Bantu Bu Ipah Mengurus Adik Down Syndrome yang Sakit
terkumpul dari target Rp 70.000.000
Ibu Latipah / kak Ipah (45 tahun) adalah potret seorang anak dan kakak yang tak kenal lelah berjuang demi orang tua yang sangat disayanginya dan adiknya seorang penyandang disabilitas. Setiap hari ia harus mengurus, menjaga, dan mencari nafkah dengan mengandalkan warung jajanan.
Tuti adalah adik bungsu yang kini ia rawat dengan sepenuh hati, selain penyandang disabilitas (down syndrome), kini dik Tuti menderita penyakit kulit serius yang membuat seluruh tubuhnya gatal-gatal hebat sejak lebih dari 3 tahun lalu. kondisinya mentalnya membuat kak Ipah kesulitan mengurus dik Tuti, mulai memandikan, atau sekedar memakaikannya pakaian, “kalo gatelnya lagi jadi, bajunya selalu dibuka biar bisa garuk-garuk, dipotongin kukunya ngamuk, sampe tidur aja nggak mau pake kasur, ‘panas’ katanya.”
Kesedihan ditambah setelah kepergian sang ayah yang hanya selang 3 bulan setelah kepergian sang ibu yang juga ditahun yang sama 2024. Dalam kondisi yang serba salah antara berobat takut biayanya mahal belum lagi kondisi Tuti yang kadang suka ngamuk kalo mau diurus, tapi kak Ipah sayang sama Tuti dan ingin sang adik sembuh “walau kaya gini (down syndrome tadinya Tuti ini cantik, putih, rambutnya panjang, pingin Tuti sembuh tapu gimana?.”
“Takut saya kalo Tuti dibawa (Dinas Sosial) kata orang-orang nggak keurus malah tambah parah, kalo disini jelas saya urusin. ngga mau pisah lagi sama keluarga saya”. Keluarga besar kak Ipah pernah tinggal di Aceh, bahkan salah satu adiknya lahir disana, saat terjadi musibah tsunami 2004 keluarga kak Ipah terpencar selama beberapa tahun saat mengungsi, ayah bersama ibu membawa Tuti yang masih berusia 3 tahun.
Bantu Bu Ipah Mengurus Adik Down Syndrome yang Sakit
terkumpul dari target Rp 70.000.000