Di tengah hiruk-pikuk kota, ada sosok yang dikenal oleh banyak orang karena kebaikan hatinya, Abah Teten. Di Rumah Singgah Lentera Cinta, sebuah tempat sederhana yang berdiri dengan penuh kasih, Abah Teten merangkul para pasien pejuang kesembuhan. Selama tujuh tahun terakhir, Abah Teten telah menjadi pilar bagi rumah singgah ini, berjuang tak kenal lelah untuk mempertahankan operasionalnya dan memberikan harapan bagi mereka yang membutuhkan.

Setiap hari, Abah Teten terlihat sibuk mengurus segala keperluan para pasien yang datang dari berbagai penjuru. Dari mengatur tempat tinggal hingga menyiapkan makanan, ia memastikan bahwa setiap orang yang ada di rumah singgah merasa nyaman dan diperhatikan.

"Saya pernah ngerasain juga capek berobat"

Tidak banyak yang tahu bahwa di balik keteguhan dan senyuman hangat Abah Teten, ada kisah penuh perjuangan yang telah ia lalui. Beberapa tahun lalu, Abah Teten mengalami sebuah kecelakaan serius yang mengubah hidupnya. Kecelakaan tersebut mengakibatkan cedera parah pada kakinya, memaksa para dokter untuk memasang pen di kakinya sebagai bagian dari proses pemulihan yang panjang.

Maka dari itu, Abah Teten sangat mengerti apa yang dirasakan oleh para pasien yang berjuang untuk kesembuhan. Pengalaman pribadinya yang harus menjalani perawatan panjang dengan kaki yang kini terpasang pen membuatnya semakin peka terhadap rasa sakit, ketakutan, dan ketidakpastian yang dirasakan oleh orang-orang yang ia bantu di Rumah Singgah Lentera Cinta.

Semua fasilitas di Rumah Singgah Lentera Cinta tersedia secara gratis, dari tempat tidur yang nyaman, makanan yang bergizi, hingga transportasi ke rumah sakit. Abah Teten tidak hanya memberikan bantuan fisik, tetapi juga semangat dan harapan, menjadi cahaya di tengah kegelapan bagi mereka yang sedang berjuang untuk sembuh.

Tidak jarang, Abah kekurangan dari banyak sisi. Tapi beliau tidak menyerah.

Teman-teman, mari temani perjuangan Abah Teten untuk memperjuangkan Rumah Singgah Lentera Cinta.