JANDA PEMULUNG DAN KE 5 ANAK YATIM TINGGAL DI GUBUK BEKAS MUSHOLA
terkumpul dari target Rp 55.000.000
"Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” (HR Thobroni).
Wajah ketiga Anak yatim itu terlihat kelelahan setelah ikut sang Ibu berkeliling seharian untuk mencari rongsokan.
“Mak cape…!!!“, ucap Nurlaila dengan raut wajah lelah yang berkeringat.
Waktu sudah menunjukan pukul 1 siang, dimana waktu tersebut panas matahari terik sedang menyengat-menyengatnya. Namun, Bu Yayu (36 tahun) beserta ketiga anaknya yang masih kecil yakni nurlaila (7 tahun) serta dua anaknya yang masih balita Teguh (5 tahun) dan Marwah (2 tahun) masih berkeliling berlelah-lelahan mencari rongsok sebagai satu-satunya mata pencarian mereka.
Sebenarnya, Bu Yayu tidak tega jika ketiga anaknya harus ikut panas-panasan berkeliling jauh mencari rongsokan. Namun, mau gimana lagi?... Ia khawatir tidak ada yang menjaga dan mengawasi jika ketiga anaknya tersebut ditinggal di rumah, terutama terhadap anak bungsunya yang baru berusia 2 tahun. Bu Yayu juga memiliki anak lainnya yang sudah besar yakni Angga (15 tahun), yang tinggal di pondok pesantren gratis di daerah Bogor dan satu lagi Yeni (12 tahun) masih sekolah kelas 6 SD.
Suami Bu Yayu, sudah meninggal 1 tahun yang lalu karena sakit asam lambung dan paru-paru yang sudah diderita selama 3 tahun. Selama suaminya sakit-sakitan sampai setelah meninggal dunia, Bu Yayu berjuang sendiri dalam membiayai hidup 5 anaknya yang telah menjadi Yatim dari mulai biaya sekolah, biaya makan, kebutuhan Popok, susu bayi dan kebutuhan lainnya.
Ada hal unik sekaligus pemandangan menyayat hati setiap kali Bu Yayu dan anak-anaknya selesai berkeliling mencari rongsokan setiap harinya. Anak-anaknya, terutama Nurlaila selalu merengek untuk pergi ke makam ayahnya tercinta meski hanya sekedar mendo’akan ataupun membersihkan kuburannya sebentar.
“Nur ngerasa, kalau sudah ke makam kangennya terobati. Waktu ayahnya masih sehat, yang sering digendong dibandingkan anak yang lain itu Nurlaila, jadi mungkin secara batin Nurlaila yang begitu paling merasakan ketiadaan ayahnya…”, lirih Bu Yayu.
Setelah bersusah payah menguras keringat berjalan dibawah hujan dan terik panas matahari sejauh 5km setiap harinya, dalam sebulan Bu Yayu mengaku hanya bisa mengumpulkan plastik bekas seberat 4kg. Setelah terkumpul, Ia jual ke pengepul dengan harga perkilogramnya cuma 1.200 rupiah. Jadi, Bu Yayu hanya mendapatkan penghasilan SETIAP BULANNYA SEBESAR 4.800 rupiah saja.
“Alhamdulilah Pak segini juga,,,, meski cuma 4.800 tapi ini hasil halal, bukan hasil minta-minta atau ngemis, meski kadang ada juga sih yang ngasih ke anak-anak kalau lagi keliling nyari rongsok atau uang hasil jual rongsoknya sama pengepul dikasih lebih jadi 30 ribu. Itu sudah terlalu besar buat saya Pak” ungkap Bu Yayu.
Saat ini, Bu Yayu dan 5 anaknya yang yatim harus tinggal di gubuk panggung bekas Musholla di pinggiran tebing sungai di daerah Sukabumi. Sebelumnya, Bu Yayu beserta anak-anaknya menumpang tinggal dirumah saudara jauhnya. Namun, setelah suaminya meninggal, mereka diusir oleh salah seorang kerabat pemilik rumah tersebut.
Bahkan, pengusiran itu dibarengi pengancaman, sehingga dengan sangat terpaksa, Bu Yayu memboyong 5 Anaknya untuk keluar dari rumah tersebut. Padahal, saat itu mereka tidak tau harus tinggal dimana karena hanya rumah itulah satu-satunya tempat bernaung mereka selama ini. Beruntung, ada seseorang yang merasa iba melihat kondisi Bu Yayu beserta 5 anak yatimnya. Oleh warga sekitar, atas bantuan seseorang tersebut, mereka diizinkan untuk tinggal di gubuk panggung bekas musholla yang tidak terpakai.
Meski sangat bersyukur karena ada tempat berteduh, miris sekali melihat Bu Yayu dan 5 anaknya tinggal dengan kondisi bangunan yang sangat memprihatinkan, rapuh dengan bagian dinding yang bolong di berbagai sudut. Terbuat dari anyaman bambu, serta lantai panggungnya yang tersusun dari papan kayu usang, belum lagi atapnya banyak yang berlubang, sehingga jika hujan dipastikan bocor.
“Saya bersyukur banget Pak para warga sudah mengijinkan untuk tinggal di Musholla ini. Meski mungkin kurang layak tapi bagi kami ini sudah sangat cukup untuk berteduh..”, ujar Bu Yayu sambil berkaca-kaca..
Selain kurang layak, tempat tinggal yang saat ini mereka tempati ternyata berdiri dipinggir tebing sungai yang curam. Dikhawatirkan, jika hujan besar dan arus sungai sedang kencang, gubuk yang mereka tempati akan roboh terkena longsoran.
SahabatKU, pernahkah kalian membayangkan jika berada di posisi Bu Yayu?Seorang janda pemulung yang memiliki 5 Anak Yatim dengan penghasilan kurang dari 5.000 rupiah dalam setiap bulannya. Masing-masing anak Bu Yayu pasti mempunyai mimpi..Entah itu sekedar harapan agar atap rumah yang tidak bocor lagi jika hujan, ataupun meneruskan sekolah untuk kelak membahagiakan ibunda tercintanya.
Yuk kita bantu memberikan kebahagiaan kepada 5 anak yatim beserta ibunya untuk memenuhi biaya Pendidikan, merelokasi tempat tinggalnya sehingga mereka merasa aman dan nyaman, modal usaha untuk Bu Yayu agar Ia memiliki pengahasilan yang bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya serta kebutuhan lainnya sehingga mereka bisa merasakan kasih sayang melalui kepedulian Kita.
Disclaimer : Dana yang terkumpul akan digunakan untuk membantu biaya pendidikan 5 Anak Yatim Bu Yayu, modal usaha Bu Yayu, merenovasi tempat tinggalnya dan kebutuhan pokok lainnya. Jika terdapat kelebihan dana akan digunakan untuk kebutuhan anak Yatim lainnya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.
JANDA PEMULUNG DAN KE 5 ANAK YATIM TINGGAL DI GUBUK BEKAS MUSHOLA
terkumpul dari target Rp 55.000.000