan kayu bakar, dari jam 7 pagi sampai dengan larut sore, beliau juga harus berjalan sekitar 4 km menuju kebun yang Abah bersihkan demi upah sekitar 40 ribu per hari.
Hasil yang Abah dapatkan memang tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Meski demikian, beliau harus tetap kuat dan semangat dalam mencari nafkah karena Abah memiliki tanggungan untuk menghidupi istrinya, Mak Inik (65 tahun) dan seorang Cucunya, Ahmad (28 tahun) yang mengidap kelumpuhan disekujur tubuhnya semenjak usia 2 tahun.
Menurut Abah, penyakit yang diderita Ahmad disebabkan karena pada saat bayi, Ahmad sempat mengalami demam tinggi sampai kejang-kejang. Menurut dokter, Ahmad mengalami kelumpuhan otak, sehingga otaknya tidak dapat berkembang.
“Usia Ahmad 25 tahun. Setiap hari ya cuma gini, tiduran aja. Tulang kaki sama tangan bengkok, tubuhnya kaku sama sering kejang-kejang. Bicara juga engga jelas, kayanya yang normal cuma mata sama telinga aja”, ujar Abah.
Selama Abah bekerja, Ahmad dirawat oleh Mak Inik. Setiap hari, Mak Inik mengurusi Ahmad, dari mulai menyuapi, menyeka (memandikan), membuat Susu, menggantikan baju serta popoknya, sampai dengan membersihkan Kotoran Ahmad. Semua Mak lakukan dengan penuh kesabaran dan telaten.
“Mak sedih liat Ahmad seumur hidup gini. Makin kesini makin repot kondisinya. Mak sama Abah kan semakin tua, kalau Mak sama Abah udah ga ada, gimana nanti Ahmad..”, ujar Mak Inik.
Orang tua Ahmad sendiri sudah hampir 15 tahun bercerai, saat ini menurut kabar, ayahnya berada di Cimahi dan sudah lama tidak pernah bertemu dengan Ahmad. “Dulu udah pernah didatangi, dikasi tau kondisi Ahmad. Tapi dia malah cuek ga peduli”, keluh Mak.
Sedangkan, Ibunya Ahmad saat ini tinggal dan bekerja sebagai buruh cuci baju di Jakarta bersama keluarga barunya. Namun, suami barunya sudah hampir 2 tahun meninggal karena Covid-19. Saat ini, ibunya tinggal bersama anak dari suami barunya tersebut.
“Ibunya paling nemuin Ahmad setahun sekali. Itu juga paling sempatnya pas lebaran aja. Setiap bulan Alhamdulillah juga sering kirim uang untuk Ahmad, meskipun ga cukup untuk semua kebutuhan Ahmad. Setiap bulan kan butuh buat popok, makan, susu dan kebutuhan lainnya. Tapi segini aja Mak udah bersyukur banget”, ujar Mak.
“Selama Abah ada, Abah sehat, Abah gak akan menelantarkan Ahmad meski dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan..”, tambah Abah Memen.
Saat Ini, mereka tinggal di sebuah rumah dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Mereka tinggal di rumah panggung dengan dinding anyaman bambu yang sudah rapuh yang ditopang oleh tiang kayu yang sudah kropos serta atapnya yang sering bocor bahkan plafon rumahnyapun terbuat dari anyaman bambu yang sudah berlubang dimana-mana. Tentunya, kondisi ini sangat memprihatinkan serta mengkhawatirkan terutama jiga terjadi Hujan angin yang besar, bisa-bisa rumah tersebut ambruk dan menimpa mereka. Hal ini amat sangat membayakan nyawa mereka.
“ Kalau hujan suka bocor, termasuk atap yang tepat diatasnya Ahmad. Jadi kalau hujan Abah dibantu Emak suka mindahin Ahmad biar gak kebasahan dengan cara digusur kasurnya. Apalagi kalau lagi hujan angin besar, Mak sama Abah gak bisa ninggalin rumah, sebab Ahmad gak ada yang bawa. Abah sama Emak hanya bisa duduk sambil berdo’a dan berdzikir jangan sampe rumah ini Ambruk menimpa kami,,”, ujar Abah Memen.
Harapan Abah Memen saat ini ingin sekali melihat Ahmad sehat, meskipun hal tersebut sangat mustahil. Abah juga ingin sekali bisa memperbaiki rumahnya agar keluarganya bisa hidup dengan nyaman dan tenang tanpa harus ada kekhawatiran rumahnya akan ambruk. Abah juga berharap bisa memiliki modal usaha sehingga tidak harus bersusah payah di usia yang saat ini sudah tua renta.
SahabatKU, melalui galang dana ini mari kita bersamai kehidupan Abah Memen serta Mak Inih dalam merawat cucunya. Mari kita bantu penuhi kebutuhan bulanannya, penuhi penunjang kesehatan, berikan modal usaha bagi keduanya serta kita renovasi rumah panggungnya agar Abah Memen, Mak Inih dan Ahmad mendapatkan kehidupan yang layak dan tenang.
Disclaimer : Dana yang terkumpul akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bulanan, penunjang kesehatan, perbaiki rumah serta modal usaha Abah Memen beserta keluarganya dan jika terdapat kelebihan dana akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan para Dhuafa serta Program-program lainya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
SEPASANG LANSIA, BANTING TULANG HIDUPI CUCUNYA YANG LUMPUH OTAK
terkumpul dari target Rp 50.000.000