Lansia Dhuafa Sakit dan Hidup Sebatang Kara di Gubuk
terkumpul dari target Rp 65.000.000
Selama puluhan tahun, Mak Linda (60) menahan sakit karena mengalami pembengkakan kelenjar di lehernya. Berawal dari benjolan seperti bisul dan setelah dipecahkan malah semakin membesar.
Mak Linda sempat berobat di puskesmas dibantu warga setempat. Namun jarak yang harus ditempuh sejauh 27 KM dengan kondisi jalan sempit, terjal, berbatu, berlumpur, dan berkelok, ditambah Mak pun tidak punya biaya, akhirnya pengobatan terpaksa dihentikan.
“Mak lupa kapan terakhir berobat. Kata dokter, mak harus dioperasi tapi mak ga punya biaya, apalagi operasinya harus dirujuk ke rumah sakit di Bandung,”, ujar Mak Linda.
Saat ini Mak Linda tinggal seorang diri di gubuk panggung yang terbuat dari anyaman bambu yang sudah lapuk, tiang-tiang kayunya keropos, dan atapnya sudah menghitam. Jika hujan besar, atapnya bocor dan Mak Linda mengungsi ke rumah tetangga karena khawatir ambruk. Suaminya sudah lama meninggal karena sakit keras, sedangkan anaknya merantau karena kondisi ekonominya pun kurang.
Sehari-hari Mak Linda bekerja sebagai buruh tani. Jika tidak ada pekerjaan, Mak biasanya mencari rumput untuk dijual ke tetangga sebagai pakan ternak, dengan harga tidak lebih dari 30 ribu. Jika penyakitnya sedang kambuh, berhari-hari Mak Linda hanya bisa diam di rumah menunggu sakitnya reda dengan sendirinya.
“Makan cuma sama nasi, garam atau oseng batang tiwu. Alhamdulillah masih bisa makan,” lirih Mak Linda.
Mak Linda hidup sebatang kara dan butuh pertolongan untuk sembuhkan sakitnya. Yuk ringankan beban Mak Linda!
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk biaya pengobatan dan renovasi gubuk panggung Mak Linda. Jika ada kelebihan dana, akan digunakan untuk biaya operasional dan perawatan Ambulance Gratis yang dikelola oleh Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat untuk membantu pasien dhuafa di pelosok.
Lansia Dhuafa Sakit dan Hidup Sebatang Kara di Gubuk
terkumpul dari target Rp 65.000.000