Kado Untuk Veteran Indonesia
terkumpul dari target Rp 84.237.000
Masih ingatkah dengan perjuangan para pejuang kemerdekaan Indonesia? Sudah banyak yang berguguran, namun tidak sedikit juga yang hingga saat ini masih bertahan hidup. Layaknya seorang pejuang, kini mereka masih berjuang melawan kerasnya lika-liku kehidupan dengan segala keterbatasan.
Pejuang Jawa Barat 1
Pak Ojo (94) adalah seorang veteran kemerdekaan ‘45, yang dahulu berperang melawan penjajah Belanda, Jepang, sekutu, dan pemberontakan DI/TII di Jawa Barat. Kini kondisi pendengaran dan penglihatan Pak Ojo sudah lemah. Beliau masih berjuang merawat istrinya yang sakit. Bersama Bu Engkar (85), mereka tinggal di sebuah rumah yang sudah tidak layak huni.
“Bapak pengen benerin rumah, biar Emak nyaman. Bapak juga pengen bisa bayar hutang ke bank, biar nanti kalau bapak pergi tidak meninggalkan hutang,” harap Pak Ojo.
Pejuang Jawa Barat 2
Saat usia 17 tahun, Pak Sulaeman (93) memberanikan diri untuk bergabung sebagai tentara pejuang. Dengan mengusung slogan merdeka atau mati, beliau berhasil ikut memerdekakan negeri ini melawan Belanda, Jepang, sekutu, dan pemberontakan DI/TII di tanah kelahirannya daerah Majalaya, Paseh, Kab. Bandung.
“Kawan kawan seperjuangan saya banyak yang gugur ketika melawan penjajah. Saya juga pernah tertembak di bagian perut, tapi Alhamdulillah saya masih selamat dan Allah masih memberikan saya umur untuk berjuang meskipun hanya berbekal golok atau bambu runcing.”
Meskipun fisiknya masih terlihat bugar, namun kesehatannya semakin melemah. Giginya mulai banyak yang tanggal. Kini, Pak Sulaeman tinggal di sebuah rumah panggung sederhana yang terbuat dari kayu dan sudah tidak layak huni. Jika hujan tiba, rumah panggung beliau bocor dan bergoncang oleh terpaan angin. Tembok yang terbuat dari anyaman bambu, hari demi hari semakin rusak karena termakan usia. Rumah tua tersebut, tak lagi dapat memberikan kehangatan bagi beliau di setiap malamnya. Disamping itu, beliaupun tidak memiliki toilet yang layak. Perjuangan Pak Sulaeman pun belum berhenti, ia masih tetap berjuang, bedanya sekarang beliau berjuang untuk bisa hidup sehari hari.
Pejuang Jawa Barat 3
Beliau adalah Pak Warman (95). Pada usia 17 tahun, beliau sudah mulai berjuang dan rela mempertaruhkan nyawa. Meskipun sekarang berusia senja, ingatan akan masa perjuangan dulu masih terekam dengan jelas. Fisiknya sudah semakin ringkih, namun beliau masih bersemangat ketika menceritakan pahit getir perjuangannya dulu.
Dulu Pak Warman ditugaskan untuk berjuang di daerah Banjaran, Soreang, dan Pangalengan.
“Kami dulu berjuang rela tinggalkan keluarga, ga pernah mikir nyawa kami. Modal perang cuma badan dan bambu runcing di tangan. Kadang bermalam di hutan atau di antara padi-padi supaya ga ketauan penjajah. Dalam kondisi apapun, siang atau malam kami harus tetap siaga”, ujar Pak Warman.
Pejuang Jawa Barat 4
Pak Komar (93) sudah tidak setegap dulu. Kondisi fisiknya sudah sangat ringkih membungkuk. Penglihatannya sudah kurang jelas karena mengalami katarak. Kini, beliau tinggal bersama istrinya di rumah yang sangat sederhana. Beliau tidak mempunyai keturunan. Dengan segala keterbatasan, beliau tidak menggantungkan hidupnya kepada orang lain. Untuk memasak dan keperluan lainnya beliau lakukan sendiri. Di hari tuanya, tidak ada yang beliau lakukan selain berdiam diri di rumah, jika merasa sehat sesekali beliau bertani.
.
Kebaikan Ummat mengajak Sahabat semua untuk memberikan apresiasi untuk para mantan veteran Indonesia sebagai tanda cinta untuk mereka yang sudah berjuang memerdekakan bangsa ini. Klik DONASI SEKARANG
Disclaimer: Kado di Hari Kemerdekaan 17 Agustus ini akan menyalurkan apresiasi dalam bentuk program Bedah Rumah, Paket Sembako, Pembelian Alat Bantu Dengar, Pembelian Kacamata, Bantuan Kesehatan dan kebutuhan lainnya serta untuk para penerima manfaat lainnya dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
Kado Untuk Veteran Indonesia
terkumpul dari target Rp 84.237.000