Salmah, seorang remaja berusia 17 tahun, telah divonis menderita tumor dan menjalani operasi untuk mengatasinya. Namun, luka bekas operasinya mengalami infeksi yang cukup parah, membuat kondisinya semakin mengkhawatirkan. 

Kini Salmah memiliki lubang yang bernanah di dadanya. Tubuh kurusnya terbaring lemah tidak berdaya. Bahkan untuk duduk pun ia tidak bisa karena sesak.  Salmah juga sudah tidak bisa makan dengan normal. Sehari-hari ia hanya mengkonsumsi bubur cair. 

“Anaknya baik, tapi ujiannya kenapa berat” ucap sang ibu pilu.

Situasi ini menjadi semakin sulit karena kondisi Salmah yang sangat mendesak membutuhkan perawatan yang lebih intensif dan lengkap. Orang tuanya, yang bekerja sebagai pencari udang di empang milik orang lain. 

“Apa aja saya lakuin, nyari udang nggak seberapa bayarannya. Tapi biarin, dikumpulin aja uangnya buat berobat Salma” 

Tapi jangankan untuk berobat, untuk makan saja mereka sangat kekurangan. Salma yang memerlukan gizi seimbang bahkan hanya bisa makan bubur tanpa lauk. Tubuhnya kurus karena asupan makanan yang sangat kurang. 

Di tengah ujian berat yang menimpanya, Salma ingin sekali kembali bersekolah. bertemu teman-teman yang lain. Tapi apa daya, kondisinya yang semakin memburuk memaksa Salma untuk tetap berada di rumah. 

Rumah yang ditempati hanya sebuah rumah semi permanen yang dindingnya terbuat dari anyaman bambu. Sering kali Salma menggigil saat malam hari karena kedinginan. 

Perjalanan Salma masih sangat panjang untuk mencapai kesembuhan. Semangatnya tak pernah putus untuk terus berjuang.