Beasiswa Sekolah Untuk Yatim Dhuafa
terkumpul dari target Rp 200.000.000
Pendidikan adalah hak semua kalangan, tak terkecuali mereka, anak yatim piatu. Namun sayang, belum semua anak memiliki jaminan untuk terus sekolah sampai perguruan tinggi.
Salah satunya Tantri (12thn). Gadis asal Dasan Reban, Desa Bagik Payung Selatan, Kec. Suralaga, Kab. Lombok Timur, NTB ini terancam putus sekolah akibat keterbatasan dana. Kepergian ayahnya 3 tahun lalu akibat kebakaran rumah membuat mimpinya menjadi dokter anak terasa akan sulit untuk terwujud.
(Tantri bersama Kakek dan adiknya)
Baginya, bisa sekolah sampai kelas 5 SD adalah hal yang sangat disyukuri. Semua itu bisa terlaksana berkat dukungan sang kakek yang bekerja sebagai buruh tani. Ia sangat beryukur dan membalas budi dengan belajar dengan tekun. Sayangnya, penghasilan sang kakek yang tidak seberapa rasanya sulit jika terus diandalkan untuk biaya sekolah Tantri.
Lain halnya dengan Riansyah (13 tahun), tinggal di Panti Asuhan Mahabbatul Haq sejak 2014, Batam, bapaknya telah tiada dan ibunya bekerja sebagai pelayan. Meski begitu, Riansyah hampir selalu masuk ke peringkat 3 besar di sekolahnya.
Riansyah juga senang mendalami ilmu agama dan menghafal qur'an. Cita-citanya untuk menjadi seorang ustadz agar dapat membantu Abi(orangtua asuh Riansyah di panti asuhan) berdakwah di masyarakat menjadi salah satu alasannya.
Kisah Tantri dan Riansyah hanya sedikit dari ribuan kisah siswa yatim dhuafa lainnya yang nyaris putus sekolah karena keterbatasan biaya.
Sungguh sayang jika mimpi mereka harus terhenti di tengah jalan. Padahal Tantri, Riansyah dan siswa yatim dhuafa lainnya seharusnya memiliki kesempatan yang sama.
#SahabatBerbagi, mari sambung harapan mereka terus bersekolah dengan berikan 1.000 paket beasiswa. Dukungan darimu akan disalurkan melalui 100 panti yatim di Indonesia. Kamu bisa bantu mereka dapatkan bantuan pendidikan dengan cara Klik DONASI SEKARANG.