Patungan untuk Guru Honor yang Kehilangan Rumahnya
terkumpul dari target Rp 62.500.000
“Waktu itu abis dari lapang… abis jualan. Pas pulang liat asap item dari jauh tapi belum sadar kalua itu rumah saya yang kebakar. Setelah deket rumah baru saya tahu kalua yang kebakaran itu rumah saya.” Ucap pak Encep
Hari itu, senin 7 Oktober 2024 adalah hari yang akan selalu diingat oleh pak Encep dan keluarganya sebagai hari yang menyakitkan. Tidak ada yang menyangka kalau rumah yang ia bangun dengan susah payah hasil dari beliau mengabdi untuk bangsa dan dari hasil istrinya bekerja juga akan habis terbakar tak tersisa.
Pada saat itu pak Encep dan keluarganya tidak seperti biasanya, mereka ikut berjualan dilapangan karena sedang ada kompetisi sepak bola antar kampung. Saat waktu sudah menjelang sore anak pertama pak Encep (Ade Taopik) berpamitan pulang duluan. Namun saat pak Encep menyusul ternyata dari kejauhan sudah melihat kepulan asap hitam. Dari kejauhan pak Encep belum nyedari bahwa rumahnya lah yang sedang dilalap oleh si “Jago Merah” hingga begitu pak Encep sampai di jalan setapak menuju rumahnya barulah pak Encep menyadari bahwa rumahnya lah yang sedang terbakar.
“Pertama saya tahu rumah saya yang kebakar, saya langsung cari anak saya yang laki-laki karena tadi dia pamit duluan dari lapang. Setelah saya tahu kalau dia dalam kondisi aman baru saya coba nyelamatin barang-barang yang bisa saya selamatin. Cuman sayangnya udah terlambat, cuman lemari pakaian aja yang keambil, itu juga pakaiannya udah abis kebakar.” Ujar pak Encep Kembali.
Beruntung mungkin yang dapat dikatakan, karena pada saat sebelum kejadian kebakaran, Ade Taopik (Anak pertama Pak Encep) yang pamit pulang duluan mendengar ada suara korsleting listrik. Mendengar suara percikan ia bergegas langsung mematikan saklar listrik. Namun sial tidak dapat dipungkiri meski saklar telah dimatikan namun kebakaran tetap terjadi hingga mengahbiskan seluruh isi tempat tinggalnya.
“Waktu pulang nyampe rumah, lagi tiduran dikursi terus denger suara percikan, kirain belum ada keluar api, langsung aja saya matikan saklar listrik. Tapi udah terlambat, jadi saya langsung minta tolong ke warga sambil coba hubungin bapak.” Ucap Ade Taopik.
Karena kondisi lokasinya yang sangat jauh dan sulit akses mobil, sehingga tidak bisa menghubungi pihak pemadam kebakaran dalam radius terdekat. Melalui bantuan wargalah akhirnya kebakaran itu dapat dipadamkan.
“Udah gak ada yang tersisa, surat-surat penting bahkan sampai pakaian habis terbakar ini aja saya gak ganti baju udah beberapa hari da bajunya habis kebakar.” Ucap Ade Taopik.
Saat ini Pak Encep dan keluarga tinggal diwarung jajanan milik saudaranya sambil membantu berjualan. Mereka sekeluarga tinggal di gubuk yang sempit, hingga untuk melakukan kegiatan Mandi, Cuci dan Kakus pun mereka ikut menggunakan fasilitas madrasah tempat Pak Encep mengajar.
Terlihat kesedihan dan kebingungan Pak Encep akan nasib keluarganya saat ini, tetapi Pak Encep masih tetap harus terlihat professional didepan para muridnya. Gaji dari mengajar hanyalah 1 Juta rupiah Adapun tambahan berjualan itu tidak lebih besar dari gaji pak Encep sendiri.
“Bingung gaji saya juga cuman cukup buat biaya sehari-hari, dari istri jualan juga buat nambal yang kurang-kurangnya, lama kayaknya bisa bangun rumah lagi, minimal ada tempat buat neduh yang layak buat anak-anak.” Pak Encep.
Bayangkan kehilangan rumah yang dibangun dengan susah payah, menyaksikan semua harta benda hangus tanpa bisa diselamatkan. Inilah yang dialami Pak Encep, seorang guru honorer di pelosok yang mengabdikan hidupnya untuk mendidik anak-anak, meski dengan gaji pas-pasan. Rumahnya terbakar habis, tak ada yang tersisa. Kini, Pak Encep dan keluarganya tinggal di gubuk kecil, tanpa kepastian kapan bisa kembali memiliki tempat tinggal layak.
SahabatKU…Pak Encep, seorang guru yang telah lama mengabdi, kini menghadapi ujian berat setelah rumahnya terbakar habis. Bersama-sama, kita bisa membantu beliau kembali membangun tempat tinggal yang layak untuk keluarganya. Dukungan kecil dari kita semua akan menjadi langkah besar untuk memulihkan harapan dan ketenangan mereka. Mari kita wujudkan rumah yang baru bagi Pak Encep.
Dan jika SahabatKu memiliki informasi tentang orang yang perlu kami bantu dalam pembuatan galang dana seperti Pondok Pesantren An-Najah, bisa menghubungi Kami Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat melalui Nomor Whatsapps berikut ini:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia”_ (HR. Ahmad).
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk Pembangunan Rumah untuk keluarga Pak Encep dan pengadaan kebutuhan primer pelaratan rumah tangga, serta jika terdapat Kelebihan dana akan digunakan untuk membantu penerima manfaat lainnya dan Program Kebaikan lain nya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
Patungan untuk Guru Honor yang Kehilangan Rumahnya
terkumpul dari target Rp 62.500.000