Berjualan Dawet Untuk Pengobatan Mata Sang Ibu
terkumpul dari target Rp 60.000.000
Mata Ibu Siti Suryani Terancam Buta Karena Glaukoma
Beliau adalah Ibu Siti Suryani (45), menderita sakit Glaukoma sudah hampir 2 tahun. Ibu Siti seorang janda, tinggal berdua bersama anaknya di Dusun Terik, Desa Karangdinoyo Kec. Sumberrejo, Kab. Bojonegoro.
Kronologi Penyakit Ibu Siti
Glaukoma adalah kerusakan saraf mata akibat meningkatnya tekanan pada bola mata yang meningkat akibat gangguan pada sistem aliran cairan mata.
Berawal dari nyeri di sekitar mata kiri, yang dianggap hanya nyeri biasa. Sampai akhirnya mata kiri Ibu Siti perlahan mulai buram. Hendak diperiksakan namun terkendala biaya. Memang kondisi ekonomi keluarga Ibu Siti kurang, apalagi setelah sang suami meninggal dunia.
Pada bulan Agustus 2020 lalu, Ibu Siti baru bisa diperiksa. Dokter mengatakan jika Ibu Siti menderita Glaukoma yang membuat mata kiri Ibu Siti sudah tidak bisa melihat sama sekali.
Dokter mengatakan bahwa penyakitnya itu kini menyerang mata sebelah kanan Ibu Siti. Sudah terkena sekitar 25% dan harus segera ditangani, jika tidak mata Ibu Siti akan mengalami kebutaan.
"Saya hanya bisa pasrah mas, saya percaya Allah menyembuhkan saya" Ucap Ibu Siti dengan lirih.
Sang Anak, Seorang Sarjana Memilih Pulang Demi Bisa Merawat Sang Ibu,
Ibu Siti mempunyai 2 anak, anak pertama baru lulus kuliah, anak kedua baru kelas 2 SMP.
Anak pertama bernama Usman (25 tahun), lulusan sarjana pertanian. Ia berkuliah di Surabaya dan mendapatkan pekerjaan di sana. Namun semua berubah, ketika sang Ayah meninggal dunia dan mengetahui sang Ibu sakit. Kondisi keluarga saat ini memantapkan hatinya untuk pulang kampung dan merawat ibu tercintanya, karena semua aktifitas sang Ibu kini bergantung pada orang lain.
Sementara adik Usman, Halimatus Sa'diyah (14 tahun) tidak di rumah, karena sedang menjalani pendidikan di pondok pesantren.
Usman Kini Menjadi Tulang Punggung Keluarga
Ia merawat sang ibu dan harus membiayai adiknya yang masih kelas 2 SMP. Usman rela menganggurkan ijazah sarjana nya, demi bisa merawat sang ibu setiap hari. Usman melanjutkan usaha sang ayah, yaitu berjualan es dawet.
Setiap pagi Usman sibuk di dapur membuat dawetnya. Setelah selesai membuat dawet, sebelum berangkat keliling jualan, Usman selalu menyiapkan sarapan untuk sang ibu dan menyuapi sang Ibu.
Usman berangkat berjualan dari jam 9 pagi sampai jam 4 sore. Ia berjualan sejauh 13 Km dari Sumberrejo hingga Kepoh Baru. Satu bungkus dawet dihargai Rp2.500 saja.
"Sehari paling banyak hanya mendapat uang 35 ribu mas, kadang ndak laku sama sekali. Tapi gapapa mas, Insya Allah tetep semangat berusaha. Saya kepengen bahagiakan Ibu, saya pengen bawa Ibu berobat, saya ndak bisa membayangkan kalau ibu sampai ndak bisa lihat", ujar Usman.
Sahabat Mulia, mari ringankan beban Usman. Bantu Ibu Siti agar bisa segera operasi.
Gerakan kebaikan kita semua dapat mengubah hidup seseorang. Berapapun donasi yang kamu berikan akan sangat berarti bagi Usman dan Ibunya.
Klik "DONASI SEKARANG" dan hadirkan kebahagiaan untuk mereka.
Berjualan Dawet Untuk Pengobatan Mata Sang Ibu
terkumpul dari target Rp 60.000.000