Tangan keriput kurus tampak berusaha menahan seikat kayu bakar di punggungnya yang terbungkuk.

Kaki tuanya beralaskan sandal jepit tipis yang hampir putus. Gemetar menapaki jalan yang berbatu. Tak terbilang berapa kali emak terjatuh ketika mencari kayu, saking letih terkadang Emak ketiduran di antra tumpukan kayu bakarnya.

Sungguh berat keseharian mak Amah (87) untuk bertahan hidup demi sesuap nasi. Seorang diri kini Emak mengisi hari-hari senjanya. Walaupun hanya sepetak tanah kecil, ia sangat bersyukur akan keadaannya saat ini. Setidaknya ia masih mempunyai tempat untuk berteduh.

Berapa penghasilan mak Amah? Penghasilan mak Amah tidaklah besar hanya Rp. 40.000 seminggu, karena Emak tidak pernah mematok harga dari kayu bakar yang Ia jual. Ia hanya menerima pembayaran seikhlasnya saja. Itupun tidak setiap hari emak dapat menjual kayu bakarnya. Itulah mengapa terkadang Emak terpaksa harus menahan lapar jika tidak ada yang membeli kayu bakarnya.

Saat ini yang diharapkan oleh mak Amah hanyalah hal yang sederhana, ia hanya berharap ia bisa makan setiap hari. Karena baginya saat ini untuk makan saja ia cukup kesulitan. Tak terbayangkan olehnya keinginan lain, karena baginya untuk menginginkan rumah atau modal usaha hanyalah sebuah mimpi yang enggan bahkan untuk Ia bayangkan.

Insan Baik, sungguh memilukan mendengar keseharian dan keadaan mak Amah saat ini. Saat ia seharusnya beristirahat menikmati masa tuanya, ia masih harus bergelut dengan kerasnya kehidupan.

Insan Baik, mari hadirkan kebahagiaan di senja usia Emak. Berapapun donasi yang kita berikan untuk mak Amah, akan sangat  berharga bagi terciptanya kebahagiaan di senja usia Emak.

Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pokok mak Amah serta kebutuhan mendesak lainnya. Sebagian donasi yang terkumpul akan digunakan untuk membantu mereka yang membutuhkan dibawah naungan Amal Baik Insani.