“Ingin rasanya saya menjerit melepaskan rasa kesal saya. Bagaimana tidak? Suami saya tega pergi entah kemana. Meninggalkan saya dan Rusmaya, anak kami yang mengalami kelumpuhan.” ~Ucap Bu Sri Muktini dengan mata berkaca-kaca.

Berawal ketika Rusmaya kelas 3 SD saat pulang dari jumatan tertabrak motor. Karena tak memiliki biaya, sehingga Rusmaya terpaksa diobati di rumah seadanya. Namun kondisi Rusmaya semakin hari terlihat kaku, tubuhnya sering kejang dan seluruh badannya tidak bisa digerakkan.

.

Karena khawatir, ibu segera membawanya ke rumah sakit. Dan Rusmaya pun terdeteksi gangguan sarap dan beragam penyakit lainnya, sehingga harus menjalani serangkaian tindakan medis sebelum membahayakan nyawanya.

.

Air mata bu Sri pun menetes, tubuhnya lemas tak berdaya. Tidak tau lagi apa yang kini harus dilakukan. Jangankan untuk menjalani serangkaian tindakan medis, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun sangat kesulitan. Kini ibu harus berjuang sendiri setelah sang suami meninggalkannya. Beragam upaya telah dilakukan demi kesembuhan Rusmaya.

Demi membeli obat-obatan untuk Rusmaya, Ibu ambil beragam pekerjaan sampai berjualan roti keliling kampung. Sayangnya, upah yang didapatkannya belum bisa membawa Rusmaya membawa berobat ke Rumah sakit.

.

"Kadang dari hasil jualan hanya cukup untuk makan saja. Kalau ada lebih suka manggil terapis agar Rusmaya bisa segera pulih." Ungkap Bu Sri.

"Namun sekarang jualan juga sepi, bisa terbeli pampers saja sudah Alhamdulillah." ~Lanjutnya lagi

.

Kini ibu harus berjuang sendiri. Ibu harus selalu ada disebelah Rusmaya, takut-takut ada kejadian yang tak diinginkan terjadi saat ia tak ada disampingnya. 35 tahun pula Rusmaya menahan rasa sakitnya. Selama itu pula Rusmaya terkulai lemas dikasurnya. Setiap kali Rusmaya kejang, ibu selalu melantunkan ayat suci untuk menenangkan anaknya. 

.

Sahabat kebaikan, dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki untuk modal usaha Bu Sri dan menemani Ibu Sri agar Rusmaya bisa menjalani terapinya secara rutin.