Elsa Alviani (16) diusia remajanya yang seharusnya penuh kisah di sekolah kini hanya bisa terbaring menahan rasa sakit di salah satu kakinya. Remaja asal Sukabumi ini kehilangan senyumnya semenjak tahun lalu, saat kanker ganas mulai menggerogoti kakinya, seketika mengancam mimpi-mimpi masa depannya.

Hari demi hari Elsa lalui dengan tangis sakit tak terhingga, kesedihan pilu tak tertahankan. 

Semua bermula ketika Elsa terjatuh dari motor sepulang sekolah. Luka yang awalnya hanya memar kecil berubah menjadi pembengkakan parah. Keputusan berat harus diambil amputasi kaki Elsa menjadi satu-satunya jalan agar nyawanya bisa terselamatkan.

Di tengah cobaan ini, Pak Suherlan dan Bu Cucu Suhartini berjuang mati-matian untuk anak sulung mereka. Namun, sebagai buruh tani dengan penghasilan tak menentu, biaya pengobatan yang sangat besar menjadi tembok tinggi yang sulit mereka lewati.

Elsa kini terpaksa berhenti sekolah, terkungkung rasa sakit dan ketidakberdayaan. Namun, ia pantang menyerah. Dalam keterbatasannya, Elsa terus berjuang melawan sakit untuk sembuh, untuk kembali berjalan, untuk kembali menjalani kehidupannya untuk menggelar canda tawa bersama teman sebayanya.

Kini Elsa hanya bisa terbaring tak berdaya dengan rasa sakit yang kian hari terus menyiksa. Elsa pun kini terpaksa harus berhenti sekolah karena penyakit yang di deritanya tak memungkinkan untuk Elsa bisa beraktivitas disekolah.

Pak Suherlan tak memiliki penghasilan tetap, dirinya yang kini bekerja sebagai buruh tani dengan pendapatan hanya 50rb/hari pun tidak setiap hari bisa mendapat penghasilan. Sedangkan saat ini pak Suherlan dan sang istri sedang di hadapakan dengan biaya pengobatan sang putri tercinta yang terbilang cukup besar.

Teman berbagi, Elsa membutuhkan bantuan kita. Bersama, kita bisa memberikan Elsa harapan untuk melawan kanker ganas ini. Donasi Anda bukan hanya membantu meringankan biaya pengobatan, tetapi juga menjadi semangat bagi Elsa untuk kembali menatap masa depannya dengan senyuman.