Ibu Ika dan Harapan Baru di Tengah Kanker
terkumpul dari target Rp 95.650.000
Sejak Juli 2024, dunia Ibu Ika berubah drastis. Dulu ia adalah seorang ibu yang penuh semangat, sibuk mengurus anak-anaknya dan membantu keuangan keluarga dengan keahliannya menjahit. Namun, kini, ia hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur, tak lagi mampu bergerak tanpa rasa sakit yang menghujam tubuhnya. Kanker payudara stadium 3A (Susp Ca Mammae Dextra T3N1 Mx) perlahan-lahan merampas setiap harinya, menjadikannya tak lebih dari saksi bisu di balik tirai penderitaan.
"Kalau malam, sakitnya makin terasa… sampai nggak bisa tidur," ucap Ibu Ika dengan suara bergetar, menahan lelah yang begitu mendalam. Benjolan yang dulu kecil, kini membengkak, menjalar ke bagian tubuh lainnya, menyisakan aroma tak sedap yang mulai menyengat. Kelelahan parah menyergapnya setiap kali ia mencoba bergerak, membuatnya terjebak dalam siklus tak berujung antara rasa sakit dan kepasrahan.
Di tengah keterbatasannya, Ibu Ika masih harus memikirkan biaya pengobatan. Meskipun BPJS menanggung sebagian besar biaya, banyak obat-obatan penting seperti salep untuk luka terbuka yang tidak dicover. Ditambah lagi, ongkos perjalanan ke Rumah Sakit Santosa Kopo Bandung menjadi beban berat yang tidak dapat ditanggulangi. Suaminya, Pak Asep, yang hanya bekerja serabutan memasang wallpaper, kini harus berjuang lebih keras. Dengan penghasilan yang tak menentu, kadang hanya Rp 50.000 sehari, itu pun jika ada pekerjaan, Pak Asep terus bertahan untuk menghidupi keluarganya.
"Kadang bingung, ongkos ke rumah sakit aja nggak ada. Suami kerja nggak setiap hari, saya juga udah nggak bisa bantuin," lirih Ibu Ika, menghela napas berat.
Dalam keputusasaan ini, Ibu Ika kini tinggal bersama mertuanya, karena di rumah sendiri, ia tak lagi mampu mengurus anak-anaknya yang masih kecil. "Kalau di rumahnya, kasian nggak ada yang jagain anak-anak. Mereka masih kecil-kecil," kata mertuanya yang dengan setia mengurus cucu-cucunya sambil bekerja sebagai pengurus sampah rumah tangga. Meski keadaannya sendiri tak mudah, mereka berjuang bersama, menahan segala duka dan beban.
Dokter telah memperingatkan, kanker yang bersarang di tubuh Ibu Ika bisa menyebar lebih luas jika tidak segera ditangani. Waktu terus berjalan, setiap hari tanpa perawatan yang konsisten memperbesar risiko penyebaran ke leher, dada, dan bagian tubuh lainnya. Tapi, biaya yang dibutuhkan untuk pengobatan sangat besar, sementara kebutuhan medis yang tak ditanggung BPJS saja dalam seminggu mencapai Rp 191.000, termasuk untuk 1 botol infusan, kasa steril, plester, dan pembalut.
"Harapannya cuma satu, bisa sembuh... bisa nganterin anak-anak sekolah lagi," ucap Ibu Ika dengan senyum yang nyaris hilang, menyisakan secercah harapan yang rapuh.
SahabatKU, di tengah kegelapan yang melingkupi hari-harinya, Ibu Ika masih memegang satu harapan besar: bisa sembuh dan kembali mendampingi anak-anaknya. Setiap bantuan dari kita bisa menjadi cahaya bagi perjuangannya, mengurangi beban biaya pengobatan dan memberi harapan baru bagi keluarganya. Di saat sulit seperti ini, uluran tangan kita bukan hanya sekedar donasi, tapi juga menjadi harapan terakhir Ibu Ika untuk bertahan dan sembuh. Mari bersama kita hadir untuk Ibu Ika dan keluarganya. Setiap donasi yang kita berikan bisa menjadi langkah menuju keajaiban.
Dan jika SahabatKu memiliki informasi tentang orang yang perlu kami bantu dalam pembuatan galang dana seperti Ibu Ika, bisa menghubungi Kami Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat melalui Nomor Whatsapps berikut ini:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia”_ (HR. Ahmad).
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk Biaya Pengobatan Yang Tidak Tercover BPJS, Biaya Kebutuhan Sehari-hari Keluarga Ibu Ika dan Biaya Operasional Pengobatan Ibu Ika, serta jika terdapat Kelebihan dana akan digunakan untuk membantu penerima manfaat lainnya dan Program Kebaikan lain nya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
Ibu Ika dan Harapan Baru di Tengah Kanker
terkumpul dari target Rp 95.650.000