Mata Rabun Pendengaran Kurang Bah Tolib berjualan Es
terkumpul dari target Rp 70.000.000
Tidak semua orang diberikan keadaan dan kesempatan yang nyaman untuk dijalani, Bah Tolib (64 tahun), setiap hari bekerja 12 jam untuk sekedar memenuhi kebutuhan. Sejak pagi sekali bah Tolib sudah keluar rumah mengumpukan barang rongsok dan pelatik bekas yang bisa dijadikan uang, siangnya abah berjualan es mambo dengan berkeliling.
Abah tinggal di kontrakan petak dengan istri dan kedua anaknya berhimpit berbagi tempat, jika hujan datang suasana semakin tidak nyaman karena atap rumahnya bocor sana sini dan hanya bisa di tutup terpal, apa daya renovasi tidak ada biaya dan mencoba komunikasi dengan pemilik pun tidak kunjung ada perbaikan.
Beban abah tidak ringan, selain usia kondisi pendengaran dan penglihatannya pun terganggu,kakinya yang renta harus menahan beban jualan yang mencapai 10Kg lebih membuat abah tertatih saat berkeliling dan harus sangat berhati-hati. abah punya alat pendengaran hanya saja sudah tidak berfungsi dengan baik.
“Pernah dulu kesenggol motor dideket jembatan sampe es pada jatuh, perasaan mah udah dipinggir da ngga jelas, mungkin dia kelakson juga da ngga kedenger. pas kesenggol orang nya mah cuma liat terus aja pergi” cerita abah sambil menunjuk suatu arah.
Hanya Rp.800 keuntungan penjualan abah dari setiap es yang dibeli anak-anak yang ditemuinya saat berkeliling dan Rp.20.000 adalah total keuntungan abah yang sudah membuatnya bahagia.
Keinginan abah tidak muluk, jika ada rezeki abah ingin mereparasi kulkas agar es mambo bisa si emak yang membuatnya dirumah karena selama ini kulkas abah rusak dan es mambo harus ambil dari orang lain yang mengharuskan abah ambil dulu sebelum keliling yang jaraknya tidak dekat dan keuntungan pun jadi lebih sedikit, dari sana abah bisa menabung untuk bisa memeriksakan matanya dan membeli alat pendengaran yang baru.
Mata Rabun Pendengaran Kurang Bah Tolib berjualan Es
terkumpul dari target Rp 70.000.000