TERAPIS BEKAM, IDAP KANKER STADIUM AKHIR
terkumpul dari target Rp 40.000.000
Bayangkan! 16 tahun lamanya Bu Sobiah (51 tahun) harus membawa Kanker Kistanya kemana-mana. Perutnya membesar karena cairan yang ada di perutnya. “Sempat divonis oleh dokter, hidup saya tinggal beberapa bulan lagi. Tapi, saya pasrahkan segala sesuatunya pada Allah. Mudah-mudahan ini bukan Ramadhan terakhir saya”, harap Bu Sobiah.
Karena dirasa tidak ada jalan untuk berobat, seringkali Bu Sobiah menusuk sendiri perutnya dengan jarum agar cairan dapat keluar dan perutnya tidak terlalu besar. “Setiap 3 hari sekali, saya nekat tusuk area pusar sendiri buat keluarin cairan. Saya sadar bahaya dan khawatir infeksi, tapi ya mau gimana lagi”, keluh Bu Sobiah.
Bu Sobiah merupakan seorang janda yang berprofesi sebagai therapis bekam di kampungnya, Garut, Jawa Barat, namun Beliau memiliki bacaan Al-Qur'an bersanad langsung dari seorang Syeikh dari Arab saudi. Saat ini, beliau tinggal di rumah anak pertamanya, setelah suami tercinta, 9 tahun yang lalu meninggal dunia karena sakit.
“Sekarang saya tinggal ikut sama anak. Makan juga dari anak. Penghasilan dari bekam ga menentu, sebulan paling cuma beberapa pelanggan. Kadang dikasih 30 ribu sampe 50 ribu, tergantung yang ngasih. Kalau ngajar ngaji memang saya ga dibayar. In syaa Allah ikhlas buat nyari pahala”, ujar beliau.
Menurut pemeriksaan terakhir, Ginjal, Liver, Paru dan organ lain Bu Sobiah juga sudah rusak karena kanker. “Ginjal, liver, paru saya ini terjepit diantara kantung cairan. Kata dokter sudah stadium akhir. Tapi saya yakin bisa sembuh. Semua atas izin dan pertolongan Allah.”, ujar Bu Sobiah dengan penuh keyakinan.
Kantung cairan di ovarium perut Bu Sobiah ini tidak hanya satu, tetapi terdapat beberapa titik kantong cairan. Bahkan, setiap titiknya memiliki ukuran kantong cairan yang begitu besar, sehingga dokter saat ini kebingungan untuk melakukan penyedotan dalam mengurangi cairan yang terdapat di perutnya.
Di sela aktivitas kesehariannya, ternyata ada orang yang berpikiran negative dan sinis terhadap kondisi Bu Sobiah. “Namanya di kampung..ya Ada aja yang bilang diguna-guna. Terus bilang hamil kok ga lahir-lahir..Hamil seumur hidup ya..Tapi gapapa, saya ga permasalahkan.”, celetuk Bu Sobiah.
Kanker Kista Bu Sobiah harus segera di Operasi. Jika tidak segera dilakukan tindakan, tentunya akan mengakibatkan kematian. Meski beliau memiliki BPJS, namun tidak semua biayanya ditanggung, seperti obat-obatan dan biaya akomodasi dari rumah ke Rumah Sakit rujukan di Bandung yang berjarak kurang lebih 68 Km.
Meskipun dalam kondisi penyakit yang semakin mengkhawatirkan, tapi Bu Sobiah memilih untuk tidak menyerah. Pengalaman dan kemampuannya sebagai seorang Qoriah membuatnya semangat menjalani hidup. Bahkan, selain mengajar, di usianya yang semakin renta, beliau masih terus belajar hingga akhirnya mendapatkan sanad qira’ah dari seorang syekh dari Saudi.
“Saya juga belajar ya buat diajarkan lagi ke anak-anak atau ibu-ibu di kampung sini. Ga punya harta, tapi lewat ngajar semoga jadi tabungan dan amal jariah saya kelak di akhirat. Kadang kalau Ramadhan gini suka ada pesantren kilat buat anak-anak. Jadi saya paksain walau kondisi lagi sakit-sakitnya”, ujarnya.
SahabatKU. Melihat perjuangan dan pengorbanan Bu Sobiah, sudah selayaknya kita memberikan apresiasi, dukungan dan bantuan untuk membersamai perjuangan beliau. Selain untuk biaya operasi dan berobat, kita berikan modal usaha sebagai bekal untuk kehidupan sehari-harinya. Agar di sisa hidupnya, Bu Sobiah bisa mengamalkan bacaan Al-Qur’an bersanadnya.
Disclaimer : Dana yang terkumpul, akan digunakan untuk modal Usaha Bu Sobiah, memenuhi penunjang kesehatannya, memenuhi kebutuhan bulanan dan jika terdapat kelebihan dana akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Dhuafa serta Program lainnya yang berada dibawah Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
TERAPIS BEKAM, IDAP KANKER STADIUM AKHIR
terkumpul dari target Rp 40.000.000