Bantu Difabel Berjuang Bertahan Hidup
terkumpul dari target Rp 150.000.000
Pak Kohar (70 thn) tetap semangat mengayuh sepedanya berjualan koran dengan satu kaki. Demi bertahan hidup, ia mulai berjualan sejak pukul 5 pagi.
Saat lansia seusianya menikmati hari tua bersama keluarga, Pak Kohar harus tinggal sendirian dalam kamar kost/kios kecil di sudut kota Surabaya. Istrinya telah lama meninggal dunia. Sedangkan anak-anaknya tidak pernah tau di mana keberadannya.
Pada tahun 1993, pak Kohar sempat menjadi supir bus antar provinsi. Nahasnya pada tahun 1995, bus yang dikemudikan pak Kohar mengalami rem blong dan oleng. Akhirnya untuk mengindari banyaknya korban, pak Kohar memilih banting stir dan menabrakkan bus ke pohon.
Kejadian itu membuat kaki kanannya terjepit badan bus, akhirnya kaki kanan pak Kohar harus diamputasi dari bagian bawah sampai atas lutut.
Setelah peristiwa tersebut, beliau belajar menjahit untuk mencari sumber penghasilan baru. Pada 2002, ia memutuskan untuk merantau ke Surabaya dan memulia usaha jahit di dalam kos-kosan kecilnya.
Besarnya biaya tinggal di Kota membuat pak Kohar juga berjualan koran untuk menyambung hidup, ia mengayuh sepeda tua meski hanya dengan satu kaki. Sebelum pandemi Alhamdulillah pembeli cukup banyak. Namun, semenjak pandemi sehari hanya terjual 1 koran, paling banyak 5 koran.
Dana yang terhimpun akan digunakan untuk membantu pak Kohar membayar kos/kios jahitnya selama setahun dan juga bantuan modifikasi motor khusus untuk difabel, agar mobilitasnya lebih cepat.
Sahabat, mari kita bantu pak Kohar untuk dapat meneruskan usahanya berjualan Koran dan menjahit. Klik DONASI SEKARANG dan jangan lupa sebarkan kisah ini.
Disclaimer: Dana yang terhimpun selain untuk Pak Kohar, akan digunakan untuk difabel lain yang juga berjuang dalam menyambung hidup.
Bantu Difabel Berjuang Bertahan Hidup
terkumpul dari target Rp 150.000.000