
Peluh Lansia Penjual Nira Hidupi Cucu Sembuhkan Istri
terkumpul dari target Rp 50.000.000
"Hanya bisa usahakan 30 ribu kalau laku semua, hasilnya buat istri berobat dan cucu sekolah..", nanar pedih dan cemas kehidupan tersurat di wajah keriput penuh perjuangan.
Beliau Abah Teteng (67), lansia penjual kolang-kaling dan nira keliling. Decit waktu mengharuskan Abah untuk terus berjuang guna menyembuhkan sang istri yang terbaring karena pengeroposan tulang yang diperparah oleh asma. Senja usia tak menghalangi beliau untuk terus bertanggung jawab sebagai kepala keluarga meskipun rasa lelah kerap menyelimuti tubuh bungkuk yang dipaksa tegak menerima keadaan.

Tak hanya mengusahakan kesembuhan, Abah Teteng juga memperjuangkan pendidikan Shakilla (9) cucunya yang sudah menjadi piatu dan ditelantarkan oleh ayahnya. Tak sampai hati membiarkan Shakilla putus sekolah meski keadaan mencekik, Abah Teteng sedari pagi memetik kolang-kaling yang nantinya akan dikupas bersama sang cucu. Berselang siang, sepulang sekolah Shakilla seringkali menemani Abah menjajakan Nira dan kolang-kaling yang telah mereka bersihkan.

"Gak ada lagi yang bisa jaga Killa kecuali Abah.. Sebenarnya khawatir kalau emak sama abah udah gak ada, Shakilla mau sama siapa..", Bah Teteng mengandai kondisi terburuk yang beliau khawatirkan. Meski berat karena banyak liku kehidupan yang harus dilalui, Abah tetap tabah dan menerima semua jalan terjal di hadapannya.

Penghasilan yang tak cukup besar bahkan untuk kebutuhan sehari-hari pun dipaksa terbagi membeli obat warung untuk meredakan nyeri yang dirasa sang istri. Meski tak yakin akan membantu, setidaknya abah mengusahakan upaya terbaik dan senantiasa mengikhtiarkan pengobatan yang layak untuk istrinya. Belum lagi jika hujan turun, celah besar yang merangkai rumah mereka dijejali air dari berbagai sudut dan memaksa mereka bermalam berselimut dingin serta lembab jejak air hujan.

Langkah rapuh di senja usia tak memberatkan Bah Teteng untuk mempertahankan pendidikan Shakilla agar tak putus karena keadaan. Beliau dan cucunya itu saling merangkul, menguatkan dan berusaha untuk bertahan. Menanak nasi setiap hari, menikmati lauk yang cukup gizi serta tak merasakan sepi menjadi sebuah kemewahan bagi mereka berdua.

Insan Baik, jejak ikhtiar Bah Teteng dan Shakilla untuk bertahan di tengah perihnya keadaan membutuhkan uluran agar terasa lebih ringan. Mari bersamai perjuangan mereka menggapai sembuh dan angan pendidikan yang tak padam.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan disalurkan untuk pemenuhan sandang pangan, pengobatan istri pak teteng, pendidikan shakilla dan operasional yayasan pendamping. Sebagian donasi juga akan disalurkan untuk penerima manfaat lain di bawah naungan Amal Baik Insani.
Peluh Lansia Penjual Nira Hidupi Cucu Sembuhkan Istri
terkumpul dari target Rp 50.000.000
