Bantu Abah Ibeng Memiliki Mesin Jahit Yang Layak
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Sama seperti kebanyakan lansia pada umumnya, yang ingin hidup tenang di masa tuanya. Tapi tidak untuk Abah Ibeng (75) ia tinggal berdua dengan istrinya, dari pagi abah sudah membuka lapak jahitnya di dekat pasar.
Semua ini abah lakukan karena anaknya sudah menikah dan hidupnya juga pas-pasan, abah tidak ingin merepotkan anaknya. Istrinya pun membantu dengan membuka jasa jahit juga.
Kondisi fisik abah yang sudah tidak se sehat dulu, membuatnya sering menahan sakit karena rematik yang abah derita. Bahkan untuk jalan saja abah harus menggunakan tongkat karena kakinya linu dan kaku kalau untuk berjalan.
Sudah puluhan tahun abah menjadi tukang jahit, penghasilannya juga tidak tentu. Tapi kalau bulan Ramadhan tiba upah yang abah terima bisa lebih ramai dari biasanya. Tapi di hari biasa abah bilang sering tidak dapat uang sepeser pun.
“Ah, kalau hari biasa gini mah ada syukur ngga juga yang penting udah ikhtiar,” – ucap abah sambil tersenyum.
Di hari hari biasa ia hanya bisa mendapatkan sepuluh sampai duapuluh ribu. Bahkan terkadang ia tak mendapatkan uang seperserpun. Tapi bagi abah, hanya diam menunggu di lapaknya setiap hari adalah ikhtiar terbaikanya. Ia percaya rezeki sudah diatur dan tak akan pergi darinya jika memang sudah menjadi milikinya.
Kaki Abah sudah tak kuat untuk berjalan jauh. Rematik yang dideritanya sejak setahun lalu membuat ia harus berjalan dibantu tongkat. Tak ada biaya untuk memeriksakan kaki nya.
Kalau punya rezeki abah mau beliin Emak mesin jahit baru, soalnya yang dirumah udah lama dan udah berat mesinnya buat dipakai. Maka dari itu, mari bantu Abah Ibeng untuk memiliki hidup yang lebih layak.
Bantu Abah Ibeng Memiliki Mesin Jahit Yang Layak
terkumpul dari target Rp 50.000.000