BANTU PENJUAL ES LIMUN KELILING SEMBUHKAN ANAKNYA
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Ahmad (19) mengalami kelumpuhan saat usianya 2 tahun. Kedua kaki dan tangan Ahmad bengkok dan kaku, serta tidak bisa bicara sampai saat ini. Saat itu Pak Abdul Rosid (50) merasa aneh melihat kondisi kaki anaknya yang tidak normal.
“Saya tidak punya uang buat bawa Ahmad ke dokter. Jadi waktu itu saya bawa aja ke tukang ahli tulang. Udah setaun dari sana, eh bukannya sembuh malah makin parah. Saya sangat menyesal… andai waktu bisa diulang,” ujar Pak Rosid dengan penuh penyesalan.
Sehari-hari Pak Rosid jualan es limun keliling milik temannya dari jam 9 pagi sampai 3 sore, tak jarang sampai menjelang malam jika dagangannya hanya sedikit yang terjual. Setiap satu es Pak Rosid dapat upah Rp1.000 dan biasanya menjual tidak lebih dari 40 es limun atau dapat sekitar 40 ribu sehari.
“Dulu ada istri saya yang jaga dan ngurus Ahmad. Tapi meninggal 2 tahun lalu karena covid. Paling kalo saya lagi jualan, sama kakaknya dijagain.”
Untuk menghibur Ahmad, Pak Rosid membuatkan ayunan sederhana yang terbuat dari kain sarung yang diikat seutas tali di tiang pintu. Ayunan ini dibuat agar Ahmad bisa duduk untuk menghilangkan rasa pegal karena terlalu lama berbaring.
Pak Rosid pernah menjual kursi roda yang dibeli dari hasil menabung. Padahal Ahmad juga masih memerlukan kursi roda untuk berjemur karena baik untuk tulangnya yang mengalami kelainan.
Mereka tinggal di atas lahan milik pemakaman dengan bangunan semi permanen dari kayu-kayu dan bahan bangunan bekas.
SahabatKU, yuk temani perjuangan Pak Rosid memberikan pengobatan lebih baik untuk Ahmad!
Disclaimer: Dana yang terkumpul akan digunakan untuk biaya pengobatan Ahmad, modal usaha Pak Rosid, dan kebutuhan lainnya. Jika terdapat kelebihan donasi akan digunakan untuk kebutuhan para Dhuafa dan program lainnya yang berada di bawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
BANTU PENJUAL ES LIMUN KELILING SEMBUHKAN ANAKNYA
terkumpul dari target Rp 100.000.000