Kakek Ajum di usia tuanya justru dihantui dengan ketakukan akan kehilangan kakinya.

Berawal dari luka ringan di kaki kanannya sekitar 1 tahun lalu, Kakek Ajum tidak menyangka luka tersebut menjadi separah sekarang. 3 bulan Kakek Ajum tidak menganggap serius luka tersebut, ternyata lukanya makin membesar dan parah. Keluarga membawanya ke puskesmas untuk diperiksa, diagnosa diabetes yang dikeluarkan dokter saat itu ternyata meleset karena luka di kakinya tidak kunjung membaik. Kakek Ajum akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut, hasil pemeriksaan menunjukkan luka tersebut menjadi kanker kulit dan harus segera ditindak lanjuti dengan operasi.

Meski ingin, Kakek Ajum tidak memiliki biaya untuk menjalankan operasi untuk kanker kulit yang dideritanya. Penghasilan berjualan jambu yang biasa didapatkan sehari-hari hanya cukup untuk makan hari itu saja. Anak dan menantu yang tinggal bersama Kakek Ajum juga tidak bisa membantu banyak karena penghasilan yang juga tidak seberapa. Anaknya bekerja sebagai buruh bangunan, sedangkan menantunya kerapkali membantu Kakek Ajum berjualan jambu.

   

Kini setelah hampir satu tahun, kanker kulit di kakinya menjadi sangat parah dan bagian kaki dengan luka tersebut mulai membusuk. Kakek Ajum lebih banyak menghabiskan waktunya berbaring di kasur karena sakit di kakinya. Usaha anaknya untuk melakukan pengobatan luka yang ternyata kanker kulit itu tidak membuahkan hasil. Jika tidak segera dilakukan operasi, Kakek Ajum terancam akan kehilangan kaki kanannya karena pembusukan yang akan terus merambat.

#SahabatBerbagi, mari kita hadirkan kebahagiaan dengan membantu Kakek Ajum untuk dapat menjalani operasi kanker kulit yang ada di kaki kanannya. Klik DONASI SEKARANG dan jangan lupa sebarkan kisah ini.