Perjuangan Difabel Penjual Balon Demi Kesembuhan Kakak
terkumpul dari target Rp 75.000.000
"Maafin Aa Ya De, Dede jadi mesti ngurusin Aa dan jualan balon sendirian. Mestinya dengan kondisi kamu Aa lah yang seharusnya jagain dan ngurus kamu" Berlinang Air Mata Dani menatap sang adik yang hanya bisa mengangguk tanpa bisa berkata-kata
Dede (sapaan sehari-hari Ridwan) 27 tahun, terlahir dengan kondisi istimewa, lidahnya pendek hingga tak mampu berbicara serta sebelah tangan dan kakinya menekuk dan tidak berfungsi dengan baik hingga seperti orang terkena struk. Belum pernah mengenyam pendidikan formal samasekali membuat Ridwan tidak bisa baca tulis hingga saat ini.
Ditengah segala keterbatasannya, Ridwan kini terpaksa harus menjadi tulang punggung untuk menghidupi dirinya dan kakaknya Dani (32). Yang sudah satu tahun ini terbaring lemah Akibat sakit TBC yang dideritanya. Terlebih setelah istri Dani memilih untuk pulang ke rumah orangtuanya dan meninggalkan sang suami. Kini Ridwanlah yang harus merawat sang kakak di tengah segala keterbatasannya.
Semasa sehat dahulu, Dani dan Ridwan adalah kakak adik penjual balon keliling, meski tak banyak namun dengan segala keterbatasan mereka hanya inilah sumber penghasilan yang bisa mereka tekuni.
Kini tinggalah Ridwan yang meneruskan profesi ini, meski sang kakak sangat khawatir dengan keselamatan adiknya.
"Saya sangat khawatir dengan keselamatan adik saya, saya takut dia tertabrak motor lagi atau di tipu orang, meski udah tahu uang, namun dia kan buta hurup dan bisu, kalau ada apa-apa dia minta tolong atau ngomongnya gimana, sedang yang ngerti isyarat dia cuman saya" Tercekat lisan Dani ketika mengutarakan ke khawatiran nya
Meski Dani melarang, Ridwan memaksa untuk berjualan bahkan sampai menangis. Bukan tanpa alasan Dani melarang, dahulu pun ketika masih berjualan bersama, Ridwan pernah tertabrak motor hingga mengalami patah kaki dan harus terbaring selama 7 bulan.
Mungkin karena Ridwan tahu jika Ia tidak berjualan maka mereka tidak akan bisa makan dan membawa sang kakak berobat. Hingga akhirnya Ia memaksa untuk tetap berjualan. Dan hanya tangisanlah cara Ridwan mengutarakan alasan serta tekadnya.
Meski lisan tak mampu berucap, fisik tak sempurna, namun kasih sayang dan rasa tanggung jawab membuat Ridwan selalu bersemangat untuk berangkat berjualan setiap hari. Langkah kaki tertatih menyeret setiap asa dan keyakinan atas rejeki dari sang pencipta.
Meski tak jarang tatapan takut dan jijik dari anak-anak Ketika Ridwan hampiri, tak jarang pula anak-anak sampai berhamburan berlarian ketika Ridwan datangi. Meski tak mampu berucap namun raut sedih dan kecewa nampak jelas di wajah Ridwan, jika sudah begitu Ridwan hanya mampu terduduk lesu dengan mata berkaca-kaca seakan ingin berkata: "kenapa lari saya cuman mau nawarin balon dagangan saya"
Insan Baik: Ridwan hanya ingin bisa terus makan serta membawa sang kakak berobat dan melihat nya kembali sembuh. Uluran tangan kita akan sangat berarti bagi Ridwan dan Dani. Mari kita bersamai perjuangan mereka dengan do'a serta donasi terbaik kita.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk pengobatan Dani serta modal usaha Ridwan juga kebutuhan mendesak lainya. Sebagian donasi juga akan digunakan untuk keberlangsungan program sosial kemanusiaan serta para penerima manfaat lain dibawah naungan Amal Baik Insani.
Perjuangan Difabel Penjual Balon Demi Kesembuhan Kakak
terkumpul dari target Rp 75.000.000