Perut terus membesar, Bantu Bu Boyati Beli Obat
terkumpul dari target Rp 150.000.000
Di dalam rumah nya yang sangat sederhana, Bu Boyati merintih kesakitan karena perutnya semakin membesar. Vonis dokter yang menyatakan bahwa beliau mengidap penyakit maglinant neoplasm of myometrium membuatnya merasakan sakit yang sangat menyiksa. Berawal dari Bu Boyati merasakan perutnya kembung, begah, dan nafsu makan yang menurun. Awalnya beliau mengira itu adalah sakit maag biasa. Namun seiring berjalannya waktu, perutnya semakin sakit.
Setelah memeriksakannya ke rumah sakit, ternyata ada tumor yang bersarang di ususnya. Tindakan operasi pun telah dijalani. Namun anehnya, kini semakin hari perutnya semakin membesar dan keras. Bu Boyati kembali memeriksakannya ke rumah sakit. Sangat disayangkan, alat di rumah sakit tersebut tidak bisa menjangkaunya karena cairan yang ada di perutnya menghalangi alat tersebut untuk masuk lebih dalam ke perutnya.
Rasa sesak, linu dan panas sangat menyiksa Bu Boyati. Perutnya semakin membesar seiring waktu seperti sedang hamil kembar. Semua aktivitasnya terhenti. Setiap hari beliau hanya bisa duduk di kursi dengan penyangga. Bahkan tidur di malam hari pun dengan posisi duduk. Kakinya semakin hari semakin bengkak akibat cairan. Keluarga sudah mengupayakan berbagai pengobatan untuk Bu Boyati. Mulai dari operasi, membeli obat-obatan, hingga pengobatan alternatif.
Bu Boyati juga tidak bisa mengkonsumsi makanan dengan porsi normal. Satu kali makan paling banyak 4 sendok nasi dan 4 sendok air putih. Karena jika terlalu banyak, perutnya akan semakin sakit. Asupan gizi yang kurang ini juga menyebabkan tubuhnya semakin kurus. Sangat terlihat sekali perbedaan kondisi beliau sebelum dan setelah sakit. Bu Boyati kehilangan banyak sekali berat badan.
Namun, jauhnya jarak antara rumah dengan rumah sakit rujukan menjadi kendala. Hal ini mengakibatkan keluarga harus menguras keuangan yang ada hanya untuk sekedar transportasi. Penghasilan sang suami yang hanya sebagai buruh pembuat genteng tentu tidak bisa memenuhi kebutuhan pengobatan Bu Boyati. Belum lagi kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi. Jika sudah waktunya kontrol ke rumah sakit, tak jarang sang suami hanya mengganjal perutnya dengan air putih. Semua uang yang dikumpulkan rela ia gunakan demi sang istri bisa menjalani pengobatan walaupun harus menempuh jarak yang jauh.
Tak sampai disitu, perjuangan Bu Boyati dan keluarga ditambah dengan langka nya obat. Posisi rumah Bu Boyati juga yang berlokasi di pelosok menjadi kendala dalam pencarian obat. Sang Suami rela berjalan kaki mencari obat dari apotek satu ke apotek yang lain.
“Kalau naik ojek, nanti uangnya nggak cukup. Gak papa saya jalan kaki aja cari obat, yang penting istri saya bisa sembuh” ucap sang suami dengan mata berkaca-kaca.
Tentu dibalik banyaknya kepahitan yang harus ditelan, Bu Boyati dan keluarga masih memiliki harapan untuk tetap kuat bertahan dan melawan penyakitnya ini.
“Saya ingin sembuh lagi, ingin bisa beraktifitas seperti biasa. Sekarang nafas aja susah, duduk saja sesak, minum 4 sendok air saja tidak sanggup. Saya ingin bisa tidur terlentang dan bercanda dengan keluarga dalam keadaan nyaman” ucap Bu Boyati.
Perut terus membesar, Bantu Bu Boyati Beli Obat
terkumpul dari target Rp 150.000.000