SEDIH Kanker Akut Terus Gerogoti Pemulung Ini
terkumpul dari target Rp 142.000.000
“Dibilang kuat ya ga kuat, istri saya juga suka melarang buat mulung dan tetap tinggal di rumah saja biar dia yang cari uang. Tapi saya enggak tega, saya lawan rasa sakit di dada saya. Uangnya juga kan buat biaya saya berobat ke dokter. Biayanya mahal, makanya saya tetap mulung,”
Hal itu diungkapkan Pak Aan yang tengah menderita kanker paru-paru stadium 4A. Di kondisinya yang sedang sakit, ia seringkali memaksakan dirinya untuk memulung demi mendapat rupiah.
Kini rambut Pak Aan semuanya sudah rontok, dan tubuhnya kurus sekali digrogoti kankernya.
Belum lagi punggungnya yang penuh bekas suntikan, karena di dalam paru-paru pak Aan terdapat cairan yang rutin harus dikeluarkan.
Kurang lebih sudah sekitar 100 kali punggung pak Aan ditusuk jarum suntik. 2-3 liter cairan dikeluarkan setiap kali penyedotan yang ia lakukan di rumah sakit.
Sejak Agustus 2020, sudah 17 bulan dalam setiap seminggu dua kali Pak Aan dan sang istri harus pergi ke rumah sakit untuk melakukan penyedotan cairan di paru-parunya dan terkadang harus opname sampai seminggu full untuk kemoterapi menghilangkan kankernya yang sudah akut.
Kemoterapi sudah sampai 40 kali pak Aan jalani demi berharap bisa sembuh lagi dan tidak merepoti istri.
Biaya yang tak sedikit memaksa sang istri berkali-kali meminjam uang kepada tetangga dan koperasi agar bisa membawa sang suami ke rumah sakit.
Untuk ongkos pulang pergi saja 500 ribu sekali jalan, belum termasuk biaya pengobatan tambahan dan obat yang harus Pak Aan minum setiap hari. Kurang lebih sampai Rp4 juta sekali berobat.
Keduanya hidup dalam perekonomian yang sulit, Pak Aan meski sedang sakit tetap memulung keliling kampung mencari barang bekas dengan penghasilan sekitar Rp20-40 ribu. Dan sang istri berjualan kecil-kecilan di depan rumah dengan penghasilan sekitar Rp80 ribu paling banyak.
Hanya kisaran Rp100 ribu yang bisa mereka kumpulkan dalam sehari. Angka yang sangat jauh dari kata cukup untuk makan dan kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk biaya pengobatan Pak Aan. Belum lagi warung istrinya yang juga sudah tutup karena harus bolak-balik rumah sakit dan uang modalnya juga kepakai untuk berobat.
Kini BPJS pak Aan juga sudah mati karena istrinya tidak sanggup membayar. Belum lagi pengobatan pak Aan yang terus jalan dan membutuhkan biaya yang sangat besar jika tidak ditanggung BPJS.
Pak Aan masih terus kesakitan! Sesegera mungkin Pak Aan harus melajutkan ke tindakan yang lebih serius, karena jika terlambat, dapat mengakibatkan pada kematian.
Namun karena biaya yang tak sedikit, memaksa Pak Aan harus tetap bersabar. Oleh karena itu, Pak Aan membutuhkan uluran tangan saudara-saudara agar bisa kembali pulih.
Tak hanya mendoakan dan berdonasi, saudara-saudara juga bisa membagikan halaman galang dana ini agar semakin banyak yang turut menemani perjuangan ini.
SEDIH Kanker Akut Terus Gerogoti Pemulung Ini
terkumpul dari target Rp 142.000.000