5 Perkerjaan Remaja Yatim, Demi Ibu Dan Kedua Adiknya.
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Langit masih terlihat gelap, angin berhembus dingin dibelakangku. Tanganku terasa kaku ketika aku mulai menjemur pakaian ibu dan kedua adikku. Jalan setapak belum terlihat jelas di depan mataku.
Namun aku harus bergegas menuju tempat pembuangan sampah untuk mencari sampah yang bisa ku tukar dengan sedikit uang agar ibu dan adik bisa makan pagi ini.
Tak perduli jika aku harus menahan perih di perutku selama aku bisa melihat mereka tersenyum. Kini usiaku 16 tahun, aku terpaksa putus sekolah satu setengah tahun yang lalu setelah ayahku meninggal dunia.
Tiga bulan setelah kepergian ayah, ibuku terkena penyakit gula sehingga ibu harus diamputasi. Saat ini aku masih berusia 14 tahun, namun aku sadar aku harus menjadi tulang punggung keluargaku.
Ada keinginan dalam hati kecilku untuk tetap bisa sekolah, namun aku juga ingin melihat ibuku kembali berjalan seperti dulu. Dan akupun harus tetap bisa menjaga agar kedua adikku tetap bisa bersekolah seperti anak-anak lain se-usia mereka.
Setelah aku menyuapi ibuku, aku segera menyiapkan perlengkapan sekolah kedua adikku. Meskipun tak banyak waktu bagiku untuk memejamkan mata, aku segera keluar mencari pekerjaan yang bisa memberikan sedikit waktu untuk keluargaku bertahan.
Terkadang aku jadi buruh angkut di warung sekitar tempatku, setelahnya aku mencari rumput untuk peliharaan tetanggaku. Terik matahari mulai naik di atas kepalaku. Setelah kembali merawat ibuku, aku kembali bekerja di sebuah pabrik sale rumahan.
Setidaknya ini adalah salah satu mata pencaharian tetapku meski disini aku hanya diperbantukan saja. Menjelang sore aku kembali mencari sampah di sepanjang jalan yang aku lewati. Seraya berharap mendapatkan hasil lebih untuk bisa aku simpan demi kesehatan ibuku yang belum juga membaik.
Malam mulai menyambut aku yang bersiap untuk kembali mengais rejeki. Deru kendaraan dan dinginnya cuaca malam seolah menjadi teman setia bagiku setiap hari saat aku bekerja menjadi tukang parkir di tempat yang cukup jauh dari rumahku.
Meski aku harus berjalan beberapa kilometer untuk sampai ke tempat ini, disinilah aku bisa sedikit menenangkan batinku yang sejujurnya mulai lelah menjalani kehidupan.
Ketika orang lain terlelap, aku tengah berjalan menuju kembali ke rumah tempat ibu dan adikku yang pasti sudah terlelap. Dalam keheningan malam, aku menghela nafas panjang.
Sampai kapan aku harus hidup seperti ini?
5 Perkerjaan Remaja Yatim, Demi Ibu Dan Kedua Adiknya.
terkumpul dari target Rp 100.000.000