Borong dagangan naqila dan andika
terkumpul dari target Rp 100.000.000
“Kak, dibeli kerupuknya. Cuma 4 ribu aja, Kak” tawar anak kecil itu.
Namanya Naqila dan Andika, usianya masih sangat belia.
Sang Kakak, yakni Naqila usianya baru 11 tahun. Sedangkan Andika baru 8 tahun.
Setiap hari mereka berdua menyusuri jalanan di daerah Kota Balikpapan untuk menjualkan kerupuk.
Pekerjaan yang sudah 1 tahun belakangan ini mereka lakoni.
Hiruk pikuk Kota Balikpapan bak teman sejati bagi mereka.
Suara bising kendaraan dan cuaca yang terik seakan tak dihiraukan.
Benar saja, setiap pukul 1 siang mereka mulai menjajakan kerupuk yang dibawa.
Satu demi satu orang yang ditemui sudah ditawari.
“Kak, tolong beli kerupuk aku yaa. Biar Adik aku bisa lanjut sekolah” iba Naqila.
Hingga matahari mulai tenggelam, kerupuk yang dibawa baru saja laku 5 bungkus.
Alhamdulillah, Naqila dan Andika bisa membawa pulang 20 ribu rupiah saat itu.
Selama berjualan pun, Naqila terlihat mengayomi sang Adik.
Mengajaknya tertawa, memberikan minum.
Dari tatapan mata Naqila mengisyaratkan bahwa Ia akan menjaga dan menyayangi Adiknya.
Saat ditanya apa alasan mereka berjualan?
Naqila dengan bijak menjawab “Aku ingin meringankan beban Ayah dan Ibuku, Kak”.
Bahkan saat Naqila sendirian, tak jarang tatapannya kosong.
Seolah bertanya, “Apa kerupuk yang aku bawa akan laku habis hari ini?”
Jujur, Naqila dan Andika juga ingin seperti anak-anak lainnya yang bisa bermain tanpa harus memikirkan kerasnya hidup.
Tidak hanya berdonasi, teman-teman juga bisa membantu dengan cara menyebarkan halaman galang dana ini ke orang-orang terdekat agar semakin banyak orang yang ikut membantu perjuangan Naqila dan Andika.
Borong dagangan naqila dan andika
terkumpul dari target Rp 100.000.000