Lansia Pembuat Arumanis Bertahan Teruskan Hidup
terkumpul dari target Rp 20.000.000
Demi 7 ribu, Mak Acih (67 tahun) terus bekerja menjadi buruh pembuat arumanis. Uang yang didapatkan itu dipakai untuk makan sehari – hari. Saat ini Mak harus merawat cucunya yang masih kecil yang diacuhkan oleh orang tuanya. Dengan penghasilan yang sedemikian, Mak dan cucunya hanya bisa makan dengan sepiring nasi juga ditemani gorengan saja.
Tubuhnya yang bungkuk akibat terjatuh membuatnya terbatas dalam melakukan kegiatan. Karena tidak ada uang untuk pergi ke dokter, mak hanya bisa mengurut badannya untuk mengurangi rasa sakitnya. Kata Mak saat sedang membuat gulali, tubuhnya terasa sakit.
“Kalau lagi bikin gulali kerasa sakit banget, tapi harus saya tahan”
Setelah berjam – jam membuat arumanis, Mak Acih pun harus berjalan berkilo – kilo untuk mengantarkan gulali ke tempat penjualan. Saat tubuhnya sedang tidak kuat, Mak selalu berharap untuk bisa punya warung agar tidak harus pergi menjual gulali. Sedihnya, harapan itu hanya sebatas keinginannya saja karena terhalang modal yang tidak ada.
#TemanBerbagi kita patungan untuk wujudkan warung usaha Mak Acih
Lansia Pembuat Arumanis Bertahan Teruskan Hidup
terkumpul dari target Rp 20.000.000