Bantu Abah Penjala Ikan Hidup Layak
terkumpul dari target Rp 75.000.000
Inilah Istana gubuk reyot, tempat abah penjala ikan hidup sembari berjuang melawan alam dan kehidupannya.
Di pinggiran waduk yang mulai surut karena kemarau Panjang dan diantara kapal tua yang tersandar di lumpur yang mulai mengering. Tampak sebuah gubuk yang memancing mataku.
Gubuk yang berdiri di pinggir lereng waduk itu jelas tak memiliki sumber penerangan, karena tak tampak satupun jalur listrik ke sana. Saat aku mengira tak satupun orang yang akan menempatinya, terlihat seorang abah keluar dari gubuk itu.
Dia adalah Abah Yusuf (70) seorang lansia yang bertahan hidup dengan menjala ikan. Atap rumahnya terbuat dari bahan-bahan bekas yang bercampur. Spon, seng dan asbes tampak saling berpegangan untuk meneduhkan isi gubuk itu.
Meski tak mampu menahan derasnya hujan namun setidaknya dapat mencegah teriknya Mentari yang masuk ke dalam gubuk itu.
Tak berbeda jauh dengan dindingnya yang terbuat dari bilik bambu, triplek dan papan limbah. Tembok itu tidak bisa menahan angin yang masuk ada banyak lubang dan celah didalamnya. Abah seringkali kedinginan dan tak mampu mencegah serbuan serangga malam.
Jangan ditanya tiang-tiang penopangnya juga tampak ringkih dan keropos dimana-mana. Dibawah lantainya juga terdapat potongan kayu dan papan sisa serta potongan sterofoam yang saling bertumpuk dan saling terikat satu sama lain.
Jangankan perabot atau perlengkapan Rumah, pakaian pun hanya ada beberapa helai yang tergantung di dinding Gubuk. Inilah istana maha karya dari Abah Yusuf.
“Lamun cai pinuh mah, saung teh sok ngambang ka tahan ku sterofoam komo lamun aya hujan angin pas cai pinuh. Abah mah ngan ukur bisa pasrah we kanu kawasa (Kalau air sedang tinggi, gubuk ini akan mengambang tertahan sterofoam. Apalagi saat air penuh turun hujan disertai angin kencang, abah hanya bisa pasrah kepada Sang Pencipta)”.
Itulah sedikit cerita saat aku coba bertanya bagaimana jika kondisi air waduk tengah penuh.
Tak disangka Abah Yusuf harus sering bertaruh nyawa meninggali tempat ini. Belum lagi saat malam tentu tak ada penerangan lampu, Abah harus diam di tengah kegelapan di temani sebuah lampu minyak kecil dan deru angin yang terus menghantam.
Abah berprofesi sebagai penjala ikan, ia tak memiliki penghasilan jelas. Namun terlihat dari kondisinya saat ini. Jangankan untuk memperbaiki istananya, untuk makan saja Abah harus memakan apa saja yang Ia dapat dari Pinggir danau.
"Ada keong, ada kepiting apa saja yang di dapat dari sekitaran danau, kalau belum bisa beli beras abah makan apa saja. Abah pantang untuk minta-minta, seandainya ada yang ngasih ya saya terima, kalau gak ada ya Alhamdulillah seadanya saja kalau gk ada apa-apa ya Abah puasa. kalau ikan itu untuk di jual buat beli beras bukan untuk di makan sendiri"- Ungkap Abah penuh keikhlasan.
Saat sakit pun Abah hanya bisa terbaring dan berharap penyakitnya bisa sembuh dengan sendirinya. Kulit tua keriput tampak hitam dibawah sinar matahari yang kian menyengat. Abah masih berusaha menebarkan jala nya agar mendapatkan sedikit ikan untuk di tukar dengan secangkir beras pengganjal perut.
Namun sayang kemarau panjang tampaknya semakin membuatnya sulit mendapatkan hasil. Sesekali ia terduduk menahan perutnya yang terus berteriak, berusaha menenangkan agar tak terlalu sakit.
Sudah puluhan tahun abah tinggal disana, sejak istrinya meninggal dunia. Ia harus mengarungi kerasnya kehidupan seorang diri, sedang kedua anak yang pernah Ia perjuangankan pergi merantau mencari kehidupan yang lebih baik entah kemana.
Insan Baik, mari buka hati kita. Mari bantu Abah memiliki Rumah layak untuk ditinggali di usia senjanya. Mari bantu Abah memiliki usaha layak agar ia tak lagi menahan lapar. Sedikit uluran tangan kita akan sangat berdampak besar dalam perubahan kehidupan Abah Yusuf. Mari bantu Abah Yusuf menikmati masa tuanya dengan bahagia.
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari Abah Yusuf, pembelian atau pembangunan rumah layak huni dan modal usaha untuk Abah Yusuf. Sebagian dana yang terkumpul juga akan digunakan untuk membantu saudara-saudara lain yang membutuhkan bantuan di bawah naungan dan pendampingan Yayasan Amal Baik Insani.
Bantu Abah Penjala Ikan Hidup Layak
terkumpul dari target Rp 75.000.000