Bantu Gonjales Berjuang Melawan Penyakitnya
terkumpul dari target Rp 50.000.000
“Aku ingin sembuh biar aku bisa sunat kayak teman-teman aku”- Gonjales.
Harapan seorang anak usia 10 tahun yang telah berjuang selama separuh umurnya untuk sembuh dari kanker darah akut (leukemia ALL).
Gonjales saputra namanya. Orang tuanya berharap ia bisa tumbuh menjadi anak yang kuat dan bisa seperti Cristian Gonzales seorang pemain sepak bola professional.
Namun tahun 2017, tiba-tiba Gonjales sakit demam, wajahnya pucat dan sering mengeluh sakit setiap kali tubuhnya di sentuh. Pak Asmawi (36 th) dan bu Midah (28 th) langsung membawanya ke Rumah Sakit terdekat di Bekasi untuk menjalani pemeriksaan lab.
Dari hasil lab dokter mendiagnosa Gonjales menderita kanker darah akut (Leukemia ALL). Selain itu, trombosit, leukosit dan Hb Gonjales juga rendah sehingga harus melakun transfuse darah. Karena kurangnya alat dan Gonjales harus menjalani kemoterapi akhirnya ia dirujuk ke RSCM Jakarta. Setelah menjalani kemoterapi selama 2 tahun, Gonjales sempat dinyatakan remisi atau hampir sembuh dan bebas dari kemoterapi.
Namun 5 bulan setelah bebas dari kemoterapi, Gonjales sering mengeluh sakit kepala dan orang tuanya Kembali membawa Gonjales ke Rumah Sakit. Namun karena di RSCM penuh akhirnya dirujuk ke RS Kramat untuk menjalani Tindakan pengambilan cairan otak. Dan ternyata hasilnya sangat mengejutkan, sel kanker Gonjales kembali menyerang atau relapse. Ada banyak sel kanker yang aktif di otak Gonjales.
“sakit, hancur banget dengar anak kami dinyatakan relapse. Apalagi kami beberapa kali menonton berita di tv beberapa artis meninggal dunia karena derita kanker, kami jadi takut. Apalagi pengobatan kanker juga butuh biaya yang banyak” – bu Midah.
Dari RS Kramat, dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan MRI. Namun karena kurangnya alat di RS Kramat, Gonjales dirujuk ke RS Kanker Dharmais. Berkali-kali dirujuk dari Rumah Sakit satu ke Rumah Sakit lainnya, lelah pun sangat dirasa. Namun pak Asmawi dan Bu Midah tidak akan menyerah untuk mengobati anaknya meski harus jungkir balik cari biaya tuk berobat.
Mereka sangat sedih setiap kali melihat hasil pemeriksaan lab Gonjales kurang bagus. Bahkan hingga saat ini Gonjales sudah 2 kali dinyatakan relaps dan harus terus menjalani kemoterapi setiap seminggu sekali, pemeriksaan lab seminggu sekali dan beberapa kali harus transfuse darah jika hasil labnya kurang bagus.
Tentunya mereka bolak balik dan harus mengeluarkan biaya transport hingga 200 ribu setiap kali ke Rumah Sakit, karena jarak rumlah ke Rumah cukup jauh yaitu sekitar 2 jam perjalanan. Bahkan mereka pernah tidak punya uang, akhirnya mereka jual domba yang mereka punya untuk biaya transport dan untuk memenuhi kebutuhan Gonjales.
Selain itu, masih banyak kebutuhan Gonjales yang tidak dicover BPJS antaranya susu, pampers, kebutuhan sehari-hari, obat-obatan tidak di cover BPJS dan beberapa pemeriksaan lab. Mereka juga harus menghidupi Fauzan (adik Gonjales) yang masih berusia 4 tahun.
Sedangkan pak Asmawi hanyalah seorang sopir truk yang penghasilannya tidak menentu dan tidak selalu ada di setiap hari harinya. sementara bu Midah hanya ibu rumah tangga. Mereka bingung harus bagaimana cari biaya tuk berobat. Kini yang mereka harapkan hanya anaknya bisa terus menjalani pengobatan dan bisa sembuh total dari kanker, bisa sekolah. Beberapa kali Gonjales juga minta untuk sunat karena saat ini Gonjales masih menjalani kemoterapi, ia tidak bisa sunat. Agar bisa sunat Gonjales harus sudah dinyatan remisi selama 5 tahun.
Sahabat, yuk bersama kita wujudkan harapan orang tua dan Gonjales dengan berdonasi melalui campaign ini!
Bantu Gonjales Berjuang Melawan Penyakitnya
terkumpul dari target Rp 50.000.000