Bantu Bangun Rumah Quran Di Pedalaman
terkumpul dari target Rp 100.000.000
"Kak, bajuku basah kena air hujan." ungkap santri saat sedang khusyu mengaji tiba-tiba hujan turun
Hal ini biasa terjadi terlebih dimusim penghujan, bahkan pengajian harus dibatalkan karena hampir membasahi seluruh ruangan.
Setiap hujan dan angin besar melanda, madrasah kayu kami bergoyang hebat. Kami hanya bisa berdzikir dan mengeraskan bacaan Alquran. Berharap Rabb yang maha mendengar akan melindungi jika sewaktu-waktu bangunan ini ambruk.
Rumah Quran ini berdiri tahun 2018 yang dibina oleh ustadzah Nuraeni.
Awalnya anak-anak belajar Alquran didalam rumahnya. Namun, rumah kayu yang dimilikinya beberapa tihang penyangganya sudah rubuh karena keropos dan miring. Sehingga para santri pun sangat hati-hati ketika melakukan gerakan, bahkan beberapa kali terlihat bergetar seperti mau rubuh.
Sehingga terpaksa ustadzah nuraeni menggunakan bekas kandang kambing yang ada disamping rumahnya untuk tempat belajar sebagian santrinya.
Fasilitas disini memang sangat minim, karena jumlah fasilitas belajar tidak sesuai dengan jumlah murid yang ada. Sehingga mereka tak jarang bergantian untuk menggunakan iqro atau Alquran dalam proses belajar.
Tempat mereka belajar menuntut ilmu sangat jauh dari kata layak. Namun, kegigihan mereka untuk belajar Alquran tak pernah terkalahkan oleh keadaan yang sulit.
Mereka berharap, bisa belajar mengaji Alquran dengan nyaman, tidak kehujanan, dan Alquran yang dimilikinya tidak basah lagi.
Tempat ini adalah ruang bagi 45 orang santri dalam merangkai cita-citanya. Untuk itu, mari kita jaga semangat belajar anak-anak kampung cikawari dengan mewujudkan tempat belajar yang lebih layak bagi mereka.
Insya Allah, setiap tetes hidayah dan kebaikan yang tumbuh dari tempat ini, akan mengalirkan manfaat yang tak terputus di dunia dan akherat
Bantu Bangun Rumah Quran Di Pedalaman
terkumpul dari target Rp 100.000.000