Isyaratkan Bahagia tuk Pengrajin Sapu Lidi Bisu dan Tuli
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Mak Iin (60) menapaki setiap jengkal perkebunan sawit tanpa dengar, tanpa suara.
Ditakdirkan bisu dan tuli sejak lahir membuat Mak Iin harus berjuang lebih keras. Setiap hari, ia mengumpulkan daun sawit langsung dari perkebunan menggunakan peralatan seadanya.
Digendongnya daun sawit yang dihasilkan tanpa peduli bahaya sekitar.
Mak Iin tetap tegar dengan kondisi yang ia miliki. Daun yang ia kumpulkan harus dirangkai satu persatu hingga memakan waktu satu minggu, hasilnya senilai 10 ribu rupiah ketika semua terjual.
Nominal yang tentu saja jauh dari kata cukup. Hingga menahan lapar sudah biasa Emak jalani.
Meski kondisi tetanggapun tidak mudah, namun kondisi Mak Iin adalah yang tersulit di kampung itu. Kesendirian tanpa suami dan anak menambah kondisi Emak semakin tak mudah di tengah senja usia dan kesehatan yang terus menurun.
Rumah yang ia tinggali sendiri bercelah banyak juga tergenang saat hujan datang dan Mak Iin seringkali menangis tanpa suara meminta pertolongan tetangga ketika kondisi itu datang.
Insan baik, terlalu banyak rintangan hidup yang harus dirasakan oleh Mak Iin. Di usianya yang kian senja ia harus terus berjuang menghidupi diri sendiri diambang keterbatasan. Tak jarang, sapu yang dibuat tidak laku satupun sehingga untuk kebutuhan makan pun Mak tak mampu mencukupi. Mimpi besar Mak Iin sederhana, memiliki modal usaha untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.
Mari ulurkan tangan bersama, memberi bantuan terbaik untuk mengisyaratkan kebahagiaan kepada Mak Iin yang bisu dan tuli. Ukir senyum bahagia pertama bagi Mak Iin agar ia tidak merasa berjuang sendiri.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk modal usaha, bedah rumah dan kebutuhan pokok Mak Iin lainya. Sebagian donasi juga akan digunkan untuk membantu keberlangsungan program serta penerima manfaat lain dibawah naungan Yayasan Amal Baik Insani.
Isyaratkan Bahagia tuk Pengrajin Sapu Lidi Bisu dan Tuli
terkumpul dari target Rp 100.000.000