“Aku ingin tumbuh besar, berlari di taman sambil menggenggam tangan Ayah. Aku ingin memeluknya, bukan karena aku lemah dan sakit, tapi karena aku kuat karena aku akhirnya bisa menjaga beliau seperti beliau menjagaku..”

Namaku Razzaq, bayi kecil berusia 5 bulan yang masih berjuang untuk bertahan hidup.

Sejak aku membuka mata untuk pertama kalinya, dunia sudah memberiku ujian yang begitu besar. Dokter berkata aku mengalami Down Syndrome, kelainan jantung bawaan, penyempitan saluran tenggorokan, dan ketidaknyambungan antara usus dan lambung sejak lahir.

Belum cukup sampai di situ, hasil pemeriksaan terakhir menunjukkan bahwa aku mengalami Sinus Takikardia dengan Right Axis Deviation kondisi di mana detak jantungku berdetak jauh lebih cepat dari normal, menandakan jantung mungilku sedang bekerja terlalu keras. Kadang-kadang napasku tiba-tiba tersengal, dada terasa sesak, dan wajahku memucat. Saat itulah, Ayah akan langsung mendekapku erat, mencoba menenangkan detak jantungku yang berpacu melawan waktu.

Aku sudah pernah menjalani operasi, padahal tubuhku masih sangat kecil dan rapuh. Namun perjuanganku belum selesai. Dokter bilang, aku butuh perawatan intensif, pengawasan jantung terus-menerus, dan obat-obatan yang tidak boleh putus. Semua itu sangat mahal bagi ayahku, Pak Andri, seorang pedagang kacang rebus yang berjualan dari pagi hingga larut malam.

Setiap hari, ayah mendorong gerobaknya dengan satu tangan, sementara tangan lainnya memelukku di dada. Aku bisa merasakan detak jantung ayah yang penuh doa dan harapan. Dalam setiap langkahnya, ada cinta yang tidak pernah lelah. Panas terik, hujan deras, bahkan angin malam yang dingin, semuanya ia hadapi tanpa mengeluh — hanya agar aku bisa tetap berobat, agar aku bisa terus bernapas.

Kadang, saat aku terlelap di pelukannya, aku membayangkan…

Bagaimana kalau aku sembuh nanti?

Aku ingin tumbuh besar, berlari di taman sambil menggenggam tangan Ayah. Aku ingin memeluknya, bukan karena aku lemah dan sakit, tapi karena aku kuat karena aku akhirnya bisa menjaga beliau seperti beliau menjagaku.

Aku ingin bekerja keras agar Ayah tidak perlu lagi mendorong gerobak di bawah terik matahari. Aku ingin membuatnya bangga, membelikan baju baru, menemaninya ke masjid, dan berkata,

“Ayah, sekarang biar Razzaq yang gantian jaga Ayah.”

Namun untuk sampai ke sana, aku masih harus berjuang melewati malam-malam panjang, ruang perawatan, dan deru mesin monitor jantung yang tak pernah berhenti berbunyi. Kadang aku lelah, tapi setiap kali Ayah mengusap kepalaku dan berkata, “Bertahan ya, Nak…” — aku merasa kuat lagi.

Insan Baik, aku, Razzaq, masih ingin hidup.

Masih ingin melihat dunia lebih lama, dan suatu hari nanti… membahagiakan Ayahku yang telah berkorban segalanya untukku.

Setiap bantuanmu hari ini bisa menjadi bagian dari keajaiban itu memberi napas bagi jantung kecilku yang terus berjuang, memberi waktu bagi Ayah untuk tidak kehilangan harapan, dan memberi kesempatan bagiku untuk tumbuh menjadi anak yang sehat dan penuh cinta.

Izinkan aku bertahan hari ini, agar kelak aku bisa tersenyum untuk Ayahku esok hari.

Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk biaya pengobatan dan penunjang kesehatan Razzaq. Sebagian dana juga akan disalurkan kepada penerima manfaat dan program sosial kemanusiaan di bawah naungan Amal Baik Insani.