7 Tahun Stroke, Abah Rahmat Tukang Kupat Tahu Harus Bangkit
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Kakek Rahmat (72) adalah salah satu kakek yang kuat dan gigih, kakek gak mau pulang kalau dagangannya belum habis. Tapi sejak stroke, fisiknya udah gak sekuat dulu dan ia jadi sering pulang cepat.
Kakek tingggal bersama istrinya nenek Rasmi (63) dikontrakan yang cukup sederhana, kumuh dan tak layak huni. Dan baru-baru ini kakek mulai berjualan lagi.
Namun semangat nya untuk sembuh sangat tinggi, hingga kakek bisa berjualan lagi. Sebelumnya bahkan kakek gak bisa beraktivitas dan hanya berbaring selama 7 tahun lama nya. Sejak saat ini perekonomian nya juga menurun, kakek sampai nunggak kontrakan dan kesulitan untuk makan.
Walaupun sebenarnya kakek tidak sembuh total, tapi kakek gamau menunggu rezeki datang menghampiri nya. Kakek percaya "Rezeki akang datang saat kita berikhtiar dan keluar rumah"- Ucap Kakek sambil tersenyum.
Kaki bagian kirinya harus di gesek kan saat jalan karena belum sembuh total, tapi setiap harinya kakek tetap harus mendorong gerobaknya demi jual kupat tahu.
Kakek berangkat sesudah shalat shubuh, dengan kaki yang terseok-seok kakek terus mendorong roda sembari menawarkan dagangan ke setiap rumah. Setiap hari jarak tempuh kakek bisa mencapai belasan kilometer.
Kadang kalau kakek cape, ia akan beristirahat di depan sekolah dasar sambil menunggu pembeli datang. Penghasilannya juga gak seberapa, setiap harinya hanya 30-40 ribu saja.
Itupun kalau dagangannya habis, kalau tidak habis bahan baku yang kakek punya harus dibeli Kembali karena basi. Dengan penghasilan yang sangat minim, kakek harus nabung untuk bayar sewa tempat jualan dan makan sehari-hari.
Harapan Kek Rahmat di masa tuanya tidak muluk - muluk, melainkan hanya ingin menyambung hidup di sisa usianya. Apabila ada modal kakek ingin menyewa ruko kecil - kecilan, agar kakek tidak usah lagi mendorong gerobak.
7 Tahun Stroke, Abah Rahmat Tukang Kupat Tahu Harus Bangkit
terkumpul dari target Rp 50.000.000