14 Tahun Nada Terbaring ! Penjaja Keripik Terus Berjuan
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Ibu Erni Berjuang Sendirian: Mimpi dan Harapan di Balik Keripik yang Dijual Malam Hari
Waktu menunjukkan pukul 21.00 WIB saat kami tengah menuju ke salah satu mini market. Terlihat di depan mini market itu ada seorang ibu yang tengah membawa kedua anaknya sambil berjualan.
Ia menggendong salah satu anaknya yang tampak seperti sedang sakit. Kami segera menghampiri ibu itu seraya bertanya padanya, ternyata sampai malam itu barang jualannya yang berupa keripik belum terjual habis hingga terpaksa ia berjualan sampai malam seperti itu.
Ibu Erni (40) berkata dengan lirih, "Besok hari terakhir saya harus bayar kontrakan. Karena jika saya besok tidak bayar, saya harus keluar dari kontrakan. Jadi saya terpaksa berjualan sampai malam"
Sungguh sangat memilukan saat kami juga akhirnya mengetahui jika Nada (13) anak yang ia gendong mengidap kelumpuhan otak.
Nada yang telah berusia remaja tak bisa bermain ataupun beraktivitas seperti anak-anak lain seusianya. Ia hanya bisa terbaring setiap hari ataupun berada dipangkuan sang Ibu seperti saat ini.
Kondisi Nada yang tampak kurus terlihat sangat menyedihkan. Bukannya ibu Erni tak ingin melihat anaknya memiliki berat yang ideal, namun kondisi perekonomiannya yang sulit membuat ia tak bisa memenuhi kebutuhan gizi anaknya tersebut dengan layak. Bahkan terkadang ia harus menahan lapar demi melihat anak-anaknya bisa makan atau demi menabung untuk membayar kontrakan.
Belasan tahun Bu Erni merawat dan menjaga Nada, dengan harapan suatu hari Nada bisa sembuh dan menjalani kehidupan normal seperti teman sebayanya. Mimpi yang Bu Erni pupuk setiap hari, namun setiap hari pula mimpi itu seakan terus memudar.
"Mungkin kalau di bawa ke rumah sakit besar dan di obati rutin Nada bisa sembuh ya pa? Tapi jangankan untuk bawa Nada berobat, buat bayar kontrakan saja kami sering Nunggak" Ungkap bu Erni tertunduk.
Ibu Erni sudah mulai menyiapkan dagangan yang ia buat sendiri sejak pukul dua dini hari. Modal yang ia dapatkan berupa barang merupakan pinjaman dari sang Bandar pisang majikanya.
Ia harus mengolah sendiri jualannya dari bahan yang ia dapatkan. Biasanya ibu Erni akan segera berjualan setelah mengurusi kebutuhan anak-anaknya dan juga membereskan tempat tinggalnya. Ia juga terpaksa membawa kedua anaknya berjualan karena khawatir jika di tinggal di rumah.
Suaminya bekerja serabutan di luar kota hingga terkadang ia jarang bisa mengirim uang untuk kebutuhan ibu Erni karena penghasilannya yang tidak pasti. Karena itulah Bu Erni berusaha mencari penghasilan dengan menjajakan keripik buah tanganya.
Bu Erni berharap ia tak lagi harus bekerja dengan membawa Nada berkeliling. Serta bisa membawa Nada untuk berobat ke Rumah sakit Besar
"Kalau ada Rezeki, saya pengenya punya warung kecil-kecilan. Kasihan anak-anak harus kepanasan kadang keujanan saya bawa keliling jualan" Ungkap Bu Erni dengan tatapan menerawang.
Insani Baik, jangan biarkan Bu Erni berjuang seorang diri, mari kita bersamai perjuangannya agar dapat membawa Nada berobat dan memiliki Warung impiannya.
Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk pengobatan Nada serta menghadirkan tempat tinggal dan modal usaha bagi Bu Erni. Sebagian donasi juga akan digunakan untuk keberlangsungan program sosial kemanusiaan serta para penerima manfaat lain di bawah naungan dan pendampingan Amal Baik Insani
14 Tahun Nada Terbaring ! Penjaja Keripik Terus Berjuan
terkumpul dari target Rp 50.000.000