Rela Menginap di Pasar Demi Untung 5 Ribu
terkumpul dari target Rp 75.000.000
Pak Jumadi kakek tua yang rela mencari nafkah demi istri tercinta dengan berjualan sulak atau biasa kita sebut kemoceng.
"Sulak sulak.... Sulaknya Pak, Buk'' Begitulah Pak jumadi menawarkan Sulak dagangannya kepada pengemudi yang berlalu-lalang di jalan raya, Pak Jumadi mendapatkan sulak tersebut dengan membeli di agen lalu menjualnya kembali. hal tersebut tidak sebanding dari harga beli dengan harga yang dijual kembali dengan hanya untung 5 ribu.
Bahkan Jarang sekali orang membeli sulak, karena sudah banyak alat canggih yang digunakan saat ini, seperti vacuum cleaner atau untuk mobil biasanya langsung ke tempat cucian. Tetapi terkadang sedikit pengemudi yang berbelas kasih kepada pak Jumadi bahkan terkadang hanya cuma-cuma memberikan uang tanpa mengambil dagangan pak Jumadi, tetapi pak Jumadi tidak mau karena beliau bertujuan berjualan bukan meminta minta.
"Saya biasanya tidur di emperan Pasar, supaya pagi hari bisa langsung berjualan". Ya, ternyata Pak Jumadi jarang sekali pulang ke rumah. Pak Jumadi lebih sering menginap di Pasar karena jarak tempuh rumah yang tidak dekat serta kendaraannya yang sudah menemani beliau selama 10 tahunan.
Dengan sepeda ontel tuanya, Beliau juga berkeliling kota berjualan sulak, ketika hendak pulang ke rumah Pak jumadi rela mengayuh sejauh 20km agar bisa bertemu dengan Istrinya tercinta. Dari untung 5 ribu sebenarnya tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari hari tetapi pak jumadi selalu bersyukur akan nikmat yang diberikan Tuhan.
Rela Menginap di Pasar Demi Untung 5 Ribu
terkumpul dari target Rp 75.000.000