Penyakit Tulang Rawan Tidak Menghentikan Budi Dan Salsa
terkumpul dari target Rp 97.500.000
Penyakit tulang rawan bukan menjadi hambatan. Semangat pantang manyerah ditunjukan oleh 2 kakak adik ini, Budi (25) dan Salsa (18). Masih sangat muda tetapi harus menanggung bahwa mereka ada tulang punggung dari keluarga. Keseharian mereka harus dihabiskan dengan mengumpulkan nafkah guna kebutuhan keluarga. Juga sang adik. Bahkan untuk menulispun harus di lakukan dengan rebahan.
Keluarga kecil yang mungkin dilihat dari kacamata luar adalah keluarga yang serba kekurangan. Tidak hanya dari segi materi, tetapi juga dari segi fisik. Tetapi ternyata tidak seperti itu. Saat tim dari Kebaikan Ummat mengunjungi keluarga ini, rasa kehangatan dan kobaran semangat begitu terasa. Melihat diri kita yang bisa berdiri sempurna ini sungguh malu dengan keluhan keluhan kita.
Mengidap gangguan tulang rawan yang menyebabkan pertumbuhan tubuhnya terhambat tidak membuat anak dari Mak Enab (50) berpangku tangan. Segala upaya dilakukan oleh mereka berdua yang dipaksa oleh keadaan untuk menjadi tulang punggung keluarga. Alhamdulillah, Budi Muhibudin dianugarahkan kemampuan design. Semenjak membuka usahanya, orderan design undangan dengan berbagai bentuk banyak berdatangan.
Lain halnya dengan Salsa, kondisinya bisa dibilang lebih parah. Untuk berjalan saja sudah tidak mampu sehingga memaksa Salsa harus berjalan dengan berguling atau menggelindingkan dirinya. Apakah keadaan itu mematahkan semangat Dek Salsa? Bahkan semangatnya sama tingginya dengan sang Kakak yang jadi tulang punggung keluarga. Apapun akan dilakukan Dek Salsa demi meraih cita-citanya, hingga harus belajar atau menulis dengan posisi tidur. “Iya, dia tidak mampu untuk duduk, semuanya dalam keadaan tiduran gini” tukas Budi.
Selain belajar, Salsa dengan dibantu oleh kakaknya juga memiliki toko kelontong kecil. “Sering anak-anak datang untuk sekedar beli jajan ke sini” Ujar Dek Salsa. Keseharian Dek Salsa Siti harus dibantu oleh ibunya. Seakan membagi tugas, Mak Enab yang bertugas untuk membantu menyediakan kebutuhan seluruh anaknya, terutama Dek Salsa yang semuanya harus dilakukan dengan tiduran.
Selain mencari nafkah, Budi beserta ibu dan adiknya juga harus bergantian merawat Nek Carsih, Ibu dari Mak Enab sekaligus Nenek dari Budi. Sakit yang dideritanya membuat Nek Carsih tidak bisa melakukan apa-apa. Budi ingin rasanya memiliki modal usaha yang cukup untuk menjalankan usahanya, baik itu usaha designnya juga toko kelontong mereka. “Kami juga bermimpi bisa memiliki biaya pengobatan untuk Nenek” Pungkas Budi.
Semangat Budi beserta keluarganya sangat wajib kita dukung dengan klik DONASI SEKARANG. Kemandirian ditengah keterbatasan sepantasnya menggugah hati SahabatKU semua untuk bersama-sama, bersinergi untuk kebaikan Budi, keluarganya, juga Sang Nenek yang tidak bisa menikmati keseharian dengan anak dan cucu-cucunya yang luar biasa ini.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk modal usaha dan kebutuhan pengobatan Nek Carsih. Donasi juga akan digunakan para pasien dhuafa dan para menerima manfaat lainnya dibawah naungan Program Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
Penyakit Tulang Rawan Tidak Menghentikan Budi Dan Salsa
terkumpul dari target Rp 97.500.000