Raiyhan Kehilangan Satu Bola Matanya
terkumpul dari target Rp 60.000.000
Kisah Haru Raiyhan, Anak Yatim 5 Tahun yang Rela Kehilangan Mata Demi Melawan Kanker: Berjuang di Tengah Kesulitan Hidup dengan Ibu yang bekerja serabutan
Namanya Raiyhan , anak bungsu dari orangtua pekerja keras yang lahir dan dibesarkan di sebuah kampung di Kota Garut, Raiyhan baru berusia hampir lima tahun, namun diumurnya yang masih kecil itu Raiyhan harus terpaksa kehilangan penglihatannya.
Mata Raiyhan telah dioperasi dan diangkat karena mengidap kanker mata Berawal saat Raiyhan kecil, di mata kiri Raiyhan muncul bercak putih, merasa hal itu bukan masalah serius, saat itu keluarga hanya mengobati mata Raiyhan dengan obat tradisional.
Namun, semakin lama berak putihnya semakin banyak dan menimbulkan benjolan, sejak itulah Raiyhan dibawa ke Rumah Sakit di Garut dan dirujuk ke Bandung untuk dilakukan pengecekan keseluruhan betapa kagetnya Ibu Raiyhan setelah mendengar anaknya terkena Retinoblastoma kanker mata yang mengakibatkan Raiyhan tidak bisa melihat.
Dokter mengatakan dengan usia Raiyhan yang masih kecil, kanker matanya lebih membahayakan untuk Raiyhan dan harus segera dilakukan operasi pengangkatan bola mata Raiyhan yang saat itu masih sangat kecil harus bolak balik rutin melakukan serangkaian pemeriksaan yang tak kunjung usai
Kini mata kanan Raiyhan sudah tidak ada, hanya menyisakan ruang kosong di mata sebelah kanannya Dokter mengatakan Raiyhan harus terus melakukan kemoterapi dan serangkaian pemeriksaan lainnya untuk mencegah sel kanker muncul kembali.
Hingga saat ini, Raiyhan masih bolak balik Garut Bandung untuk melakukan pemeriksaan Namun, biaya transportasi dan akomodasi yang tidak murah mengakibatkan Raiyhan akhir-akhir ini kesulitan untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan lanjutan.
Ibu Raiyhan harus terpaksa berhenti ke Bandung dan tidak melakukan pemeriksaan Raiyhan selama lebih dari tiga bulan karena tidak memiliki biaya Ibu Raiyhan bekerja sebagai seorang petani, sehari-hari Ia bekerja di kebun milik orang lain dan mendapatkan penghasilan tidak lebih dari empat ratus ribu rupiah.
Sedangkan Ayah Raiyhan sudah meninggal sejak Raiyhan masih kecil sehingga Iu Raiyhan harus menghidupi kelima anaknya yang masih kecil sendirian tanpa seorang pendamping Kondisi Raiyhan yang menurun dan masih harus melakukan pengobatan membuat Ibu Raiyhan harus berkali-kali tidak bekerja.
Ibu Raiyhan harus terpaksa tidak bekerja karena kondisi Raiyhan yang sering kali menurun “saya sudah jarang bekerja, saya menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga Jadi kalau saya tidak bekerja, kami tidak makan Tetangga kadang suka ngasih nasi atau beras, kalau tetangga ngasih, alhamdulillah kita bisa makan nasi dan garam”
Ibu Raiyhan bahkan bercerita jika tetangga tidak ada yang memberi makan ketika Ibu Raiyhan tidak bisa bekerja, Ibu Raiyhan dan keluarganya harus menahan lapar bahkan sampai berhari-hari.
Kaka-kakak Raiyhan yang masih duduk dibangku SD pun juga terpaksa tidak bersekolah karena tidak memiliki bekal untuk pergi sekolah Sering sekali tidak sekolah dan tidak makan berhari-hari karena tidak memiliki biaya, Ibu Raiyhan terkadang semakin putus asa karena memikirkan biaya pengobatan Raiyhan yang tidak sedikit.
Raiyhan Kehilangan Satu Bola Matanya
terkumpul dari target Rp 60.000.000